Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

harbisindoAvatar border
TS
harbisindo
Waduh, Vaksinasi Saja Tak Cukup Tekan Risiko Tertular Omicron
Waduh, Vaksinasi Saja Tak Cukup Tekan Risiko Tertular Omicron

Kasus infeksi virus corona varian Omicron yang melaju cepat di berbagai negara membuat masyarakat perlu waspada, karena vaksinasi tak saja tidak cukup untuk mengurangi risiko tertular.

Meski demikian, menurut laporan Antara pada Rabu (12/01/2021), penanganan Omicron masih sama dengan varian Covid-19 lainnya, vaksinasi dan protokol kesehatan masih paling efektif untuk mencegah penularan Omicron lebih lanjut.

Para peneliti masih melakukan studi mendalam tentang Omicron. Sejauh ini telah ditemukan bahwa Omicron memiliki lebih dari 50 mutasi dengan lebih dari 30 mutasi pada spike protein.

Gejala dari varian Omicron sejauh ini ringan dan dapat diobati secara mandiri di rumah. Gejala ringan yang dimaksud adalah kelelahan, nyeri tubuh, dan sakit kepala selama dua hari.

Pasien tidak kehilangan penciuman atau rasa dan tidak ada penurunan kadar oksigen, tidak seperti pada varian Delta. Namun, data tersebut hanya diperoleh dari pasien berusia 40 tahun atau lebih muda. Belum ada laporan yang komprehensif mengenai gejala yang dialami pasien lanjut usia.

Fakta lain dari Omicron adalah berpotensi lima kali lebih menular daripada varian Delta, berpotensi menyerang survivor yang telah terinfeksi varian lain. Selain itu, dilaporkan di covid19.go.id (per 3 Januari 2022) bahwa Omicron telah terdeteksi di 132 negara dan diperkirakan akan terus menyebar dengan cepat.

Jika Anda mengalami satu atau lebih gejala di atas, jangan ragu untuk segera melakukan pemeriksaan. Khususnya bagi mereka yang berisiko tinggi terpapar, misalnya yang baru saja bepergian ke luar daerah atau ke luar negeri sebaiknya melakukan pemeriksaan secara rutin.

Baca : Infeksi Omicron, Organ Khusus Ini Menjadi Target Utama Virus

Dengan protokol pengujian reguler, mereka yang dites positif dapat diidentifikasi lebih cepat dan memulai pemulihan mereka lebih cepat, yang dapat mengurangi kecepatan penyebaran infeksi.

"Jangan meremehkan ancaman yang mengintai varian terbaru Omicron COVID-19. Kami mengimbau masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan. Jangan menunggu sampai gejala memburuk, segera berkonsultasi dengan dokter di telemedicine yang tersedia setiap saat," ujar Dr Adhiatma Gunawan, Head of Medical Good Doctor Technology Indonesia.


Amerika Serikat yang telah menyelesaikan cakupan vaksinasi dosis lengkap 61% dari populasinya, masih mengalami peningkatan kasus positif dan angka kematian Covid-19. Tren yang sama juga dialami Norwegia dengan coverage mencapai 71%, bahkan Korea Selatan dengan coverage 92%.

Data tersebut menunjukkan bahwa cakupan vaksinasi yang tinggi tidak dapat sepenuhnya mencegah penularan tanpa protokol kesehatan yang ketat. Gregory Poland, Kepala Kelompok Penelitian Vaksin Mayo Clinic yang berpusat di Minnesota, Amerika Serikat, mengatakan bahwa pihaknya sudah meneliti virus ini selama dua tahun dan sekarang yang menjadi perhatian adalah varian kelima.

"Hal ini akan terus terjadi sampai kami dapat meyakinkan publik dan ini adalah bukti nyata, bahwa kita harus memakai masker di dalam ruangan, sampai kita divaksinasi dan di-booster, hal ini akan terus terjadi," kata Poland.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga merekomendasikan bahwa langkah paling efektif yang dapat dilakukan individu untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19 adalah dengan menjaga jarak fisik minimal 1 meter dari orang lain, menggunkan masker secara tepat, membuka jendela untuk meningkatkan ventilasi, menghindari ruang yang berventilasi buruk atau ramai, menjaga tangan tetap bersih, batuk atau bersin ditutupi siku yang ditekuk atau tisu, serta divaksin.

Sumber : https://bisnisindonesia.id/article/v...rtular-omicron



Diubah oleh harbisindo 12-01-2022 08:26
0
332
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan