Jawa timur televisi atau channel jtv adalah televisi dengan siaran terpaksa dan dengan kualitas acara yang tidak stabil. Bahasa menjadi faktor keterpaksaan siaran jtv yaitu terdapat bahasa jawa timur dan madura sehingga jtv melakukan siaran tetap untuk bisa menjual bahasa jawa timur dan madura ke media nasional.

Jtv kehilangan konsep untuk menyediakan siaran berkualitas tentang berita khusus di jawa timur dan hanya menawarkan ciri khas bahasa penyiar untuk memaksakan diri melakukan siaran media secara nasional. Jtv dengan konsep labil terus menyiarkan berbagai acara yang tidak konsisten dan monoton dan jtv tidak memiliki kapasitas siaran maksimal untuk meliput setiap sudut wilayah jawa timur yang kaya dengan berbagai kegiatan sosial dan alam. Jtv kehilangan konsep untuk memadukan kearifan pulau jawa, sehingga tidak menampilkan bahasa nasional di seluruh acara penyiaran

Kelompok masyarakat jawa timur tidak mendapatkan ekosistem jtv, sehingga jtv menjadi pasive media untuk jawa timur ditambah perkembangan media saing jtv menjadi kehilangan arah siaran dan menyajikan siaran iklan dengan durasi panjang untuk mengisi kekosongan siaran jtv. Jtv tidak mendapati konsep sinetron berbahasa jawa sebagai strategi mempersembahkan pembelajaran bahasa untuk milenial dan dengan berita politik berbahasa jawa yang tidak jelas jtv menjauh dari kejayaan siaran di tengah media Indonesian konsep.

Jtv menjadi media televisi dungu dengan mengalami penurunan kualitas siaran yang terus mendapat tawaran siaran produk jual beli dan iklan. Jtv tidak pernah menemukan harta dari jawa timur yang diharapkan banyak masyarakat sebagai upaya mempromosikan jawa timur kepada Indonesia dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah. Wartawan jtv yang tidak memiliki akses melakukan liputan adalah tantangan terbesar jtv bersaing dengan media nasional sekaligus menciptakan ekosistem positif di jawa timur sebagai media televisi utama. Kegiatan masyarakat di jawa timur adalah kunci kesuksesan siaran jtv untuk bangkit menuju siaran bahasa nasional.