Melakukan kegiatan sendirian kadang terdengar mengasyikkan. Jalan - jalan sendiri membebaskan seseorang dari keluhan teman yang menyebalkan. Solo traveling membuat seseorang terlihat keren. Bekerja seorang diri bisa membuat seseorang kreatif.

Menyendiri adalah satu jalan kemandirian. Saat seseorang tidak bersama siapa - siapa, kepercayaan dirinya meningkat. Itu membuatnya merasa tertantang untuk keluar dari zona aman dan berkembang.

Perkembangan dirinya mengebalkan mentalnya. Tidak pernah merepotkan orang lain menjadi gayanya. Membantu orang dalam posisi terjepit menjadi kebiasaanya. Kemandirian terbentuk, dan menguat sampai dirinya tak sadar bahwa ia telah melakukan banyak hal dalam waktu yang singkat.

Pencapaian itu mengejutkan sekaligus membanggakan dirinya. Karena ia tak pernah menyangka bahwa ia bisa. Keyakinannya memperkokoh niatnya untuk berbuat lebih banyak, berbuat lebih baik.

Orang - orang tidak menyangkal prestasinya. Mereka secara tidak langsung mengantarkan ke kemajuan selanjutnya. Dukungan suportif mereka memuluskan jalan menuju puncak kemandiriannya.

Namun kemandirian seseorang bisa mampir menuju kejayaan membeku. Saat seseorang di atas puncak, hanya langit yang menemaninya. Orang - orang beralih mendukung selain dirinya. Prestasi di dinding tetap aman, namun hingar - bingarnya perlahan memudar.

Kebanggaan direnggut waktu. Kejutan diganti pengulangan yang membatu. Momen itu menggiring dirinya, kepada kegamangan seberapa kuat kemandiriannya. Sementara keinginan mulianya masih terjaga.

Ia masih ingin berbuat sesuatu meski tidak sebanyak dulu. Keyakinan dirinya mulai mengikuti harmoni semesta. Menjadi seorang pahlawan bagi banyak orang dianggap kisah kuno. Gaya hidup soliter kini seperti dongeng fana.

Jeda introspektif mengantar dirinya, kepada pengertian seberapa kebal mentalnya. Tantangan mulai hambar. Kepercayaan diri turun. Kini menyendiri menjadi tak benar - benar sendiri.

Seseorang akan tetap berjalan di atas kemandiriannya. Bertemu kesadaran membuat kemandirian menjadi lebih lengkap.