- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sisi Lain Demokrasi Di Indonesia!
TS
c4punk1950...
Sisi Lain Demokrasi Di Indonesia!

Kembali lagi kita membahas politik, karena semakin dikulik memang semakin asik. Apalagi kalau diri kita ikut pesta pora di ranah politik Indonesia, apakah akan banyak uang atau utang?
Terlebih demokrasi di Indonesia selepas orde baru, semakin kebablasan. Bayangkan beda pilihan nyawa melayang, keluarga cerai gara-gara beda capres, ini tentu saja sebagai praktek demokrasi yang bermasalah.
Menariknya demokrasi emosional ini bukan di Indonesia saja, tapi di seluruh dunia pun serupa. Bahkan disusupi oleh agenda fundamentalis.

Contohnya, seperti terpilihnya Trump, kasus referendum Brexit, dan politik Duterte yang main tembak para kriminal, Putin yang sangat perkasa, kontroversi Erdogan, hingga Mahathir Muhammad yang terpilih lagi di Malaysia dan lainnya ini merupakan contoh demokrasi yang emosional. Bukan berarti mereka salah, karena demokrasi tidak melihat benar dan salah tetapi tergantung voting sesuai kemufakatan atau suara terbanyak.
Maka demokrasi rasanya perlu di kritik, sebelumnya kita harus mengenal apa itu demokrasi?
Quote:

Sinplenya demokrasi adalah bagi-bagi kekuasaan, bagi-bagi kewenangan. Bagaimana caranya setiap individu memiliki akses untuk berkuasa, memanifestasikan visi dan misinya dalam gagasan bernegara. Setiap kehendak dihormati, bila kehendak itu berakumulasi menjadi cukup banyak maka bisa saja menjadi kehendak negara.
Demokrasi ini dikritik oleh Plato dan Aristoteles, ane kutip sedikit
Quote:

Jadi sebenarnya, kita tidak boleh mempersilahkan masyarakat atau rakyat untuk menjadi pengambil keputusan dari kebijakan negara. Karena masyarakat adalah pengambil keputusan yang tidak baik, karena masyarakat memutuskan berdasarkan ketidak tahuan, prasangka hati, kebencian, rasa suka dan lainnya.
Contoh simple, orang mudah menghujat tanpa mengetahui apa masalahnya. Bahkan pemilu yang dicoblos pun, bukan berdasarkan kerjanya tapi asal saja, yang penting nyoblos kalau ga nyoblos haram!
Jadi Plato memberikan gambaran bagaimana bila rakyat dipersilahkan untuk mengurusi masalah negara, maka hasilnya adalah kehancuran atau anarki.

Ujungnya akan lahir pemimpin-pemimpin yang tidak berkualitas, bukan berfikir memajukan negara tetapi akan berfikir kebijakannya di dukung oleh rakyat. Maka tak salah kalau beda pemimpin akan beda kebijakan, yang penting rakyat senang keinginannya terpenuhi, lalu terpilih jadi dua periode habis perkara.
Bagaimana mungkin pemimpin bisa memuaskan kepentingan semua rakyatnya! Tentu, hal itu mustahil. Jadi ketika dua kepentingan saling berseteru di masyarakat, tentu calon pemimpin akan berjanji semua kepentingan akan di akomodasi padahal jelas tak mungkin. Maka hasilnya sang pemimpin akan berbohong, jadi fenomena bohong di kalangan pemimpin itu bukan karakter namun sistematis.

Makanya Plato berfikir jauh, tidak akan ada pemimpin yang becus kerjanya di negara dengan sistem demokrasi, karena tidak bisa memuaskan kepentingan semua orang, dan pasti ingkar janji ketika sudah memimpin.
Sedangkan pemimpin yang baik adalah sosok yang didukung oleh kualitasnya dibidang hukum, bukan untuk mencoba berdamai dengan kehendak yang di inginkan oleh rakyat.

Aristotelespun berpendapat hampir serupa dengan Plato, namun yang menarik adalah kritikan dari pengamat politik, Universitas Northwestern Amerika Serikat, Prof.Jeffrey Winters yang terkenal dengan bukunya "Oligarki". Dia berpandangan Indonesia itu bukanlah demokrasi yang sesungguhnya. Jasad demokrasi di Indonesia itu telah dikuasai oleh ruh oligarki, jadi menurutnya oligarki itu lebih banyak berbasis pada uang dan kekayaan serta dimiliki oleh sejumlah elit. Sedangkan elit sejauh ini lebih banyak didukung berdasarkan status, posisi resmi, kapasitas mobilisasi, dan kekerasan.
Maka yang terjadi, kesenjangan ekonominya akan sangat timpang, dimana sekelompok orang berkuasa atas segala hal, sementara sisi lainnya ekonomi morat-marit, mere ge hese apalagi buat makan.

Maka dimana ada demokrasi maka disitu akan ada oligarki, karena demokrasi membuka akses yang seluasnya untuk stratifikasi sosial dan ekonomi yang sangat jauh. Dan sekarang di Indonesia oligarkilah yang sedang berkuasa.
Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.


"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2022
referensi : klik, klik
Pic : google




hippopotamus93 dan jokoariyanto memberi reputasi
2
582
2
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan