- Beranda
- Komunitas
- News
- Citizen Journalism
“SEGO OTOT” MAKANAN KHAS FAVORIT MASYARAKAT LANDUNGSARI


TS
fadia210
“SEGO OTOT” MAKANAN KHAS FAVORIT MASYARAKAT LANDUNGSARI
Makanan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang terpenting dan satu-satunya energi bagi tubuh manusia (Amaliyah, 2017: 2). Makanan ini terbuat dari bahan hewani maupun nabati yang dimana manusia tidak bisa hidup tanpa makan dan minum sebagai pendampingnya. Menurut Notoadmodjo (2003) makanan memiliki beberapa fungsi, antara lain memelihara pertumbuhan dan perkembangan, menghasilkan energi untuk beraktivitas, mengatur metabolisme tubuh, dan berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh. Tidak dapat dipungkiri bahwasaanya Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang mempunyai keanekaragaman yang khas disetiap wilayahnya. Hampir semua masakan di Indonesia terbuat dengan cita rasa bumbu dan rempah-rempah yang membuat rasa masakan itu unik dan berciri khas. Jawa Tengah merupakan salah satu penghasil makanan yang khas dengan rasa yang lezat. Contohnya di Kota Pekalongan, tepatnya di desa Landungsari yang memiliki makanan khas yang sering disebut dengan “SEGO OTOT”.
Nasi otot atau sego otot adalah nasi campur yang disajikan dengan sayur dan olahan-oalahan otot sapi atau kerbau. Mungkin di Pekalongan saat ini makanan khas yang terkenal adalah megono dan soto tauconya. Tetapi ternyata ada satu makanan lagi yang membuat orang-orang mencarinya, yaitu nasi otot. Keistimewaan dari sego otot ini adalah kekenyalan pada otot-otot sapi atau kerbaunya yang menggiurkan lidah si pemakan. Sego otot tak jarang ditemukan di warung-warung biasa, akan tetapi banyak di temukan di daerah Landungsari. Maka dari itu Landungsari terkenal dengan makanan khasnya berupa sego otot.
Meski yang dimasak adalah urat-urat sapi atau kerbau, namun memiliki tekstur yang lembut dan mudah dikunyah. Biasanya urat-urat sapi atau kerbau ini dimasak dengan tambahan bumbu kelapa muda. Sego otot ini lebih nikmat jika ditambahkan sambal atau kuah extra pedas. Tambahan pete, megono dan gorengan menjadi keistimewaan untuk menyantap sego otot.
Warung Kalong salah satu penjual sego otot yang sudah terkenal di berbagai daerah, kususnya di Landungsari. Warung kalong tidak mempunyai cabang dan hanya terletak di Landungsari saja, maka dari itu tak heran jika setiap harinya di kunjungi oleh banyak orang untuk makan disana. Warung ini sudah berdiri sejak lama akan tetapi baru terkenal akan kekhasan sego ototnya. Setelah saya melakukan wawancara kepada pembeli disana, ternyata yang diincar dari warung kalong ini adalah sego ototnya. Rasanya lezat dan nikmat sehingga membuat para pembeli ketagihan.
Olahan-olahan otot sapi yang kenyal dan gampang unuk digigit saat memakannnya. Warung kalong ini juga menjadi recomend warung makan yang lezat untuk para semua pecinta kuliner terutama menu sego otot.
Sego otot kini menjadi incaran kuliner malam di Landungsari. Menurut Tri Mulyo pemilik warung, tak hanya dari daerah Landungsari dan sekitarnya saja, akan tetapi dari berbagai desa, bahkan sampai ada dari luar kota. Dan hal yang tak terduga, mereka hanya senagaja ingin membeli sego otot dan rela mengantri panjang. Sekitar jam sembilan malam, warung sudah dipenuhi antrian untuk membeli sego otot, sampai-samapai penjual kuwalahan untuk melayaninya. Beliau juga mengatakan sehari itu habis kkurang lebih 15kg otot sapi atau kerbau. Sego otot perposi dihargai 17 ribu belum dengan minumannya. Biasanya para pembeli kurang afdhol jika menikmati sego otot tidak dengan megono, pete, dan gorengan. Hal itu yang sangat disukai oleh pembeli dalam menikmati hidangan sego otot ini.
Dibalik rasanya yang mantap dan lezat, ternyata pembuatan olahan-olahan otot ini cukup berdurasi panjang. Dengan rempah-rempah pilihan yang membuat masakan menjadi lebih khas. Pembuatan olahannya kurang lebih 3 jam agar otot tersebut lembut dan mudah di makan. Adapun proses-prosesnya juga tidak mudah, dengan membersihkan urat-urat tersebut. Tetapi itu semua tidak mengecewakan, karena itu istimewa bagi para pelanggan dan menimbulkan respon yang positif dari pelanggan. Tri Mulyo mengatakan hal ini sungguh sangat melelahkan, tetapi lelah tersebut terbayar dengan kepuasan pelanggan dan kesuksesan usaha warungya ini.
Nur Hidayah salah satu pelanggan setia warung kalong mengatakann bahwa ia sangat menyukai sego otot di warung kalong, apalagi ditambah dengan megono dan sambal. Harga yang segitu termasuk murah dan bikin ketagihan banget. Hidayah awalnya tidak menyukai sego otot dan ketika makan biasanya menggunkan nasi campur biasa. Tetapi kata Hidayah ingin mencoba dan penasaran karena konon katanya seto otot di warung kalong ini enak, dan akhirnya Hidayah mencobannya. Makanan ini menjadi khas banget sekarang di Landungsari, dengan rasanya yang enak, bumbunya kerasa banget, dan dan ototnya yang lembut, penuturannya.
Dengan adanya menu makanan sego otot ini, kini Landungsari dijuluki sebagai wisata kuliner malam. Dikatakan kuliner malam karena warung-warung yang menjual sego otot ini berjualan di malam hari bahkan hingga dini hari. Bermalam di Landungsari yang dulunya sepi seperti tak berpenghuni, kini menjadi ramai layaknya di siang hari. Banyak orang yang berdatangan hanya untuk menyantap sebuah hidagan. Tak lain pula yang disantap itu adalah sego otot. Begitu antusiasnya masyarakat Landungsari dengan makanan sego otot.
Nasi otot atau sego otot adalah nasi campur yang disajikan dengan sayur dan olahan-oalahan otot sapi atau kerbau. Mungkin di Pekalongan saat ini makanan khas yang terkenal adalah megono dan soto tauconya. Tetapi ternyata ada satu makanan lagi yang membuat orang-orang mencarinya, yaitu nasi otot. Keistimewaan dari sego otot ini adalah kekenyalan pada otot-otot sapi atau kerbaunya yang menggiurkan lidah si pemakan. Sego otot tak jarang ditemukan di warung-warung biasa, akan tetapi banyak di temukan di daerah Landungsari. Maka dari itu Landungsari terkenal dengan makanan khasnya berupa sego otot.
Meski yang dimasak adalah urat-urat sapi atau kerbau, namun memiliki tekstur yang lembut dan mudah dikunyah. Biasanya urat-urat sapi atau kerbau ini dimasak dengan tambahan bumbu kelapa muda. Sego otot ini lebih nikmat jika ditambahkan sambal atau kuah extra pedas. Tambahan pete, megono dan gorengan menjadi keistimewaan untuk menyantap sego otot.
Warung Kalong salah satu penjual sego otot yang sudah terkenal di berbagai daerah, kususnya di Landungsari. Warung kalong tidak mempunyai cabang dan hanya terletak di Landungsari saja, maka dari itu tak heran jika setiap harinya di kunjungi oleh banyak orang untuk makan disana. Warung ini sudah berdiri sejak lama akan tetapi baru terkenal akan kekhasan sego ototnya. Setelah saya melakukan wawancara kepada pembeli disana, ternyata yang diincar dari warung kalong ini adalah sego ototnya. Rasanya lezat dan nikmat sehingga membuat para pembeli ketagihan.
Olahan-olahan otot sapi yang kenyal dan gampang unuk digigit saat memakannnya. Warung kalong ini juga menjadi recomend warung makan yang lezat untuk para semua pecinta kuliner terutama menu sego otot.
Sego otot kini menjadi incaran kuliner malam di Landungsari. Menurut Tri Mulyo pemilik warung, tak hanya dari daerah Landungsari dan sekitarnya saja, akan tetapi dari berbagai desa, bahkan sampai ada dari luar kota. Dan hal yang tak terduga, mereka hanya senagaja ingin membeli sego otot dan rela mengantri panjang. Sekitar jam sembilan malam, warung sudah dipenuhi antrian untuk membeli sego otot, sampai-samapai penjual kuwalahan untuk melayaninya. Beliau juga mengatakan sehari itu habis kkurang lebih 15kg otot sapi atau kerbau. Sego otot perposi dihargai 17 ribu belum dengan minumannya. Biasanya para pembeli kurang afdhol jika menikmati sego otot tidak dengan megono, pete, dan gorengan. Hal itu yang sangat disukai oleh pembeli dalam menikmati hidangan sego otot ini.
Dibalik rasanya yang mantap dan lezat, ternyata pembuatan olahan-olahan otot ini cukup berdurasi panjang. Dengan rempah-rempah pilihan yang membuat masakan menjadi lebih khas. Pembuatan olahannya kurang lebih 3 jam agar otot tersebut lembut dan mudah di makan. Adapun proses-prosesnya juga tidak mudah, dengan membersihkan urat-urat tersebut. Tetapi itu semua tidak mengecewakan, karena itu istimewa bagi para pelanggan dan menimbulkan respon yang positif dari pelanggan. Tri Mulyo mengatakan hal ini sungguh sangat melelahkan, tetapi lelah tersebut terbayar dengan kepuasan pelanggan dan kesuksesan usaha warungya ini.
Nur Hidayah salah satu pelanggan setia warung kalong mengatakann bahwa ia sangat menyukai sego otot di warung kalong, apalagi ditambah dengan megono dan sambal. Harga yang segitu termasuk murah dan bikin ketagihan banget. Hidayah awalnya tidak menyukai sego otot dan ketika makan biasanya menggunkan nasi campur biasa. Tetapi kata Hidayah ingin mencoba dan penasaran karena konon katanya seto otot di warung kalong ini enak, dan akhirnya Hidayah mencobannya. Makanan ini menjadi khas banget sekarang di Landungsari, dengan rasanya yang enak, bumbunya kerasa banget, dan dan ototnya yang lembut, penuturannya.
Dengan adanya menu makanan sego otot ini, kini Landungsari dijuluki sebagai wisata kuliner malam. Dikatakan kuliner malam karena warung-warung yang menjual sego otot ini berjualan di malam hari bahkan hingga dini hari. Bermalam di Landungsari yang dulunya sepi seperti tak berpenghuni, kini menjadi ramai layaknya di siang hari. Banyak orang yang berdatangan hanya untuk menyantap sebuah hidagan. Tak lain pula yang disantap itu adalah sego otot. Begitu antusiasnya masyarakat Landungsari dengan makanan sego otot.
0
686
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan