aku di kota besar,
seperti kotak kotak yang tersusun menjadi pohon tak berdaun
lalu air hujan resah mencari akar
yang di temui hanya aku

sepanjang benang membentang
semut sibuk mereka reka cerita
dari ujung pagi sampai datang petang
semua resah, bimbang
kecuali hari jumat dan sabtu
kecuali aku

di atas meja tanpa taplak
tanaman yatim piatu tepat disampingmu
terkurung kaca tanpa jendela
sepasang kaki, tertimbun batu
kecuali tangannya yang masih menari
kecuali matanya yang melihat foto mu sesekali

di lembar ketiga dulu ku menulis nama
di lembar ketiga ku lem gambarmu
di lembar ketiga itu,
aku melihat mu bersama nya