Sejarah ditulis oleh pemenang, itu kata-kata yang diungkapkan oleh Winston Churchill mantan perdana menteri Britain paling terkenal di dunia, kalau bahasa Inggrisnya HISTORY has been writen by the victors.

Pada dasarnya hal ini memang dapat diterima logika. Karena peristiwa yang terjadi di masa lampau tentu akan ditulis oleh seseorang, dari kalangan penulis, wartawan dan sebagainya bahkan walau ada rekam jejak digitalnya sekalipun agak sulit mengungkap hal yang terjadi sebenarnya.

Maka jangankan untuk mengungkap sejarah kerajaan Majapahit, untuk mengungkap misteri peristiwa 1998 saja sulitnya minta ampun. Padahal jejak digital ada, namun jejak itu hanya di hari terjadinya peristiwa tersebut, untuk membahas lebih lanjut alasan kenapa dapat terjadi sebuah peristiwa, bahkan nama tokoh yang terlibat akan banyak versi, akan banyak simpang siur karena semua menulis dengan versinya masing-masing dan yang diajarkan tentu sejarah yang baik-baik saja.



Apalagi berkaitan dengan masa pemerintahan orang yang berkuasa di saat tulisan itu dibuat. Tentu tulisan yang mengkritik akan kurang populer dibandingkan tulisan yang lebih bijak, tulisan yang tidak menghakimi penguasa saat itu, bahkan tulisan yang condong memang berat sebelah.

Sejarah secara literasi memang tak pernah utuh, akan ada saja celah kosong yang hilang dan menjadi misteri. Terkadang sejarah seperti pesan berantai yang di ceritakan dari mulut ke mulut, terkadang pencerita A ke B hanya satu paragraf menceritakan kejadian dari sumbernya langsung namun seiring perjalanan waktu dari B hingga ke Z akan ada penambahan kata, bahkan bisa menjadi satu buku. Hal ini mirip seperti gosip tetangga jadinya.

Penambahan itu disesuaikan dengan kebutuhan saat itu bila sejarah yang diceritakan untuk memompa semangat, menambah rasa optimis bernegara, memberikan rasa superior bagi yang membacanya maka tulisan sejarah akan peristiwa tersebut akan memberikan data yang baik dan positif.



Namun sebaliknya bila peristiwa itu dianggap aib, dan menyudutkan banyak pihak maka sejarah yang diceritakan dimana awalnya satu paragraf bisa saja tinggal satu kata atau dihilangkan.

Jadi Sejarah itu ada kebohongan dong?



Jadi hoax memang dibutuhkan untuk menjaga identitas suatu negara, institusi, kelompok bahkan agama dalam sebuah sejarah yang beredar di permukaan agar tidak terlalu buruk di mata publik. Begitulah kira-kira pendapat ane kali ini.



Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik
Pic : google