- Beranda
- Komunitas
- News
- Militer dan Kepolisian
Kongres AS Menganggarkan Rp 700 Miliar Untuk Perbaikan Kapal Selam USS Connecticut


TS
si.matamalaikat
Kongres AS Menganggarkan Rp 700 Miliar Untuk Perbaikan Kapal Selam USS Connecticut
Update terbaru datang dari kapal selam serang nuklir USS Connecticut milik US Navy yang kini mengalami kerusakan pada bagian kubah sonarnya setelah menabrak gunung bawah laut di kawasan Laut China Selatan pada 2 Oktober 2021, saat ini kapal selam tersebut berada di negara bagian Washington untuk melakukan perbaikan. Kapal tiba pada 19 Desember 2021, di mama sebelumnya pada 12 Desember 2021 USS Connecticut transit selama 3 hari di San Diego, dan dua bulan sebelumnya parkir di Guam untuk perbaikam sementara.
Mengutip artikel TheDrive.comKongres AS telah mengalokasikan anggaran mencapai US$ 50 juta atau sekitar Rp 713 miliar untuk perbaikan USS Connecticut. Dalam rancangan undang-undang (RUU) kebijakan pertahanan tahunan untuk Tahun Anggaran 2022. Undang-undang tersebut telah menyetujui US$ 10 juta (Rp 140 miliar) untuk memperbaiki kubah sonar dan US$ 40 juta (Rp 699 miliar) untuk "perbaikan darurat" lainnya. RUU yang disebut sebagai "National Defense Authorization Act (NDAA)" sudah mulai dirancang pada awal bulan ini, dan sekarang tinggal menunggu persetujuan Presiden Joe Biden untuk menandatanganinya menjadi undang-undang atau memvetonya.
Setelah kecelakaan pada 2 Oktober 2021, kapal selam itu tertatih-tatih dalam perjalanan ke Guam di mana Connecticut menghabiskan sekitar dua bulan menjalani evaluasi awal kerusakan, yang tingkat kerusakannya masih belum diketahui, serta perbaikan sementara dan pengujian yang tidak ditentukan. Kapal itu akhirnya tiba di Negara Bagian Washington setelah perjalanan yang sulit melintasi Samudra Pasifik dari Guam melalui San Diego di California Selatan.
Akibat menabrak gunung bawah laut, USS Connecticut dilaporkan tidak dapat menyelam dengan aman setelah kecelakaan tersebut, dikombinasikan dengan kubah sonar yang hilang dan kerusakan lainnya, membuat perjalanan menuju Guam, San Diego dan Washington menjadi mimpi buruk bagi kru yang ada di dalamnya. Pasalnya kapal selam hanya bisa beroperasi di permukaan tanpa bisa menyelam ke bawah laut.
Beberapa media mengatakan jika biaya US$ 50 juta untuk memperbaiki kubah sonar kapal selam tersebut tergolong murah untuk kapal selam nuklir yang sudah tidak diproduksi lagi, sementara itu secara keseluruhan, tampaknya sangat mungkin bahwa biaya yang diusulkan Kongres ini hanya sebagai biaya awal dari total biaya yang diperlukan untuk mengembalikan kapal selam ini ke layanan. Lalu, mengapa biaya perbaikan kapal selam ini bisa dibilang murah?
Sebagai perbandingan, pada tahun 2006 Angkatan Laut AS memperkirakan bahwa dibutuhkan U$79 juta atau setara Rp 1,1 triliun. Biaya tersebut hampir mencapai US$ 109 juta dalam dollar hari ini atau sekitar Rp 1,6 triliun untuk sepenuhnya memperbaiki kapal selam serang Kelas Los Angeles - USS San Francisco.Kapal selam tersebut mengalami kerusakan parah pada lambungnya setelah tabrakan bawah air dengan gunung bawah laut pada tahun 2004.
Rencana perbaikan USS San Fransisco waktu itu melibatkan penyambungan seluruh ujung depan kapal selam Kelas Los Angeles yang berbeda, artinya bagian kubah tidak dibuat baru, waktu itu USS San Fransisco dipasangi kubah milik USS Honolulu. Waktu itu USS San Feansisco baru menyelesaikan pengisian bahan bakar reaktor nuklirnya sementara USS Honolulu baru akan mengisi bahan bakar reaktor nuklir miliknya. US Navy pada akhirnya memilih mengorbankan USS Honolulu untuk tetap mempertahankan operasional USS San Fransisco, di mana proses kanibal seperti ini tergolong lebih murah.
Meski melakukan kanibal dengan mengambil kubah milik Honolulu, pada akhirnya butuh waktu tiga tahun dan biaya US$ 134 juta atau mendekati US$ 173 juta dengan nilai dollar hari ini (sekitar Rp 2,5 triliun) hanya untuk mengembalikan kapal selam USS San Fransisco ke dalam air.
Apa pun tingkat kerusakan Connecticut, pekerjaan kubah yang serupa seperti yang dilakukan pada San Fransisco bukanlah pilihan yang pas dalam kasus ini. Pasalnya hanya ada tiga dari kapal selam Kelas Seawolf yang canggih dan rahasia yang pernah dibuat dan mereka bertiga sangat diandalkan untuk berbagai tugas khusus.
Sementara kapal ketiga di kelasnya, USS Jimmy Carter, sebenarnya adalah satu-satunya contoh subkelas yang berbeda, yang menampilkan desain lambung Multi-Mission Platform (MMP) sepanjang 30 meter. Sementara itu misi pengumpulan intelijen dipahami sebagai misi utama untuk semua kapal selam Kelas Seawolf, modifikasi khusus pada Jimmy Charter dilaporkan memberikannya kemampuan untuk melakukan misi spionase bawah air yang lebih luas, termasuk memeriksa, memulihkan, dan memanipulasi objek yang menarik di dasar laut.
Ukuran kecil armada Seawolf bersama dengan fakta bahwa desain kapal selam ini berasal dari tahun 1980-an dan telah lama tidak diproduksi, yang berarti bahwa pengetahuan tentang rincian desainnya kemungkinan telah berhenti berkembang di Angkatan Laut dan pabrikannya, General Dynamics Electric. Hal tersebut kemungkinan besar juga akan berdampak pada besarnya tagihan perbaikannya kelak.
USS Seawolf dan dua kapal saudaranya tetap menjadi kapal selam serang nuklir paling mahal yang pernah dirancang Amerika, dengan perkiraan biaya per unit sekitar US$ 3,1 miliar pada tahun 1983 atau lebih dari U$ 8,5 miliar dengan nilai dollar saat ini, sekitar Rp 2,5 triliun. Dan tentunya USS Jimmy Carter akan jauh lebih mahal.
Mungkin akan masuk akal bahwa US$ 50 juta hanya akan menjadi uang muka untuk memperbaiki Connecticut sepenuhnya. Namun, rincian soal berapa biaya perbaikan pada dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk benar-benar memperbaiki kapal selam tersebut masih belum bisa diprediksi untuk saat ini.
Pada saat yang sama, Angkatan Laut AS untuk saat ini tidak mengharapkan untuk memesan kapal selam pertama yang disebut generasi SSN (X) sampai tahun 2031, SSN (X) merupakan kapal selam serangan nuklir yang kabarnya akan menjadi penerus spiritual Kelas Seawolf. Di luar itu, armada kapal selam Angkatan Laut AS secara keseluruhan sudah berjuang untuk memenuhi tuntutan operasional si era modern, yang kemungkinan besar akan terus tumbuh di tengah meningkatnya tekanan pada beberapa wilayah yang berkaitan dengan China dan Rusia.
Ancaman bawah laut dari China dan Rusia sendiri telah mendorong minat baru dalam kemampuan perang anti kapal selam bagi Angkatan Laut AS. Jadi, saat ini ada indikasi bahwa US Navy berkomitmen untuk menghabiskan apa pun yang diperlukan untuk memperoleh kembali kemampuan berbeda yang ditawarkan oleh USS Connecticut.
Mengutip artikel TheDrive.comKongres AS telah mengalokasikan anggaran mencapai US$ 50 juta atau sekitar Rp 713 miliar untuk perbaikan USS Connecticut. Dalam rancangan undang-undang (RUU) kebijakan pertahanan tahunan untuk Tahun Anggaran 2022. Undang-undang tersebut telah menyetujui US$ 10 juta (Rp 140 miliar) untuk memperbaiki kubah sonar dan US$ 40 juta (Rp 699 miliar) untuk "perbaikan darurat" lainnya. RUU yang disebut sebagai "National Defense Authorization Act (NDAA)" sudah mulai dirancang pada awal bulan ini, dan sekarang tinggal menunggu persetujuan Presiden Joe Biden untuk menandatanganinya menjadi undang-undang atau memvetonya.
Setelah kecelakaan pada 2 Oktober 2021, kapal selam itu tertatih-tatih dalam perjalanan ke Guam di mana Connecticut menghabiskan sekitar dua bulan menjalani evaluasi awal kerusakan, yang tingkat kerusakannya masih belum diketahui, serta perbaikan sementara dan pengujian yang tidak ditentukan. Kapal itu akhirnya tiba di Negara Bagian Washington setelah perjalanan yang sulit melintasi Samudra Pasifik dari Guam melalui San Diego di California Selatan.
Akibat menabrak gunung bawah laut, USS Connecticut dilaporkan tidak dapat menyelam dengan aman setelah kecelakaan tersebut, dikombinasikan dengan kubah sonar yang hilang dan kerusakan lainnya, membuat perjalanan menuju Guam, San Diego dan Washington menjadi mimpi buruk bagi kru yang ada di dalamnya. Pasalnya kapal selam hanya bisa beroperasi di permukaan tanpa bisa menyelam ke bawah laut.
Quote:
Beberapa media mengatakan jika biaya US$ 50 juta untuk memperbaiki kubah sonar kapal selam tersebut tergolong murah untuk kapal selam nuklir yang sudah tidak diproduksi lagi, sementara itu secara keseluruhan, tampaknya sangat mungkin bahwa biaya yang diusulkan Kongres ini hanya sebagai biaya awal dari total biaya yang diperlukan untuk mengembalikan kapal selam ini ke layanan. Lalu, mengapa biaya perbaikan kapal selam ini bisa dibilang murah?
Sebagai perbandingan, pada tahun 2006 Angkatan Laut AS memperkirakan bahwa dibutuhkan U$79 juta atau setara Rp 1,1 triliun. Biaya tersebut hampir mencapai US$ 109 juta dalam dollar hari ini atau sekitar Rp 1,6 triliun untuk sepenuhnya memperbaiki kapal selam serang Kelas Los Angeles - USS San Francisco.Kapal selam tersebut mengalami kerusakan parah pada lambungnya setelah tabrakan bawah air dengan gunung bawah laut pada tahun 2004.
Rencana perbaikan USS San Fransisco waktu itu melibatkan penyambungan seluruh ujung depan kapal selam Kelas Los Angeles yang berbeda, artinya bagian kubah tidak dibuat baru, waktu itu USS San Fransisco dipasangi kubah milik USS Honolulu. Waktu itu USS San Feansisco baru menyelesaikan pengisian bahan bakar reaktor nuklirnya sementara USS Honolulu baru akan mengisi bahan bakar reaktor nuklir miliknya. US Navy pada akhirnya memilih mengorbankan USS Honolulu untuk tetap mempertahankan operasional USS San Fransisco, di mana proses kanibal seperti ini tergolong lebih murah.
Meski melakukan kanibal dengan mengambil kubah milik Honolulu, pada akhirnya butuh waktu tiga tahun dan biaya US$ 134 juta atau mendekati US$ 173 juta dengan nilai dollar hari ini (sekitar Rp 2,5 triliun) hanya untuk mengembalikan kapal selam USS San Fransisco ke dalam air.
Quote:
Apa pun tingkat kerusakan Connecticut, pekerjaan kubah yang serupa seperti yang dilakukan pada San Fransisco bukanlah pilihan yang pas dalam kasus ini. Pasalnya hanya ada tiga dari kapal selam Kelas Seawolf yang canggih dan rahasia yang pernah dibuat dan mereka bertiga sangat diandalkan untuk berbagai tugas khusus.
Sementara kapal ketiga di kelasnya, USS Jimmy Carter, sebenarnya adalah satu-satunya contoh subkelas yang berbeda, yang menampilkan desain lambung Multi-Mission Platform (MMP) sepanjang 30 meter. Sementara itu misi pengumpulan intelijen dipahami sebagai misi utama untuk semua kapal selam Kelas Seawolf, modifikasi khusus pada Jimmy Charter dilaporkan memberikannya kemampuan untuk melakukan misi spionase bawah air yang lebih luas, termasuk memeriksa, memulihkan, dan memanipulasi objek yang menarik di dasar laut.
Ukuran kecil armada Seawolf bersama dengan fakta bahwa desain kapal selam ini berasal dari tahun 1980-an dan telah lama tidak diproduksi, yang berarti bahwa pengetahuan tentang rincian desainnya kemungkinan telah berhenti berkembang di Angkatan Laut dan pabrikannya, General Dynamics Electric. Hal tersebut kemungkinan besar juga akan berdampak pada besarnya tagihan perbaikannya kelak.
USS Seawolf dan dua kapal saudaranya tetap menjadi kapal selam serang nuklir paling mahal yang pernah dirancang Amerika, dengan perkiraan biaya per unit sekitar US$ 3,1 miliar pada tahun 1983 atau lebih dari U$ 8,5 miliar dengan nilai dollar saat ini, sekitar Rp 2,5 triliun. Dan tentunya USS Jimmy Carter akan jauh lebih mahal.
Quote:
Mungkin akan masuk akal bahwa US$ 50 juta hanya akan menjadi uang muka untuk memperbaiki Connecticut sepenuhnya. Namun, rincian soal berapa biaya perbaikan pada dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk benar-benar memperbaiki kapal selam tersebut masih belum bisa diprediksi untuk saat ini.
Pada saat yang sama, Angkatan Laut AS untuk saat ini tidak mengharapkan untuk memesan kapal selam pertama yang disebut generasi SSN (X) sampai tahun 2031, SSN (X) merupakan kapal selam serangan nuklir yang kabarnya akan menjadi penerus spiritual Kelas Seawolf. Di luar itu, armada kapal selam Angkatan Laut AS secara keseluruhan sudah berjuang untuk memenuhi tuntutan operasional si era modern, yang kemungkinan besar akan terus tumbuh di tengah meningkatnya tekanan pada beberapa wilayah yang berkaitan dengan China dan Rusia.
Ancaman bawah laut dari China dan Rusia sendiri telah mendorong minat baru dalam kemampuan perang anti kapal selam bagi Angkatan Laut AS. Jadi, saat ini ada indikasi bahwa US Navy berkomitmen untuk menghabiskan apa pun yang diperlukan untuk memperoleh kembali kemampuan berbeda yang ditawarkan oleh USS Connecticut.
Referensi Tulisan: TheDrive.com
Sumber Foto: sudah tertera di atas
Sumber Foto: sudah tertera di atas
Diubah oleh si.matamalaikat 26-12-2021 14:06






pulaukapok dan 8 lainnya memberi reputasi
9
2.6K
15


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan