

TS
telah.ditipu
Usia Berapa Seseorang Paling Tidak Bahagia?
Quote:

Usia paruh baya adalah yang paling tidak bahagia
Sumber Ilustrasi: https://upload.wikimedia.org/wikiped...py_Old_Man.jpg
"Aku ingin hidup seribu tahun lagi". Salah satu potongan bait puisi itu bisa bermakna ganda. Satu bisa dimaknai sebagai keinginan menikmati hidup selamanya. Di sisi lain ungkapan itu bisa berarti penyesalan sehingga ingin mengulang agar lebih baik.
Seribu tahun atau sebelas tahun bukan waktu yang sebentar. Seseorang tidak bisa memastikan kehidupannya akan sampai di umur berapa. Karena hidup di dunia bagai ikut arisan yang tak bisa ditebak siapa dan kapannya. Karena hidup seperti main monopoli dan ular tangga, yang gerak lakunya murni ditentukan oleh acakan dadu.
Ketidaktahuan akan masa depan bisa melegakan karena bisa saja nanti mengalami happy ending. Di lain sisi ketidakpastian membuat was - was, susah tidur dan harap - harap cemas tentang keadaan yang belum pasti.
Namun dunia tampaknya memang sebuah permainan tak sederhana. Ketidaktahuan itu dikikis dengan perasaan ingin tahu dan telah tahu. Dulunya bayi tak mengerti tapi semakin tumbuh dewasa muncul pengetahuan dan pengetahuan yang dianggapnya berarti.

Masa kecil yang penuh keceriaan.
Sumber Ilustrasi:
https://media.istockphoto.com/photos...twZsVlWq9Gzek=
Itu sebabnya banyak orang bilang, masa muda adalah masa paling bahagia. Mengenal ini itu, berkumpul bersama dia dan mereka, lalu pergi menjelajah dunia membuat hari - hari seseorang menyenangkan.
Kesenangan berbagai rupa itu berlanjut dan diharapkan terus kedatangannya. Sampai tiba waktunya saat ini itu sudah terasa biasa. Mereka dan dia sudah tak ada beda. Dan dunia hanya berputar dalam siklus yang begini - begini saja.
Rasa bingung datang. Gelisah menghampiri. Membuat seseorang tidak bahagia setelah lama dimanja oleh kesenangan yang sementara. Mengalami kebingungan di dalam cangkir - cangkir pengetahuannya. Terikat oleh tali proses yang berputar tiada selesai tiada henti.
Satu kalimat yang mungkin agak nyambung adalah keluhan Cu Pat Kai. Tokoh fiksi dalam serial Kera Sakti itu bilang, "Beginilah cinta, deritanya tiada akhir".

Saat muda, sering merasa dunia milik berdua.
Sumber Ilustrasi: https://www.teahub.io/photos/full/22...d-boy-mood.jpg
Sebenarnya itu hanya pengulangan karena ketidaknyamanan bisa datang kapan saja. Tidak harus menunggu penurunan fungsi tubuh saat tua atau saat seseorang diberhentikan dari tempat berkarya.
Seorang anak berusia sebelas bisa tidak bahagia karena adanya konflik dan perang. Seseorang yang baru bangun tidur dan punggungnya pegal bisa terasa tidak nyaman.
Tapi kalau hidup seseorang digambar seperti perjalanan, tentu ada naik turunnya. Ada kalanya seseorang menapak puncak paling tinggi. Ada masanya seseorang terseok - seok di dasar jurang yang paling dalam.
Biasanya sebagian orang merasa hidupnya sedang baik - baik saja saat awal seperti masuk sekolah dan beranjak remaja. Sebagian pemula lain sudah berkenalan dengan sisi kelamnya dunia lewat jalan penyakit, perceraian dan pengangguran.

Masa muda yang penuh petualangan.
Sumber Ilustrasi:
https://media.istockphoto.com/photos...9k81VlyzzjcLo=
Menariknya, usia awal itu bukanlah yang terburuk. Profesor David Blanchflower menemukan bahwa seseorang paling tidak bahagia saat umur 47 - 48 tahun.
Faktor biologis, menurutnya lebih berpengaruh ketimbang faktor sosial. Di rentang usia itu rawan penemuan kalau seseorang ternyata tak sekuat dan tak sehebat anggapannya saat masih muda.
Usia paruh baya adalah rentang waktu yang membuat orang tidak bahagia karena mereka menemukan celah kelemahan di balik kekuatan yang mereka andalkan selama mereka muda.
Mengikir idealisme itu, sampai benar - benar menggerus anggapan keliru selama belasan tahun tidaklah mudah. Satu malam dengan kesadaran kadang terlalu kurang untuk menebus pengetahuan yang menipu yang didapat selama puluhan tahun.

Masih berminat hidup seribu tahun lagi?
Sumber Ilustrasi: https://www.inquirer.com/resizer/qy8...3Z2VWA6PM4.jpg
Kabar baiknya, selalu ada dua sisi sejajar dalam setiap hal. Kalau usia paruh baya adalah yang terburuk, masa setelah itu adalah waktu perluasan kebahagiaan.
Karena setelah melewati angka 47 tahun, seseorang sadar bahwa selama ini keinginannya terlalu ingin. Membuat ia sadar bahwa selama ini ia tertarik ke sesuatu yang merupakan kelebihannya saja. Dan menggeser pandangan dari kekurangan yang dimilikinya.
Penglihatan akan kekurangan yang selama ini terkelabui membuat ia realistis. Ambisinya mulai menurun diganti perlahan oleh rasa syukur atas apa yang ada sekarang. Rasa ingin berkompetisi berkurang digeser menjadi rasa berkomunitas yang menuntun ke sepasang sayap penyatuan.
Kalau sudah begitu, apakah bait "Aku ingin hidup seribu tahun lagi" semakin membuat seseorang merasa kurang dan minta ingin hidup lebih lama, atau sebaliknya malah membuat ia merasa berkecukupan karena segalanya memang sudah sempurna?
Sumber Referensi:
https://www.google.com/amp/s/www.bbc...h-51425555.amp
Diubah oleh telah.ditipu 24-12-2021 18:42
0
776
Kutip
0
Balasan


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan