perojolan14Avatar border
TS
perojolan14
Taipan RI Masih Asik Jual 'Tanah Air'


Krisis energi yang melanda Eropa, India dan terutama China mampu melejitkan harga batu bara menyentuh rekor tertinggi. Permintaan tinggi akan produk turunan kelapa sawit, juga mampu membuat CPO mengalami reli kenaikan harga tahun ini. Kedua secara signifikan berkontribusi terhadap nyaris sepertiga dari 50 orang terkaya di Indonesia.

Indonesia memang memiliki sumber daya alam yang melimpah, maka tidak heran jika banyak taipan yang mengumpulkan pundi-pundi hartanya dari berbisnis hasil alam, sebagian bahkan langsung menjual mentah kandungan bumi pertiwi. Istilahnya, menjual 'tanah air'.

Terkhusus batu bara, beberapa perusahaan besar seperti Adaro Energy (ADRO), Bayan Resources (BYAN) dan Harum Energy (HRUM) termasuk yang sangat diuntungkan oleh kenaikan harga komoditas tahun ini yang secara langsung berkontribusi atas meningkatnya pundi-pundi sang pemilik.

Begitu juga dari sektor perkebunan kelapa sawit, kenaikan harga yang signifikan mampu membawa satu pengusaha yang fokus utamanya memang berbisnis kelapa sawit - selain gurita bisnis konglomerat yang tersebar di banyak sektor termasuk perkebunan sawit - masuk dalam jajaran 10 orang terkaya di Indonesia.

Empat taipan yang memiliki hubungan dengan Adaro, kekayaannya meningkat tahun ini karena kinerja saham dan keuangan yang cemerlang. CEO Garibaldi Thohir kekayaan bersihnya meningkat 58% menjadi US$ 2,6 miliar, presiden komisaris Edwin Soeryadjaya kekayaannya meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi $1,51 miliar, wakil presiden komisaris Theodore Rachmat naik sebesar 78% menjadi US$ 2,84 miliar, dan dewan komisaris Arini Subianto melonjak 60% menjadi US$ 975 juta.

TP Rachmat sendiri memiliki konglomerasi bisnis Triputra Group yang juga mengelola perkebunan kelapa sawit yang salah satu anak usahanya baru melaksanakan penawaran saham perdana tahun ini.

Selain itu ada juga nama Kiki Barki pemilik Harum Energy dan Low Tuck Kwong pengendali Bayan Resource yang kekayaannya ikut bertambah tahun ini.

Sedangkan dari industri kelapa sawit nama Bachtiar Karim pemilik Musim Mas Group akhirnya masuk dalam 10 orang terkaya setelah empat tahun beruntun sebelumnya, menguntit di posisi belasan.

Selain itu nama pengusaha sawit kawakan lain seperti Sukanto Tanoto dan Martua Sitorus juga masih tercatat dalam daftar orang terkaya.

Selanjutnya ada juga pengusaha yang memang bisnis utamanya bukan dari komoditas, tapi memiliki unit bisnis khusus yang mengeksploitasi segmen menggiurkan ini. Pengusaha tersebut salah satunya adalah Anthoni Salim yang lebih dikenal lewat aksinya di bidang konsumer, tetapi juga memiliki perkebunan kelapa sawit.

Lalu bagaimana dengan negara tetangga? Apakah masih mengandalkan komoditas untuk memenuhi dompet para taipan yang kian tebal dengan kantong kian dalam?

Negeri Jiran Malaysia adalah salah satu negara yang lanskap taipannya mirip dengan Indonesia. Hal ini karena negara tersebut juga terkenal dengan komoditas ekspor hasil buminya, seperti kelapa sawit dan Karet.

Data Forbes mencatat setidaknya ada 13 taipan yang masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Malaysia dengan bisnis utamanya berkaitan dengan komoditas kelapa sawit dan karet. Ini tidak termasuk yang berbisnis di sektor migas dan pertambangan.

Sementara itu di Filipina dan Thailand, jumlah taipan yang berbisnis sumber daya alam jumlah jauh lebih sedikit, dengan masing-masing negara menyumbang kurang dari 20% taipan di daftar Forbes tahun ini yang secara langsung dan bisnis utamanya terikat dengan komoditas.

Sementara itu, Singapura yang merupakan ibukota keuangan Asia Tenggara, tercatat hanya ada tiga taipan dengan pemasukan utama berasal dari bisnis sumber daya alam. Masing-masing adalah Kuok Khoon Hong (US$ 3,8 miliar) dari kelapa sawit, Arvind Tiku (US$ 2,2 miliar) dari bisnis migas di Kazakhstan dan Robert Friedland (US$ 1,95 miliar) dari bisnis tambang di Mongolia.

Adapun segmen yang menyumbang taipan paling banyak di Singapura berasal dari sektor keuangan, teknologi dan real estat.

link


Indonesia memang memiliki sumber daya alam yang melimpah, maka tidak heran jika banyak taipan yang mengumpulkan pundi-pundi hartanya dari berbisnis hasil alam, sebagian bahkan langsung menjual mentah kandungan bumi pertiwi. Istilahnya, menjual 'tanah air'.
meooongAvatar border
kelayanAvatar border
falin182Avatar border
falin182 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.1K
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan