London -

Menteri Brexit, David Frost, mengundurkan diri dari pemerintahan Inggris. Mundurnya Frost kian memojokkan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson setelah negara tersebut dihantam varian baru Omicron.

Frost, yang dikenal sebagai sekutu kepercayaan perdana menteri, telah mengirim surat pengunduran dirinya menyusul kabar bahwa dia akan meninggalkan jabatannya pada Januari 2022 mendatang.

"Mengecewakan bahwa rencana ini telah dipublikasikan malam ini dan dalam situasi ini saya pikir sudah tepat bagi saya untuk menulis surat pengunduran diri dengan segera," katanya dalam surat yang diterbitkan oleh Downing Street, seperti dilansir AFP, Minggu (19/12/2021).

Frost mengatakan kepada Boris Johnson bahwa dia memiliki "kekhawatiran tentang arah perjalanan saat ini" mengenai peraturan virus corona dan kenaikan pajak.

"Saya harap kita akan bergerak secepat mungkin ke tempat yang kita butuhkan: ekonomi kewirausahaan yang diatur dengan ringan, pajak rendah," tulis Frost dalam suratnya.

"Kita juga perlu belajar hidup dengan Covid dan saya tahu itu naluri Anda juga," katanya, mengacu pada langkah-langkah baru yang diperkenalkan oleh pemerintah pekan lalu.

"Anda mengambil keputusan berani pada bulan Juli, melawan oposisi yang cukup besar, untuk membuka negara lagi. Sayangnya itu tidak terbukti tidak dapat diubah, seperti yang saya harapkan, dan saya yakin Anda juga melakukannya,"

"Saya harap kita bisa segera kembali ke jalurnya dan tidak tergoda oleh jenis tindakan pemaksaan yang telah kita lihat di tempat lain," tambahnya.

Johnson menyebut dirinya "sangat kecewa" usai menerima pengunduran diri Frost. "mengingat semua yang telah Anda capai dan sumbangkan kepada pemerintah ini".

Kabar pengunduran diri Frost pertama kali dilaporkan kantor berita Mail on Sunday. Disebutkan dirinya telah menyerahkan pengunduran dirinya seminggu yang lalu, tetapi telah dibujuk untuk bertahan sampai Tahun Baru mendatang.

Dengan mundurnya Frost, posisi Boris Johnson kian terdesak. Sebelumnya, Johnson membuat marah anggota parlemen dari partainya sendiri terkait pembatasan baru COVID-19.

Dukungan untuk PM Johnson merosot dalam berbagai jajak pendapat dan dia bahkan menghadapi seruan untuk mundur terkait laporan pelanggaran aturan Corona oleh dirinya dan para stafnya saat Natal tahun lalu.

Laporan pelanggaran aturan Corona terkait pesta Natal di Downing Street itu memunculkan tuduhan bahwa pemerintah PM Johnson menerapkan standar ganda, di saat warga diminta membatalkan acara sosial saat Corona merajalela.

Serentetan skandal dan tuduhan yang menyelimuti PM Johnson membuat sejumlah pengamat memprediksi adanya voting internal Partai Konservatif untuk mosi tidak percaya terhadap kepemimpinannya.

https://news.detik.com/internasional...d-pm-inggris/1