Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

harbisindoAvatar border
TS
harbisindo
WSKT Raup Dana Segar Lewat Rights Issue, 7 Proyek Tol Bisa Jalan


Bisnis, JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) Tbk. segera merealisasikan aksi penambahan modal lewat Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue. Melalui aksi korporasi itu, perseroan bisa melanjutkan pengerjaan 7 proyek jalan tol. 

Manajemen Waskita Karya dalam prospektus di Harian Bisnis Indonesia menuliskan perusahaan akan melakukan HMETD dengan melepas sebanyak-banyaknya 19.295.430.298 (19,29 miliar) saham seri B dengan nilai nominal Rp100. Harga pelaksanaan Rp620 per saham sehingga emiten bersandi saham WSKT ini akan meraup dana dari rights issue sebanyak-banyaknya Rp11,96 triliun.

Pemerintah sebagai pemegang saham utama akan melaksanakan haknya terhadap saham WSKT senilai Rp7,9 triliun. "Pemerintah akan melakukan penambahan modal ke WSKT melalui Penyertaan Modal Negara (PMN)," seperti dikutip dari prospektus, Jumat (17/12/2021).

Dengan demikian, dana publik diharapkan berkontribusi Rp4 triliun dalam rights issue WSKT. Adapun, pemerintah memegang saham WSKT sebanyak 66 persen, dan masyarakat 33,96 persen. Waskita pun mengingatkan kepada pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya dalam aksi HMETD, maka kepemilikan sahamnya dapat terdilusi maksimum 58,7 persen.

Adapun dana PMN yang didapat Waskita Karya sebesar Rp 7,9 triliun bakal digunakan untuk modal kerja konstruksi proyek, investasi pembangunan, dan retensi ruas jalan tol. Selain itu, mekanisme penyaluran dana dari Waskita Karya kepada PT Waskita Toll Road (WTR) dalam setoran minimal Rp1,4 triliun dan shareholder loan Rp6,5 triliun.

Secara rinci, dana hasil rights issue bakal digunakan untuk 7 proyek jalan tol. Pertama, sekitar Rp3,3 triliun untuk Tol Kayu Agung-Palembang-Betung Tahap III. Kedua, sekitar Rp1,13 triliun untuk Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu. 

Ketiga, sekitar Rp620 miliar untuk Tol Cimanggis-Cibitung. Keempat, sekitar Rp640 miliar untuk Tol Ciawi-Sukabumi. Kelima, sekitar Rp1,06 triliun untuk Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar. Keenam, sekitar Rp1,22 triliun untuk Tol Pasuruan-Probolinggo. 

Ketujuh, sekitar Rp200 miliar untuk Tol Pejagan-Pemalang. "Sisa penawaran umum saham akan digunakan untuk modal kerja konstruksi Waskita," imbuh manajemen WSKT.  

Baca : ADRO Tergiur Prospek Bisnis CITA yang Menjanjikan

Waskita Karya terus berupaya memperbaiki kinerja keuangan. Perseroan sebelumnya telah melaksanakan restrukturisasi dan divestasi jalan tol. Pelaksanaan rights issue pun diharapkan dapat menyehatkan kesehatan perseroan. Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2021, WSKT membukukan pendapatan senilai Rp7,12 triliun. Realisasi itu turun 39,30 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp11,74 triliun.

Dengan pendapatan yang menyusun, beban pokok pendapatan Waskita Karya juga turun 37,58 persen menjadi Rp6,84 triliun dari sebelumnya Rp10,97 triliun. Sementara itu, beban umum dan administrasi membengkak 50,66 persen menjadi Rp1,15 triliun dari sebelumnya Rp768,14 miliar.

Namun, pendapatan lain-lain bersih tercatat senilai Rp3,65 triliun mampu menahan tekanan pada bottom line perseroan. Waskita Karya pun mampu mencatat laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp252,71 miliar pada akhir kuartal III/20221, atau berbalik dari posisi rugi Rp2,63 triliun pada akhir kuartal III/2020.

Destiawan sebelumnya menjelaskan kondisi laba perseroan yang mulai terangkat berasal dari implementasi strategi restrukturisasi yang berdampak pada kinerja kuartal III/2021.  Destiawan menunjukkan beban pokok penjualan turun 42,30 persen, beban keuangan turun 39,80 persen, dan beban lainnya - bersih turun 44,50 persen.

Ke depannya, Waskita Karya berkomitmen untuk terus menjaga kesehatan keuangan dengan mengurangi kerugian secara signifikan menjelang tutup tahun. Terlebih lagi, Waskita Karya pada tahun ini mendapat tambahan likuiditas dari transaksi divestasi ruas tol Cibitung-Cilincing senilai Rp2,44 triliun.

Divestasi tersebut berpotensi mengurangi utang melalui dekonsolidasi hingga Rp5,82 triliun.  Selain itu, perjanjian kredit sindikasi dengan penjaminan pemerintah senilai Rp8,08 triliun juga akan digunakan perseroan untuk penyelesaian proyek penugasan pemerintah.

Waskita Karya optimistis rights issue dapat dirampungkan sebelum tutup tahun. Dengan demikian, perseroan bakal lebih fokus menyelesaiaikan proyek dan meningkatkan nilai kontrak baru pada 2022.










Diubah oleh harbisindo 17-12-2021 08:45
muhamad.hanif.2Avatar border
muhamad.hanif.2 memberi reputasi
1
709
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan