Jonas Rivanno dan Asmirandah mengungkapkan pengalaman kurang berkenan yang pernah dialami saat hendak memberikan kesaksian di gereja. Saat itu, Jonas dan Asmirandah diminta untuk pelayanan di salah satu kota. Namun, tempat kebaktian yang akan mereka hadiri diancam akan dibom.

“Kita pernah di saat kita dateng di satu daerah kita dapat ancaman. Kalau sampai kita bersaksi, tempat untuk KKR (Kebaktian Kebangkitan Rohani)-nya itu mau dibom,” kata Jonas dilansir dari kanal YouTube Daniel Mananta Network pada Selasa, (14/12/21).

Menurut Jonas, saat itu para gembala gereja yang menghampiri mereka di bandara dtanag dengan wajah tegang.

“Jadi waktu kita turun dari pesawat, masih di bandara, kita duduk sama gembala di sana, mukanya udah serius gitu. Kita dateng happy, seneng ‘Oh kita mau pelayanan.’ Bahkan kita mikir di daerah ini kita makan apa ya yang enak, tapi begitu dateng dengan wajah yang begitu tegang kita ngelihatnya, ‘Ada apa sih ini?”

Ancaman pengeboman tersebut bukanlah isapan jempol semata. Rupanya, satu hari sebelum kedatangan Jonas dan Asmirandah di kota tersebut, sudah ditemukan bom di bawah panggung. “Satu hari sebelum kita tiba, di side kita bakal KKR itu memang sudah nemuin bom di bawah panggung,” katanya.

Reaksi Jonas Rivanno dan Asmirandah

Mendapati ancaman serius tersebut, Jonas Rivanno dan Andah justru bereaksi santai. Asmirandah bahkan sempat mengucapkan lelucon kepada sang suami.

“Pas pertama kali denger, kaget juga dan ada ras atkunya… tapi kita malah bercanda. Terus awalnya aku ngomong gini sama Vanno ‘Yah sayang, kita kan belum punya anak, masa kita mau dibom?’

Rupanya, pasangan ini menganggap bahwa mati saat tengah melayani Tuhan merupakan suatu kehormatan bagi mereka.

“Kalau emang harus mati sekarang ya enggak papa juga. karena memang berarti ya udah sampe sini.”

“Kalau gue mati ketika gue lagi melayani Tuhan itu jadi satu kehormatan buat kita. Karena di Alkitab kan ditulis mati adalah keuntungan,” ucap Jonas Rivanno.




Sumber :

https://www.hops.id/pindah-agama-ke-...ap-mati-dibom/