Jakarta - Gunung Awu di Sangihe, Sulawesi Utara, naik level pada Minggu (12/12). Gunung Awu naik jadi level II atau berstatus waspada, dari yang sebelumnya berada pada level I atau normal.

Dengan dinaikkannya level Gunung Awu, masyarakat ataupun pengunjung diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah puncak gunung.

Selain itu, masyarakat juga diminta tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Lalu apa saja yang perlu diketahui terkait Gunung Awu di Sangihe yang naik jadi level 2.

Simak fakta-faktanya berikut ini.


Tanda Peningkatan Level Gunung Awu di Sangihe

Melansir dari situs resmi Kementerian ESDM RI, Sekretaris Badan Geologi ESDM Ediar Usman menjelaskan, peningkatan aktivitas Gunung Awu Sangihe ditandai dengan adanya peningkatan kegempaan vulkanik yang mengindikasikan peningkatan tekanan magma di dalam tubuh gunung.

"Dalam kondisi saat ini, potensi untuk Gunung Awu mengalami erupsi mengalami peningkatan, meskipun erupsi tidak dapat dipastikan waktunya. Ancaman bahaya yang mungkin terjadi dapat berupa lontaran maupun aliran lava pijar maupun material piroklastik. Selain itu, ancaman bahaya lainnya dapat berupa emisi gas beracun di sekitar area kawah. Jika erupsi terjadi dan materialnya jatuh di lereng gunungapi, maka dapat berpotensi terjadi lahar ketika hujan," ujar Ediar pada konferensi pers secara virtual, Minggu (12/12).

Sementara itu, Badan Geologi melalui Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani menyampaikan bahwa kegempaan vulkanik mengalami peningkatan sejak bulan Oktober.

"Sementara itu, kegempaan vulkanik teramati mengalami peningkatan sejak bulan Oktober. Gempa vulkanik dangkal terekam berkisar antara 7-26 kejadian per hari, sedangkan sebelumnya maksimum terekam sebanyak 5 kejadian per hari. Untuk gempa vulkanik dalam juga teramati meningkat. Selain itu, amplitudo seismik (RSAM) mengalami peningkatan secara progresif mulai bulan November hingga saat ini," imbuh Andiani.

Potensi Ancaman Bahaya Jika Gunung Awu Sangihe Erupsi

Sekretaris Badan Geologi ESDM Ediar menjelaskan soal ancaman bahaya jika erupsi terjadi antara lain berupa;

Terjadinya lontaran dan aliran lava pijar.
Terjadinya emisi gas beracun di sekitar area kawah.
"Jika erupsi terjadi dan material jatuh di lereng gunung api maka dapat memiliki potensi terjadinya lahar atau turunnya lahar ketika hujan," katanya.

Sedangkan, Kepala PVMBG Andiani menyebutkan adanya potensi bahaya pada Gunung Awu Sangihe ini, seperti terjadinya erupsi magmatik berupa lontaran lava pijar maupun erupsi fraktif yang menyemburkan gas.

"Bahaya lainnya adalah emisi gas dari dalam gunung api seperti CO, CO2, H2SN2 dan CH4. Gas-gas tersebut bisa membahayakan jiwa, jika konsentrasi yang dihirup lebih dari batas aman," ujar Andiani.

Sebelumnya, Gunung Awu Sangihe pernah mengalami erupsi dengan eksplosivitas yang tinggi.

Sejarah Erupsi Gunung Awu Sangihe
Selain menjelaskan mengenai potensi bahaya dari Gunung Awu, Andiani juga menyebutkan gunung api ini memiliki potensi erupsi dengan eksplosivitas yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan sejarah erupsi yang pernah terjadi di gunung di Sulawesi Utara itu,

"Secara historis, Gunung Awu pernah memakan korban sedikitnya 5.301 jiwa dan menjadi gunung api paling mematikan keempat di Indonesia," katanya.

Diketahui, Gunung Awu di Sangihe, Sulut mengalami erupsi terakhir pada Juni 2004. Saat itu, erupsi terjadi setinggi 2 KM di atas puncak kawah dan menyisakan kubah lava di dalam kawahnya yang berdiameter sekitar 370 meter dan tinggi 30 meter.
https://news.detik.com/berita/d-5852...kta-faktanya/2

Bre @adolfsbasthian ...tetap waspada yaa