Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

tadihujan007Avatar border
TS
tadihujan007
Sebuah Kisah Pendek Berjudul "Sesat"
Seorang mahasiswi berambut sebahu belum meninggalkan kelas walau jam mata kuliah terakhir sudah usai dari beberapa menit yang lalu. Hara, gadis cantik asal desa yang sedang menempuh perkuliahan di salah satu Universitas di kota itu sekarang dia baru menginjak semester enam. Hara masih betah di ruangan sambil cekikikan sendiri membaca buku Novel kesukaannya.
 
"Ra, ayo pulang ke kosan," ajak seorang gadis berambut ikal dari ambang pintu. Dia Heni teman kos-kosan Hara.
 
Sembari matanya masih tertuju pada buku, Hara segera keluar kelas. "Kalem, Hen. Ini separagraf lagi.” Hara sedikit lagi menyelesaikan cerita bukunya.
 
Setibanya di kos-kosan. Mereka sudah merebah santai. Heni langsung bergosip, bahwa di kelasnya ada mahasiswi baru. Cerita Heni panjang lebar bahwa gadis itu pendiam, cuek, dan kelihatan tidak ramah.
 
"Jangan menilai orang dari luarnya, Hen," serobot Hara memotong cerita Heni. "Siapa tahu dia masih pemalu karena masih mahasiswi baru," tambahnya.
 
"Iya juga, ya. Hehe." Heni menyeringai, tapi merasa bersalah.
 
----
 
Langkah Hara buru-buru membuka gerbang rumah kos. Tak biasanya tadi dia bangun setelah matahari muncul dan sialnya Hara baru dapat kabar mata kuliahnya diadakan jam tujuh pagi. Sementara itu, Heni masih terlelap di kamar kos karena kelasnya dimulai sore hari.
 
"Aduh, kok bisa kesiangan. Si Heni malah gak bangun pagi lagi," umpat Hara ngomel-ngomel sendiri sambil melangkah cepat.
 
Hara mempercepat laju langkahnya. Tampak pintu kelas belum menutup berarti masih ada kesempatan untuk masuk. Gadis itu terlalu fokus ke depan sampai tidak melihat ada orang berjalan di hadapannya, seketika tabrakan pun tak terhindarkan.
 
"Maaf ya, aku gak lihat," ungkap Hara seraya berjongkok, membantu membereskan buku-buku mahasiswi yang ditabrak. Gadis berpakaian serba hitam itu bungkam, tatapannya seperti kosong sambil menatap ke bawah.
 
"Sekali lagi maaf , ya.” Hara beranjak seraya menyodorkan buku-buku. Gadis itu mengangguk perlahan, meraih bukunya, tersenyum tipis, lalu bergegas pergi.
 
Ketika Hara memandang lagi kelas, pintu yang tadi terbuka kini sudah tertutup. Hara sedikit kecewa karena sudah buru-buru berlari, tapi hasilnya nihil.
 
Pagi-pagi kantin kampus telah dipenuhi mahasiswa dan mahasiswi. Hara hari ini mau merasakan sarapan setelah dua minggu terakhir dia tidak pernah makan pagi dikarenakan adanya mata kuliah.
 
Hara mencari tempat duduk kosong, matanya menangkap ada satu orang memakai pakaian serba hitam, tapi nyentrik sedang makan sendirian. Hara menghampiri meja itu, lalu duduk berhadapan. Gadis berambut sepinggang itu segera menunduk sambil menyantap sarapannya.

Hitungan menit, mereka berdua selesai menyantap sarapan sampai tak bersisa. Raut wajah Hara sedikit canggung berada dengan orang yang pendiam. Gadis itu sesekali memandang Hara.
 
"Nama aku Hara," ucap Hara menjulurkan tangan memberanikan diri.
 
"Rara," jawab gadis itu menyambut tangan Hara sembari tersenyum tipis.
 
"Kamu kuliah sore kan?"
 
"Iya."
 
Jawaban-jawaban Rara terlalu singkat, Hara sampai kehabisan semua pertanyaan basa-basinya.
 
"Daripada di sini sendiri, mending kamu ikut aku ke kosan aku," ajak Hara.
 
Rara mengangguk, lagi-lagi tersenyum tipis.
 
Mereka berdua hening, berjalan memasuki gang menuju ke kos-kosan.
 
"HP kamu nyala," ucap Rara yang dari tadi diam.
 
"HP siapa?" Hara segera merogoh tas. Benar saja ponselnya menyala ada pesan masuk dari Heni.
 
[Ra, pulangnya beliin aku telur gulung.]
 
[Siap.]
 
Pintu kos-kosan tidak tertutup, Hara langsung melempar pesanan Heni tetap ke kasur hingga membuatnya kaget. Heni bergegas memeriksa isi di dalam plastik hitam itu.
 
"Kamu gak akan percaya siapa yang aku bawa." Hara tersenyum
 
"Hah." Heni bingung sambil melahap telur gulung.
 
Dalam sekejap Rara muncul ke ambang pintu memperlihatkan seyum tipisnya.
 
Hara bergantian menunjuk keduanya."Ra, ini Heni. Hen, ini Rara. Kalian teman sekelas kan?" 
 
Heni menghampiri seraya menjulurkan tangan. Rara menyambutnya.
 
----
 
Mereka bertiga mulai akrab satu sama lain setelah beberapa minggu berlalu. Namun, Rara masih sedikit pendiam. Hampir tiap hari Hara dan Heni ditraktir Rara makan maupun belanja. Bahkan bila gadis itu tidak ada mereka berdua selalu bergosip tentang dari mana Rara mendapatkan uang.
 
"Rara pasti sudah kaya dari sananya, walau orang tuanya sudah tidak ada, dia selalu punya duit buat neraktir kita apapun," ujar Hara menebak-nebak sambil duduk di bangku kantin.
 
"Heem, sih," balas Heni singkat.
 
Kini Hara yang sedikit materialistis semakin penasaran pada Rara, dia ingin tahu dari mana Rara dapat banyak uang.
 
Mereka bertiga berjalan pulang dari kampus. Hara yang tingkat penasarannya tinggi mulai mendekati Rara.
 
"Ra, aku mau nanya nih."
 
"Iya."
 
"Jangan tersinggung ya."
 
"Iya."
 
Hara mengambil napas dalam. "Kamu dapat uang dari mana, kok kaya gak pernah kekurangan, maaf ya, sedangkan orang tua kamu udah gak ada? Kamu kerja?"
 
Heni yang ingin tahu jawaban Rara mulai menempel. Mendekat.
 
Rara tidak menjawab pertanyaan Hara, dia malah mengajak mereka berdua ke gang sempit seperti ingin menunjukan sesuatu. Tak lama Rara berhenti di hadapan Hara dan Heni.
 
"Kamu ingin uang?" tanya Rara tersenyum sambil memasukan kedua tangannya ke saku jaket hitamnya. 

Tak sampai satu menit, perlahan Rara menarik lengannya dari saku, seketika itu juga kedua tangan Rara muncul dengan menggenggam uang gepokan.
 
"Kamu ingin uang?" tanya Raga lagi sambil menyodorkan kertas di tangannya itu.
 
Tanpa berpikir panjang Hara membelalakkan mata seraya mengangguk tegas. Heni tidak heran melihat Hara langsung tergiur.
 
"Besok kita bertemu di sini." Rara menyakukan tangan kembali, kemudian bergegas pergi.
 
----
 
Mereka bertiga bertemu di gang sempit itu lagi. Heni yang tadinya tidak mau pergi terpaksa harus ikut karena tidak ingin mengecewakan sahabatnya.


"Ikut aku," pinta Rara seraya berbalik, lalu melangkah. Hara dan Heni segera membuntuti.
 
Telah setengah jam mereka berjalan menyusuri jalan setapak pesawahan. Rara menunjuk mengisyaratkan pada Hara dan Heni bahwa mereka akan menuju ke pohon besar di depan hutan.

Setibanya di tempat itu, tangan Rara langsung menyentuh kulit pohonnya. Hara dan Heni tidak merasa curiga, mereka melakukan hal yang sama, kemudian dalam sepersekian detik mereka seperti berpindah tempat. Sekarang di depan mereka ada semacam api unggun besar dengan orang-orang berpakaian serba hitam yang mengelilinginya. 

Hara dan Heni tidak memalingkan wajahnya dari api besar tersebut. Pikiran mereka seketika menjadi kosong. Rara yang tersenyum meraih tangan kedua temannya, menggandeng mereka mendekati api unggun. Tak lama datang seorang pria berpakaian hitam menggandeng punggung Hara dan Heni.
 
Hara serta Heni tetap dalam keadaan kosong. Tak disangka pria itu menyembelih ayam cemani di hadapan mereka, lalu mengambil darahnya dengan batok kelapa, seketika mencucurkannya ke wajah mereka berdua.
 
Hara yang tersadar langsung mengusap wajah yang membuatnya terperanjat hebat. Tangan Hara bergegas meraih lengan Heni. Sembari berlari, Hara menatap Rara menyeringai ke arahnya.
 
Mereka berdua berhasil keluar dari tempat itu. Heni baru tersadar, lalu terkejut melihat dari samping wajah Hara yang di penuhi darah segar. Hara menggenggam erat tangan Heni sambil terus berlari dari hadapan pohon besar itu, segera kembali ke kos-kosan mereka.
 
Dari kejadian saat itu, mereka tidak pernah bertemu Rara lagi. Namun, kini kehidupan Hara dan Heni berubah. Mereka sering diganggu oleh makhluk-makhluk asing. Bahkan sosok-sosok tersebut terus berusaha menghabisi mereka.
 
----
 
Hari ini berita di tivi berulang kali menyiarkan, meninggalnya dua mahasiswi di dalam kamar kos, mayat mereka ditemukan tergeletak tanpa kepala dengan darah segar yang masih mengalir. Sampai sore ini Polisi belum bisa berasumsi siapa dalang dari kasus pembunuhan tersebut.


- Sesat -



bukhoriganAvatar border
bejo.gathelAvatar border
bejo.gathel dan bukhorigan memberi reputasi
2
1.4K
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan