- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Tak Hanya Uganda, Deretan Negara Ini Kena Jebakan Utang China


TS
Lockdown666
Tak Hanya Uganda, Deretan Negara Ini Kena Jebakan Utang China

Jakarta, CNBC Indonesia - Uganda menjadi salah satu negara terbaru yang tersandung 'jebakan' utang China. Diketahui salah satu negara di Afrika Timur ini harus kehilangan Bandara Internasional Entebbe, satu-satunya bandara internasional yang menangani lebih dari 1,9 juta penumpang per tahun.
Namun Uganda dilaporkan tengah berusaha mengubah perjanjian pinjamannya dengan China. Ini untuk memastikan bandara internasionalnya dan sejumlah aset tidak hilang karena gagal bayar (default).
Menurut laporan Gulf News yang melansir Bloomberg, perjanjian itu dibuat tahun 2015. Negara itu meminjam US$ 200 juta (sekitar Rp 2,8 trilliun) dari Bank Export-Import (EXIM) China untuk memperluas bandara Entebbe.
Klausul yang ingin diubah antara lain, perlunya Otoritas Penerbangan Sipil Uganda untuk meminta persetujuan dari pemberi pinjaman China untuk anggaran dan rencana strategisnya. Aturan lain mengamanatkan bahwa setiap perselisihan antara para pihak harus diselesaikan oleh Komisi Arbitrase Ekonomi dan Perdagangan Internasional China.
Hal sama juga dimuat Economic Times. Mengutip sejumlah media lokal, Presiden Uganda Yoweri Museveni dilaporkan telah mengirimkan delegasi ke Beijing guna bernegosiasi dengan pemerintah China.
Uganda sudah mencoba bernegosiasi sejak Maret 2021. Namun sejauh ini belum berhasil. Pinjaman itu sendiri memiliki tenor 20 tahun, termasuk masa tenggang tujuh tahun.
Rupanya tidak hanya Uganda yang mengalami hal ini. Beberapa negara lain di dunia juga sempat bernasib sama. Berikut deretan negara yang mengalami jebakan utang China, sebagaimana dihimpun dari berbagai sumber.
Sri Lanka
Pada 2010, China memberikan bantuan utang sebesar US$ 1,5 miliar untuk membiayai proyek pelabuhan Hambantota yang terletak di pantai Selatan Sri Lanka. Namun pada tahun 2017 negara di Asia Selatan itu harus merelakan pelabuhan dan bandara miliknya untuk dikelola oleh China karena gagal bayar utang.
Keputusan tersebut dilakukan dengan menandatangani kontrak untuk melayani perusahaan milik negara China selama 99 tahun.
Kala itu Sri Lanka tercatat memiliki utang sebesar US$ 8 miliar kepada China. Mereka merelakan infrastrukturnya diambil alih karena jika harus membayar lunas utang, negara ini akan menghabiskan 94% dari produk domestik bruto (PDB) miliknya.
Zimbabwe
Zimbabwe juga jadi salah satu negara yang mengutang untuk membangun infrastrukturnya. Namun kepada China, negara ini berutang untuk sebuah aktivitas.
Sejak 1998, Zimbabwe mengirim pasukan dan membeli peralatan dari China untuk membantu Presiden Laurent Kabali melawan pemberontak Uganda dan Rwanda.
Untuk membiayai semua aktivitas tersebut, Zimbabwe harus berutang kepada China dengan akumulasi nilai hingga mencapai US$ 4 juta atau sekitar Rp 54,8 triliun.
Namun Zimbabwe tidak bisa membayar utang karena gagal mengelolanya dengan baik. Negara ini harus mengikuti keinginan China untuk mengganti mata uangnya menjadi yuan sebagai imbalan penghapusan utang.
Penggantian mata uang berlaku sejak 1 Januari 2016 setelah tidak mampu membayar utang jatuh tempo pada akhir Desember 2015 silam.
Nigeria
Nasib sama juga menimpa Nigeria. Negara ini harus merasakan pahitnya model pembiayaan melalui utang yang disertai perjanjian, sebab hal ini merugikan negara penerima pinjaman dalam jangka panjang.
Dalam hal ini, China mensyaratkan penggunaan bahan baku dan buruh kasar asal China untuk pembangunan infrastruktur di Nigeria.
Laporan PUNCH mengatakan Nigeria menghabiskan US$ 591,11 juta dalam lima tahun untuk membayar utang kepada Exim Bank of China. Namun demikian, Nigeria masih berutang kepada China US$3,48 miliar pada akhir Juni 2021.
https://www.cnbcindonesia.com/news/2...an-utang-china


kenanganburuk memberi reputasi
1
1.1K
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan