Merahputih.com - Langkah pemerintah menerapkan kebijakan PPKM Level 3 secara nasional mulai 24 Desember membuat kecewa Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta. Pasalnya, kebijakan tersebut dinilai berpotensi membuat okupansi hotel merosot.

Ketua PHRI DIY, Deddy Pranawa Eryana mengatakan sudah banyak calon wisatawan yang membooking kamar hotel di seluruh wilayah DIY.

“Reservasi kamar hotel di masa libur Natal dan tahun baru sudah cukup baik. Data kami sudah mencapai 40-70 persen dari total kamar yang diizinkan dioperasionalkan. Kami khawatir banyak yang membatalkan jika kebijakan itu diterapkan,” kata Deddy di Yogyakarta, Jumat (19/11).

Ia khawatir akan banyak pembatalan reservasi kamar hotel di masa libur Natal dan Tahun Baru 2022. Deddy menyarankan pemerintah memperketat aturan bepergian ketimbang menerapkan level 3 PPKM.



“Akan lebih baik jika yang diperketat yaitu menjalankan protokol kesehatan dengan baik. Menunjukkan sertifikat vaksinasi dan hasil negatif antigen,” katanya.

PHRI DIY juga siap menerapkan protokol kesehatan secara ketat saat menerima tamu. Pihaknya juga siap melakukan pemantauan pelaksanaan protokol kesehatan untuk hotel dan restoran

Deddy juga mendorong seluruh pelaku usaha hotel dan restoran untuk tetap optimistis menyambut para pelancong di kota Gudeg ini.

“Ajakan berwisata ke Yogyakarta tetap harus dilakukan karena Yogyakarta sudah memiliki sistem bahwa wisatawan yang masuk harus menjalani skrining kesehatan. Minimal sudah vaksin dosis satu. Datang dalam kondisi sehat dan pulang juga harus tetap sehat,” katanya.

Saat ini berdasarkan data PHRI DIY, tingkat reservasi kamar hotel pada libur Nataru mencapai 40 hingga 80 persen. Tingkat reservasi tertinggi berada di Hotel yang berada di area tengah DIY atau di Kota Yogyakarta. Sementara hotel di area utara, timur dan barat atau yang berada di Kabupaten Sleman memiliki tingkat reservasi sekitar 40-70 persen.


Sumber