Jakarta, CNBC Indonesia - Ratusan pengacara hak asasi manusia dan elemen masyarakat China menuntut pemerintah negara itu untuk memberikan perawatan medis segera untuk Zhang Zhan, jurnalis China yang dipenjara setelah melaporkan pandemi Covid di Wuhan. Hal ini lantaran Zhang dilaporkan mogok makan dan mengalami penganiayaan.

Mengutip Guardians, seorang pengacara pembela Zhang, Ren Quanniu, mengatakan bahwa hukuman terhadap Zhang adalah "pembalasan" terhadap jurnalis  yang mencoba meliput wabah Wuhan. Tindakan meliput seperti ini sendiri dihalang-halangi oleh pemerintah China.
"Isu virus memang sangat sensitif, termasuk dari mana asalnya dan bagaimana situasi di Wuhan," katanya.


"Ia pergi ke sana untuk melakukan beberapa wawancara di tempat, dan berhubungan dengan Radio Free Asia dan Epoch Times untuk wawancara. Keduanya dipandang oleh pejabat China sebagai media yang bermusuhan."

Ren menambahkan bahwa hukuman itu juga merupakan manifestasi dari kontrol ketat China atas jurnalisme, opini publik, dan kebebasan berbicara.
"Tidak peduli apakah Anda jurnalis warga atau media independen, hal-hal yang disebut 'sensitif' dan tidak sesuai dengan kaliber propaganda tidak boleh dikatakan," tambahnya.

"Jika Anda membuat hal-hal ini publik, Anda mungkin menemukan hasil yang sama seperti Zhang Zhan. Ini adalah peringatan bagi orang lain."
Zhang dijatuhi hukuman empat tahun penjara atas tuduhan menyebarkan informasi palsu dalam memberitakan wabah Covid di Wuhan. Pemerintah menganggapnya telah melakukan provokasi masalah.


https://www.cnbcindonesia.com/news/2...gan-xi-jinping