Mungkin, semua orang sudah pada mengetahuinya bahwa sepak bola adalah permainan tim. Jadi, kerjasama tim pun sangat diperlukan di dalam permainan olahraga yang satu ini. Tak bisa dilepaskan juga bahwa sepak bola itu bisa menjadi suatu harga diri. Ya, harga diri untuk sebuah nama yang harus bisa diperhitungkan dan selalu dijaga.

Hal semacam itu juga membuat sepak bola ini akan mempunyai arti. Ya, arti totalitas dalam membela atau mendukung sebuah klub. Harus bisa disadari juga bahwa harga diri bisa tercipta karena sejarah yang panjang. Oleh karena itu, para suporter pun suka keras dalam melantangkan, jagalah harga diri apalagi kalau melawan rival. Sebab, kalau kalah dari rival itu akan terasa malu.

Nah, hal semacam itu pun bisa menjadi sebuah bumbu-bumbu penyedap dalam dunia sepak bola ini. Sebab, hal semacam itu bisa menimbulkan sesuatu hal yang menarik untuk ditonton dan selalu diikutinya. Bukan hanya itu saja! Namun, harga diri yang bisa berawal dari totalitas kepada sebuah klub itu pun mampu menjadi salah satu kebanggaan yang tak akan pernah ternilai.



Namun, tak jarang juga kalau membicarakan harga diri dalam dunia sepak bola ini, bisa menimbulkan malapetaka. Ya, malapetaka yang besar, misalnya bentrokan antarsuporter ataupun lainnya. Oleh karena itu, harga diri dalam sepak bola itu harus patut dijaga agar bisa meminimalkan hal semacam itu yang bisa terjadi kapan pun.



Bentrokan antarsuporter bisa dimulai dari pertandingan yang begitu panas. Ya, biasanya pertandingan itu bertajuk laga klasik atau el-clasico. Nah, tajuk semacam itulah yang menjadi pertandingan semakin panas antarsuporter. Maka, pertandingan semacam itu pun bisa merembet kepada harga diri yang dipertaruhkan. Sampai lagi, tak akan heran kalau klub kebanggaannya kalah maka bisa saja hal yang di luar nalar pun terjadi.

Tak sampai sini saja! Namun, harga diri dalam mendukung sebuah klub kebanggaan pun bisa berawal dari faktor lingkungan. Oleh karena itu, hal semacam itu menjadikan sebuah nama klub pun bisa lebih besar daripada pemain bintang itu sendiri. Nah, hal tersebut pun bisa mengajarkan bahwa sepak bola itu tak melulu karena faktor uang saja. Akan tetapi, faktor harga diri untuk sebuah nama kota atau nama suporter pun harus bisa ditanggungnya.

Memang, hal semacam itu pun sangat besar untuk ditanggung oleh sebuah klub. Akan tetapi, semua itu adalah risiko yang harus bisa ditanggungnya, apalagi kalau mempunyai basis suporter yang besar maka semua itu tak bisa dilepaskan.



Sepak bola dan harga diri pun tak akan bisa dilepaskan karena hal semacan itu sudah menyatu. Ya, menyatu di benak para suporter atau pemain itu sendiri sehingga sepak bola pun tak melulu tentang uang. Bukan hanya itu saja! Namun, sepak bola pun bisa menjadi sebuah harga diri nama kota atau wilayah. Maka, tak jarang juga dengan berpatokan ke sana, para suporter pun menjadi membeludak dari semua kalangan; pejabat; anak sekolah; orang tua dan lainnya.



Kemudian, harga diri dalam sepak bola pun tak bisa dielakkan lagi bahwa di Indonesia pun banyak yang seperti ini. Oleh karena itu, harga diri pun selalu menjadi slogan bagi klub-klub yang mempunyai basis suporter besar. Sampai-sampai, para suporter itu berteriak-teriak tentang harga diri kalau sedang atau mau bertanding dengan klub rival. Nah, hal semacam ini pun tak akan bisa dilepaskan dari dunia sepak bola ini. Sebab, sepak bola dan harga diri itu bisa menyatu dan tertanam di benak para suporternya.[]