Kaskus

News

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Dubai Air Show 2021: Checkmate The Special Guest
TS kembali dengan pembahasan seputar pameran kedirgantaraan internasional yang kini sedang digelar di Dubai gan, setelah pada thread sebelumnya TS membahas pesawat bermesin turboprop Calidus B-350. Kali ini TS akan membahas tamu spesial yang hadir dalam Dubai Air Show 2021, mungkin agan sekalian sudah kenal sama tamu satu ini. Namanya adalah "Su-75 Checkmate."

Dubai Air Show 2021 menjadi debut pertama Checkmate di luar negeri, lalu seperti apa spesifikasi pesawat ini ? Sebenarnya belum banyak yang bisa kita ketahui dari pesawat satu ini, karena Checkmate akan terbang perdana tahun 2023. Tapi pihak Sukhoi sebagai manufaktur pesawat sudah memberi sedikit bocoran informasi terkait pesawat tempur single engine ini. Su-75 Checkmate dilaporkan mampu membawa payload seberat 7.400 kg. Serta punya kecepatan maksimum Mach 1.8, tanpa tangki bahan eksternal pesawat dapat terbang sejauh 2.800 km.

Untuk radius tempur bergantung pada payload yang dibawa, tapi pihak Sukhoi menyebut radius tempur Checkmate dalam rentang 1.000-1.500 km. Untuk senjata yang dibawa berupa rudal udara ke udara jarak menengah/jauh Vympel R-77M, rudal jelajah udara ke permukaan Kh-59Mk2 (320 kg), rudal anti radiasi Kh-58UShKE (650 kg). Untuk rudal Kh-59Mk2 dan Kh-58UShKE hanya bisa ditempatkan di dalam main weapon bay (central bay). Sukhoi juga mengatakan jika Checkmate kelak bisa meluncurkan rudal hipersonik.


Quote:



Menurut TheDrive.comSu-57 Felon digambarkan sebagai penerus generasi Sukhoi Flanker, sementara Checkmate secara resmi digambarkan sebagai "Pesawat Taktis Ringan." Data yang baru-baru ini dipublikasikan menunjukkan bahwa Su-57 punya panjang 20 m dan lebar sayap 14 m, sementara Checkmate punya panjang 17 m dan lebar sayap 12 m. Jika dilihat dari ukurannnya, kedua pesawat memiliki ukuran yang tidak terlampau jauh.

Checkmate memiliki susunan permukaan ekor yang lebih sederhana, dengan taileron, bukan permukaan horizontal dan vertikal yang terpisah. Pada Checkmate, taileron juga dikombinasikan dengan permukaan ekor horizontal seperti rintisan di kedua sisi exhaust mesin, yang digunakan untuk pitch kontrol tambahan.

Sementara mesin dari Checkmate sendiri masih misterius, dan tidak jelas apakah mesin yang dipasang pada prototype pesawat adalah mesin yang sebenarnya. Meskipun nozzle setidaknya tampak seperti aslinya. Mesin Checkmate dikabarkan menjadi versi Izdeliye 30 yang direncanakan sebagai mesin untuk Su-57, tetapi belum dipakai oleh pesawat tersebut.

Di sisi lain, angka dorong mesin Checkmate dikabarkan sekitar 14.500-16.000 kilogram. Nilai ini lebih rendah daripada versi asli Izdeliye 30, artinya mesin ini adalah versi yang diturunkan. Kemampuan manuver masih akan menjadi andalan, vektor dorong 3D juga akan disertakan setidaknya sebagai opsi, dan bahkan mungkin secara default. 


Quote:



Data yang diterbitkan oleh kantor berita pemerintah Rusia TASS mengatakan jika kokpit dan radome masing-masing pesawat tempur juga menunjukkan kesamaan, hal ini dilakukan guna mengurangi biaya pengembangan dan beban pada program uji terbang ekstensif setelah Checkmate mengudara. Itu juga akan menurunkan biaya untuk kedua platform pesawat. Ini sesuai dengan laporan TASS, yang mengatakan bahwa untuk mengurangi biaya produksi pesawat, mulai dari kokpit, radome, dan sistem on-board serta beberapa fitur Checkmate akan dibuat sama dengan Su-57.

Menurut laporan TASS, aspek lain yang menarik bahwa Sukhoi merancang Checkmate berdasarkan pengalaman tempur yang dikumpulkan di Suriah. Kampanye Rusia di negara itu telah melibatkan semua jenis pesawat tempur utamanya, termasuk evaluasi singkat penggunaan Su-57. Berdasarkan pengalaman di Suriah, para perancang pesawat tempur Sukhoi berpikir untuk membuat pesawat ringan bermesin tunggal pada tahun 2016. Analisis hasil penggunaan sistem pesawat serang di Suriah menunjukkan bahwa kemampuan pesawat bermesin ganda yang berat sistemnya akan berlebihan jika digunakan di Suriah.

Secara keseluruhan, mudah untuk melihat bahwa Checkmate adalah petarung kelas menengah, bukan desain petarung ringan. Dengan radius tempur mencapai 2.800 km, kemampuannya untuk menerbangkan misi tempur yang lebih lama dengan jarak yang lebih jauh sambil tetap berada dalam kondisi paling tersembunyi bisa menjadi nilai jual utama. United Aircraft Corporation yang menjadi induk dari Biro Desain Sukhoi juga berencana untuk membuat varian dua kursi untuk Checkmate sekaligus membuat varian pesawat tak berawak di masa depan.


Quote:



Sementara itu untuk harga jual, Checkmate diklaim lebih murah dibandingkan F-35. Sebagai perbandingan masing-masing varian F-35 (A/B/C) dibanderol seharga US$ 90 juta atau setara dengan Rp 1,7 triliun per unitnya. Sementara itu JF-17 Thunder buatan Pakistan dan China dibanderol seharga US$ 55,33 juta atau setara Rp 785 miliar per unitnya. Sementara Cehckmate dibanderol seharga US$ 30 juta atau setara Rp 426 miliar per unitnya. Harga ini tentu bisa bervariasi sesuai konfigurasi pesawat.

Dengan harga yang lebih murah, Rusia mencoba menyasar negara di kawasan Amerika Selatan, Afrika hingga Asia. Dengan banderol lebih murah dibanding F-35, Checkmate akan jadi alternatif pesawat murah yang sudah masuk kategori generasi 5 alias punya kemampuan siluman. Tentunya Rusia juga sedang mengincar kontrak bernilai besar dari UAE, seperti yang sudah banyak diberitakan, pihak UAE ingin membeli F-35 tapi belum diizinkan oleh AS. Sementara itu Israel secara tegas menyatakan keberatan atas keinginan UAE untuk memiliki F-35, karena bisa membuat ketidakseimbangan kekuatan di Timur Tengah.

Pesawat tempur UAE saat ini bertumpu pada F-16E/F Block 60 Desert Falcon dan Mirage 2000-9DAD/EAD, dengan beberapa upgrade untuk membuat kedua jenis pesawat itu memiliki performa yang baik. Di luar itu, UAE memiliki rencana untuk membeli sekitar 60 pesawat tempur baru, dengan biaya sekitar US$ 6 miliar. Pada November tahun lalu, Departemen Luar Negeri AS menyetujui kemungkinan Penjualan Militer Asing sebanyak 50 pesawat tempur siluman F-35A sebagai bagian dari paket senjata senilai hingga US$ 23,37 miliar.

Namun, sampai saat ini tidak ada kontrak pasti yang ditandatangani, dan mungkin saja Chekckmate dapat memenuhi persyaratan tersebut. Airspace Reviewmelaporkan jika kepala UAC Yuri Slyusar kepada wartawan di Dubai Airshow 2021 mengatakan bahwa, Rusia membuka pintu selebar-lebarnya kepada Dubai untuk mengembangkan dan produksi bersama Su-75 Checkmate. Dia menjelaskan, pengembangan bersama jet tempur ringan generasi kelima dengan pihak UAE kini sedang dipertimbangkan dan hal itu bisa dimulai dengan program Su-75 Checkmate .

Menarik melihat pekembangan Checkmat kedepannya, dengan harga yang diklaim lebih murah, akankah pesawat ini bisa menjadi pilihan yang ideal bagi negara yang tidak bisa membeli F-35 ?




Referensi Tulisan: TheDrive.com, TASS, Airspace Review
Ilustrasi: TASS, United Aircraft Corporation, AP Photo/Jon Gambrell
emineminnaAvatar border
pakisal212Avatar border
EriksaRizkiMAvatar border
EriksaRizkiM dan 17 lainnya memberi reputasi
16
6.2K
55
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan