Dunia memburuk dan menjadi semakin memburuk dengan manusia yang sulit mengetahui jati dirinya yang merupakan bentuk kecil dari alam semesta.

Ada seorang contoh yang kabarnya mampu membuat keadaan menjadi lebih baik dan keadaan justru memburuk dengan banyaknya penolakan.

Ada seorang yang tidak memiliki keberuntungan sehingga mencela alam semesta tanpa berfikir bahwa alam semesta bisa berkumpul untuk menghancurkan benda kecil.

Ada seorang yang memiliki keberuntungan karena memiliki kepercayaan kepada satu petunjuk dan petunjuk yang dipedomani adalah petunjuk abadi.

Ada seorang yang dibedakan sampai dengan memiliki penamaan tersendiri sehingga seorang yang lainnya bisa meluapkan perasaan kekecewaan.

Manusia menjadi debu selama proses hidupnya yang disebut menghadapi kematian kemudian di waktu menjelang menghadapi kematian terdapat penggalian tanah dan menutup tanah.

Manusia menjadi saling menipu dan manusia menjadi kebingungan dan menjadi tidak memiliki kejujuran di keadaan sadar atau tidak sadar.

Berbagai pujian adalah obat dari sebagian penyakit sehingga setiap orang mencari pujian itu untuk memgobati diri sendiri dan orang lain. Manusia takut dengan hukuman yang berat sehingga manusia merasakan sakit yang kuat.

Merusak alam dengan cara menebang pohon atau kegiatan lain seperti membuang limbah akan menghancurkan alam semesta sehingga menjadi kenyataan bentuk kehancurannya.

Kembali kepada keadaan sadar dan tidak sadar pada manusia yang terjadi adalah kesulitan memberikan perbedaan sehingga kewajiban menjadi satu kewajiban. Manusia yang kebingungan memiliki kewajiban turun dari surga menuju alam semesta di bumi yang tandus dan wajib untuk mencari sumber air untuk kehidupannya. Manusia belajar kembali untuk merawat dirinya sendiri sampai dengan mampu berdiri di tanah yang panas dan petujuk abadi mengikuti seluruh tubuh untuk bisa diserap menjadi kekuatan menuju keadaan yang sadar kemudian manusia di waktu yang terus bertambah menyebabkan kematian yang nyata sampai dimensi kehidupannya mengalami perubahan.