Kabar yang satu ini tentu sangat dinanti oleh negara yang suka membeli alutsista bekas pakai, pasalnya menurut artikel Janes.comUS Marine Corps (USMC) alias Korps Marinir AS berencana menjual kendaraan amfibi andalan mereka. Alutsista yang dimaksud adalah "Assault Amphibious Vehicles (AAV)." Atau lebih akrab disebut sebagai "LVTP-7."

Kabarnya kini sedang diplot peta jalan divestasi kendaraan dan mengukur minat industri dalam mempertahankan kendaraan ini untuk dijual di bawah kesepakatan Foreign Military Sales (FMS). Pada akhir bulan Oktober 2021, USMC telah mengeluarkan pemberitahuan untuk mencari vendor suku cadang dan komponen AAV (LVTP-7) sekaligus pihak ketiga yang tertarik untuk menjadi "lead systems integrator/LSI" bagi pelanggan asing yang kelak akan membeli kendaraan tempur amfibi ini.

Rencannaya USMC akan mengganti LVTP-7 dengan kendaraan tempur baru yang disebut sebagai Amphibious Combat Vehicle (ACV). Sebelum nantinya dijual, USMC memastikan bahwa kendaraan tempur (ranpur) yang dijual ke negara lain akan melalui proses return-to-condition code alpha (RCCA), yang termasuk proses pembongkaran kendaraan, pemeriksaan, perbaikan lambung kendaraan, perakitan kembali kendaraan, penggantian suku cadang wajib dan suku cadang yang tidak dapat diservis; pengujian kendaraan; dan persiapan untuk pengiriman kepada pembeli.





Meski sudah berencana untuk menjual ranpur amfibi ini, namun pihak USMC belum mengumumkan berapa unir yang akan dijual kelak.Wikipedia menyebut jika USMC saat ini setidaknya mengoperasikan 1.311 unit, artinya stok yang dimliki sangat besar. Bicara soal LVTP-7, tentu agan tidak asing dengan ranpur ini, pasalnya Indonesia juga mengoperasikannya dengan jumlah terbatas. Dan dengan adanya niat menjual alutsista tersebut, kemungkinan Indonesia bisa menambah beberapa unit untuk melengkapi 15 unit LVTP-7 saat ini.

Bicara soal LVTP-7 milik Indonesia, alutsista ini merupakan hibah dari Korea Selatan pada periode 2009-2010, total yang dimiliki 15 unit dan dioperasikan oleh Batalyon Kendaraan Pendarat Amfibi (Yonranratib) Korps Marinir TNI AL. Sepuluh unit ditempatkan di Batalyon Tank Amfibi 2 (Jakarta) dan lima unit lainnya berada di Batalyon Tank Amfibi 1 (Surabaya).

Mengutip artikelindomiliter.com
LVTP-7 aslinya dibuat oleh FMC Corporation di Amerika Serikat. Namun LVTP-7 milik Korps Marinir TNI-AL berasal dari Korea Selatan, pabrik pembuatnya Samsung Techwin yang mendapat lisensi ranpur ini. LVTP-7 buatan Korea Selatan semuanya sudah di upgrade ke versi AAV (Assault Amphibious Vehicle)-7A1, lazimnya ranpur ini dioperasikan dari kapal jenis LPD (Landing Platform Dock), seperi KRI Surabaya dan KRI Makassar.





LVTP-7 punya bobot 29,1 ton, panjang 7.94 m, lebar 3.27 m serta tinggi 3.26 m. Diawaki oleh 3 orang kru, ranpur ini bisa membawa 20 personel. Sebagai senjata, LVTP-7 memiliki SMB (senapan mesin berat) browning M2HB kaliber 12,7 mm yang memuat hingga 1200 peluru kaliber 12,7 mm. SMB ini juga bisa ditukar dengan pelontar granat kaliber 40 mm dengan tipe peluru M430 HEDP (High Explosive Dual Purpose). Untuk perlindungan dilengkapi smoke discharger kaliber 40 mm dan memiliki lapian baja standar 45 mm.

LVTP-7 disokong mesin General Motors 8V53T yang ditempatkan pada kompartemen depan yang punya daya maksimal 400 hp, dengan kapasitas fuel tank 650 liter, ranpur ini dapat digeber hingga kecepatan 64 km per jam di darat dengan jarak tempuh 580 km. Sementara saat berenang, punya kecepatan 12-14 Km per jam. Hal tersebut berkat sepasang waterjet yang dipasang di bagian kiri dan kanan.

Mengingat semakin dekatnya hubungan AS dan Indonesia, lalu apakah Indonesia juga akan kecipratan hibah LVTP-7 ini kelak ? Demikian sedikit informasi yang bisa TS sampaikan pada kesempatan kali ini, semoga bisa bermanfaat dan sampai jumpa