- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Murid-Murid di NTT Seberangi Sungai Menuju Sekolah, Pelajar SMP: Presiden, Bupati


TS
samsol...
Murid-Murid di NTT Seberangi Sungai Menuju Sekolah, Pelajar SMP: Presiden, Bupati
Murid-Murid di NTT Seberangi Sungai Menuju Sekolah, Pelajar SMP: Presiden, Bupati dan Gubenur Tolong Bangun Jembatan
Terkini.id, Jakarta – Di tengah semangatnya pemerintah Indonesia membangun insrastruktur hingga ke pelosok negeri. Ternyata masih ada murid-murid yang bertarung nyawa hanya untuk menuju ke sekolah.
Murid-murid tersebut berasa dari Dusun Wailoke Desa Wailamun dan Kampung Wairbou Desa Nebe Kecamatan Talibura Kabupaten Sikka Nusa Tenggara Timur (NTT).
Diketahui bahwa mereka harus menyeberangi sungai hanya demi mencapai sekolah. Saat musim hujan, air kali itu selalu meningkat bahkan banjir secara terpaksa murid-murid tersebut meliburkan diri.
Salah seorang guru SDI Blawuk, Desa Nebe, Marselina Yulianti mengatakan, anak-anak sekolah dari Dusun Wailoke Desa Wailamun dan Kampung Wairbou Desa Nebe sering tidak masuk sekolah saat air kali itu banjir.
“Mereka sering terlambat masuk sekolah, bahkan tidak masuk saat musim hujan karena ketinggian air di sungai Nangagete meningkat bahkan banjir,” Kata Marselina.
Lanjutkan, kata dia di kala musim hujan, anak-anak dari dua kampung itu harus berjalan kaki atau naik sepeda motor melewati jalan provinsi dan menempuh tiga kilometer. Kondisi itulah yang menyebabkan anak-anak sekolah dari kedua kampung tersebut sering terlambat masuk ke sekolah.
“Kalau orangtuanya mau antar maka anak-anak ke sekolah, tapi kalau tidak, maka mereka tidak masuk sekolah atau meliburkan diri,” ungkap dia. Dilansir dari Kompascom. Jumat, 5 November 2021.
Ia juga mengatakan bahwa, tidak memberikan sanksi dan memaklumi, sebab memang itu kondisi alam.
“Jumlah siswa dari kedua wilayah ini sekitar 20 orang yang bersekolah di tempat kami,” Tuturnya.
Sementara itu, Pihak Kepala sekolah SD Inpres Blawuk, Desa Nebe, Martinus Roi da Cunha, berharap, kondisi itu mendapat perhatian dari pemerintah dengan membangun jembatan gantung.
Baca Juga: Tinjau Fasilitas Sekolah di Maros, Muzayyin Arif Serahkan Bantuan Sound...
Jembatan gantung, kata dia, penting agar anak-anak bisa berangkat ke sekolah dengan nyaman tanpa harus menyeberangi kali. Sebab, hal itu membuat anak-anak berpotensi terjatuh dan terbawa arus sungai.
“Adanya jembatan gantung membuat warga di dua kampung ini bisa lebih mudah beraktivitas, karena mereka setiap hari hari ke Dusun Blawuk. Anak-anak sekolah baik di SD maupun SMP dan SMA yang tinggal di dua kampung ini bisa bersekolah seperti biasa,” ujarnya.
Petrus Arivanto Nathan Pelajar kelas 7 SMPN1 Talibura, mengaku, selama musim hujan, Kali Nangagete selalu banjir. Dirinya bersama teman-temannya pun terpaksa tidak ke sekolah.
Petrus mengaku, setiap pagi semua anak sekolah dari SD, SMP, dan SMA dari Kampung Wairbou dan Dusun Waioloke harus berjalan kaki dari rumah dan menyeberangi kali.
“Kami tidak pakai sepatu dari rumah dan setelah menyeberangi kali baru pakai sepatu. Kalau air kali tinggi kami harus pakai celana lain nanti baru seberang kali ganti seragam sekolah,” tuturnya.
Ia berharap, pemerintah bisa membangun jembatan di kali Nangagete itu untuk memudahkan mereka berangkat ke sekolah.
“Bapak Presiden, Bapak Gubernur, bapak Bupati, tolong bangun jembatan di kali Nangagete ini. Kalau bisa bangun jembatan gantung saja, supaya kami bisa lewat saat hujan,” Katanya
https://makassar.terkini.id/murid-mu...ngun-jembatan/
Mana ini bupati ama gubenurnya
Masa tunggu viral dulu baru kerja



Murid-murid tersebut berasa dari Dusun Wailoke Desa Wailamun dan Kampung Wairbou Desa Nebe Kecamatan Talibura Kabupaten Sikka Nusa Tenggara Timur (NTT).
Diketahui bahwa mereka harus menyeberangi sungai hanya demi mencapai sekolah. Saat musim hujan, air kali itu selalu meningkat bahkan banjir secara terpaksa murid-murid tersebut meliburkan diri.
Salah seorang guru SDI Blawuk, Desa Nebe, Marselina Yulianti mengatakan, anak-anak sekolah dari Dusun Wailoke Desa Wailamun dan Kampung Wairbou Desa Nebe sering tidak masuk sekolah saat air kali itu banjir.
“Mereka sering terlambat masuk sekolah, bahkan tidak masuk saat musim hujan karena ketinggian air di sungai Nangagete meningkat bahkan banjir,” Kata Marselina.
Lanjutkan, kata dia di kala musim hujan, anak-anak dari dua kampung itu harus berjalan kaki atau naik sepeda motor melewati jalan provinsi dan menempuh tiga kilometer. Kondisi itulah yang menyebabkan anak-anak sekolah dari kedua kampung tersebut sering terlambat masuk ke sekolah.
“Kalau orangtuanya mau antar maka anak-anak ke sekolah, tapi kalau tidak, maka mereka tidak masuk sekolah atau meliburkan diri,” ungkap dia. Dilansir dari Kompascom. Jumat, 5 November 2021.
Ia juga mengatakan bahwa, tidak memberikan sanksi dan memaklumi, sebab memang itu kondisi alam.
“Jumlah siswa dari kedua wilayah ini sekitar 20 orang yang bersekolah di tempat kami,” Tuturnya.
Sementara itu, Pihak Kepala sekolah SD Inpres Blawuk, Desa Nebe, Martinus Roi da Cunha, berharap, kondisi itu mendapat perhatian dari pemerintah dengan membangun jembatan gantung.
Baca Juga: Tinjau Fasilitas Sekolah di Maros, Muzayyin Arif Serahkan Bantuan Sound...
Jembatan gantung, kata dia, penting agar anak-anak bisa berangkat ke sekolah dengan nyaman tanpa harus menyeberangi kali. Sebab, hal itu membuat anak-anak berpotensi terjatuh dan terbawa arus sungai.
“Adanya jembatan gantung membuat warga di dua kampung ini bisa lebih mudah beraktivitas, karena mereka setiap hari hari ke Dusun Blawuk. Anak-anak sekolah baik di SD maupun SMP dan SMA yang tinggal di dua kampung ini bisa bersekolah seperti biasa,” ujarnya.
Petrus Arivanto Nathan Pelajar kelas 7 SMPN1 Talibura, mengaku, selama musim hujan, Kali Nangagete selalu banjir. Dirinya bersama teman-temannya pun terpaksa tidak ke sekolah.
Petrus mengaku, setiap pagi semua anak sekolah dari SD, SMP, dan SMA dari Kampung Wairbou dan Dusun Waioloke harus berjalan kaki dari rumah dan menyeberangi kali.
“Kami tidak pakai sepatu dari rumah dan setelah menyeberangi kali baru pakai sepatu. Kalau air kali tinggi kami harus pakai celana lain nanti baru seberang kali ganti seragam sekolah,” tuturnya.
Ia berharap, pemerintah bisa membangun jembatan di kali Nangagete itu untuk memudahkan mereka berangkat ke sekolah.
“Bapak Presiden, Bapak Gubernur, bapak Bupati, tolong bangun jembatan di kali Nangagete ini. Kalau bisa bangun jembatan gantung saja, supaya kami bisa lewat saat hujan,” Katanya
https://makassar.terkini.id/murid-mu...ngun-jembatan/
Mana ini bupati ama gubenurnya

Masa tunggu viral dulu baru kerja









Proloque dan 5 lainnya memberi reputasi
6
632
27


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan