- Beranda
- Komunitas
- Automotive
- Otomotif
Bus Double Decker Untuk AKAP? Apa Kelebihan & Kekurangannya?


TS
ulungrinjani
Bus Double Decker Untuk AKAP? Apa Kelebihan & Kekurangannya?
Hola Agan dan Sista! Selamat pagi, siang, sore dan malam bagi Gansis di seluruh dunia! Kali ini, ane bakal bahas seputar kelebihan dan kekurangan bus double decker untuk trayek AKAP.
Pada dekade-dekade lalu, bus tingkat dikenal sebagai transportasi jarak dekat, dalam kota. Dulu lumayan banyak beredar bus-bus tingkat di kota-kota besar, namun hanya digunakan untuk jarak dekat saja.
Dan, pada 2015 bus tingkat atau double decker mulai digunakan untuk armada AKAP. Double decker mulai digunakan sebagai armada yang mengantarkan penumpang dengan jarak jauh sejak tahun itu.
Mungkin Gansis bertanya-tanya, apa kelebihan dan kekurangan menggunakan bus double decker untuk AKAP? Kenapa tidak seperti zaman dulu saja, digunakan untuk jarak dekat? Nah kali ini ane bakal bahas seputar hal tersebut nih Gansis.
Kelebihan menggunakan bus double decker untuk armada AKAP sangat beragam, mulai dari kapasitas, pandangan dan lain-lain, tentunya tidak hanya satu saja kelebihannya.
Untuk rute dengan okupansi tinggi, bus double decker sangat tepat digunakan. Kenapa? Sebab kapasitasnya sangat banyak dalam satu bus, bahkan dibandingkan bus UHD sekalipun.
Bus double decker, jika memiliki konfigurasi 3-2, tiga di kiri dan dua di kanan full di dek atas dan bawah, dapat mengangkut hingga 74-76 penumpang. Sementara, jika memiliki konfigurasi 2-2 full, dapat mengangkut hingga 50 penumpang, dengan legrest tentunya dan toilet, serta kelegaan yang mungkin bisa dibilang setara dengan bus SHD biasa dengan 34 kursi.
Pada bus biasa, biasanya kelas tidak bisa dibedakan dalam satu bus. Jadi dalam satu bus, hanya ada satu kelas saja, tidak ada variasi kelas seperti di pesawat dengan ukuran besar.
Dengan bus double decker, kelas bisa di-variasikan hingga 3 kelas berbeda. Di dek atas bisa diisi dengan kursi eksekutif, lalu di dek bawah diisi dengan kursi super eksekutif. Tak lupa, diatas gundukan spakbor roda depan, bisa diisi dengan kursi sleeper class. Sasaran pasar bus double decker bisa lebih luas dengan variasi kelas.
Dibanding bus biasa, bus double decker kurleb akan lebih nyaman sebab sasis yang digunakan adalah sasis premium kelas atas dengan 3 as roda dan full air suspension yang bisa diatur ketinggiannya (dan tentunya setingan ketinggian berpengaruh ke keras dan empuknya).
Memang, di dek atas akan terasa limbungnya, tetapi di dek bawah akan terasa nyaman, sebab dek bawah tidak mengalami efek limbung yang banyak. Ini juga merupakan alasan kenapa kelas yang lebih tinggi ditaruh di dek bawah, selain juga karena tidak ada gundukan spakbor roda di dek atas.
Bus double decker memiliki efisiensi yang lebih dari bus biasa, dihitung dengan biaya per orang untuk menempuh satu kilometer. Konsumsi BBMnya hanya berbeda sedikit dengan bus SHD atau UHD triple axle, namun kapasitas penumpangnya berbeda lumayan banyak.
Hal ini membuat efisiensi meningkat. Sebab, biaya per orang, untuk menempuh satu kilometer paling rendah dibanding bus-bus lain, bahkan bus ekonomi sekalipun. Namun perlu dicatat ini berlaku saat bus diisi dengan penumpang 90-100% saja, jika diisi cuma 40-50% ya jadinya boros.
Kelebihan pastinya ada, tetapi kekurangan pasti juga ada. Termasuk juga dalam hal ini, ketika bus tingkat digunakan untuk armada AKAP antar provinsi, bahkan juga antar pulau.
Bus double decker memiliki ground clearence yang lebih ceper dari bus biasa, dengan overhang yang panjangnya kurang lebih sama atau bahkan lebih panjang sedikit.
Ini membuat bus double decker agak kurang tangguh. Bus double decker akan sangat kesulitan ketika dibawa ke rute-rute yang agak ekstrim, misalnya Sitinjau Lauik (yang dimana bus tingkat, yang sudah melewati rute tersebut bisa dihitung jari), atau lintas barat dan tengah Sumatera. Butuh skill luar biasa untuk menyetir bus tingkat tanpa gasruk dan nabrak di rute tersebut.
Ini membuat bus tingkat agak kurang cocok untuk jalan yang naik-turun dan sudutnya curam. Karena akan lebih rawan akan gasruk dan juga tentunya lebih rawan rusak. Terlebih banyak juga ranting-ranting dan kabel-kabel yang dipasang dengan tinggi kurang dari 4.2 meter.
Bus tingkat memang memiliki kapasitas penumpang yang luar biasa besar, namun kapasitas bagasinya berbanding 180 derajat dengan kapasitas penumpangnya. Luar biasa kecil.
Memang, bagi sasaran pasarnya, mungkin bagasi yang hanya segini cukup (itupun kalau full mungkin agak sedikit mepet), tetapi bagi bus yang juga mengangkut paket, bagasi ini sangat kurang. Inilah alasan mengapa bus double decker tidak cocok untuk mengangkut paket, kecuali memang sudah dimodifikasi atau ditaruh di dalam ketika kursi kosong, seperti yang dilakukan Adiputro beberapa tahun lalu yang memodifikasi bus tingkat sehingga menjadi bus low drive (tapi bukan UHD) yang dapat mengangkut mobil.
Dengan dimensi besar, bus double decker lebih sulit dikemudikan dibandingkan dengan bus triple axle biasa dengan body SHD. Butuh supir dengan skill lebih dan jam terbang yang lebih tinggi pula.
Tentunya, hal ini disebabkan oleh, tak lain dan tak bukan adalah dimensi dan bobot. Dimensi bus double decker sangat tinggi, supir harus ekstra hati-hati dengan kabel dan ranting serta jembatan, juga dengan bobotnya yang lebih, butuh skill lebih di tanjakan dan turunan.
Nah, itulah isi thread ane tentang kelebihan dan kekurangan bus tingkat sebagai armada AKAP. Jadi, gimana pendapat Gansis seputar thread ini? Oh iya, ane akan sangat berterima kasih apabila Gansis mengoreksi informasi di thread ini yang salah!
Sumber: Opini Pribadi
Narasi: Opini Pribadi
Pic: Terlampir
Disclaimer: Thread ini tak bertujuan untuk menjatuhkan maupun mempromosikan siapapun.
Original Written By: @ulungrinjani



Pada dekade-dekade lalu, bus tingkat dikenal sebagai transportasi jarak dekat, dalam kota. Dulu lumayan banyak beredar bus-bus tingkat di kota-kota besar, namun hanya digunakan untuk jarak dekat saja.
Dan, pada 2015 bus tingkat atau double decker mulai digunakan untuk armada AKAP. Double decker mulai digunakan sebagai armada yang mengantarkan penumpang dengan jarak jauh sejak tahun itu.
Mungkin Gansis bertanya-tanya, apa kelebihan dan kekurangan menggunakan bus double decker untuk AKAP? Kenapa tidak seperti zaman dulu saja, digunakan untuk jarak dekat? Nah kali ini ane bakal bahas seputar hal tersebut nih Gansis.
Kelebihan
Kelebihan menggunakan bus double decker untuk armada AKAP sangat beragam, mulai dari kapasitas, pandangan dan lain-lain, tentunya tidak hanya satu saja kelebihannya.
1. Kapasitas
Untuk rute dengan okupansi tinggi, bus double decker sangat tepat digunakan. Kenapa? Sebab kapasitasnya sangat banyak dalam satu bus, bahkan dibandingkan bus UHD sekalipun.
Bus double decker, jika memiliki konfigurasi 3-2, tiga di kiri dan dua di kanan full di dek atas dan bawah, dapat mengangkut hingga 74-76 penumpang. Sementara, jika memiliki konfigurasi 2-2 full, dapat mengangkut hingga 50 penumpang, dengan legrest tentunya dan toilet, serta kelegaan yang mungkin bisa dibilang setara dengan bus SHD biasa dengan 34 kursi.
2. Variasi Kelas
Pada bus biasa, biasanya kelas tidak bisa dibedakan dalam satu bus. Jadi dalam satu bus, hanya ada satu kelas saja, tidak ada variasi kelas seperti di pesawat dengan ukuran besar.
Dengan bus double decker, kelas bisa di-variasikan hingga 3 kelas berbeda. Di dek atas bisa diisi dengan kursi eksekutif, lalu di dek bawah diisi dengan kursi super eksekutif. Tak lupa, diatas gundukan spakbor roda depan, bisa diisi dengan kursi sleeper class. Sasaran pasar bus double decker bisa lebih luas dengan variasi kelas.
3. Kenyamanan
Dibanding bus biasa, bus double decker kurleb akan lebih nyaman sebab sasis yang digunakan adalah sasis premium kelas atas dengan 3 as roda dan full air suspension yang bisa diatur ketinggiannya (dan tentunya setingan ketinggian berpengaruh ke keras dan empuknya).
Memang, di dek atas akan terasa limbungnya, tetapi di dek bawah akan terasa nyaman, sebab dek bawah tidak mengalami efek limbung yang banyak. Ini juga merupakan alasan kenapa kelas yang lebih tinggi ditaruh di dek bawah, selain juga karena tidak ada gundukan spakbor roda di dek atas.
4. Efisiensi
Bus double decker memiliki efisiensi yang lebih dari bus biasa, dihitung dengan biaya per orang untuk menempuh satu kilometer. Konsumsi BBMnya hanya berbeda sedikit dengan bus SHD atau UHD triple axle, namun kapasitas penumpangnya berbeda lumayan banyak.
Hal ini membuat efisiensi meningkat. Sebab, biaya per orang, untuk menempuh satu kilometer paling rendah dibanding bus-bus lain, bahkan bus ekonomi sekalipun. Namun perlu dicatat ini berlaku saat bus diisi dengan penumpang 90-100% saja, jika diisi cuma 40-50% ya jadinya boros.
Kekurangan
Kelebihan pastinya ada, tetapi kekurangan pasti juga ada. Termasuk juga dalam hal ini, ketika bus tingkat digunakan untuk armada AKAP antar provinsi, bahkan juga antar pulau.
1. Kurang Tangguh
Bus double decker memiliki ground clearence yang lebih ceper dari bus biasa, dengan overhang yang panjangnya kurang lebih sama atau bahkan lebih panjang sedikit.
Ini membuat bus double decker agak kurang tangguh. Bus double decker akan sangat kesulitan ketika dibawa ke rute-rute yang agak ekstrim, misalnya Sitinjau Lauik (yang dimana bus tingkat, yang sudah melewati rute tersebut bisa dihitung jari), atau lintas barat dan tengah Sumatera. Butuh skill luar biasa untuk menyetir bus tingkat tanpa gasruk dan nabrak di rute tersebut.
Ini membuat bus tingkat agak kurang cocok untuk jalan yang naik-turun dan sudutnya curam. Karena akan lebih rawan akan gasruk dan juga tentunya lebih rawan rusak. Terlebih banyak juga ranting-ranting dan kabel-kabel yang dipasang dengan tinggi kurang dari 4.2 meter.
2. Bagasi Sangat Kecil
Bus tingkat memang memiliki kapasitas penumpang yang luar biasa besar, namun kapasitas bagasinya berbanding 180 derajat dengan kapasitas penumpangnya. Luar biasa kecil.
Memang, bagi sasaran pasarnya, mungkin bagasi yang hanya segini cukup (itupun kalau full mungkin agak sedikit mepet), tetapi bagi bus yang juga mengangkut paket, bagasi ini sangat kurang. Inilah alasan mengapa bus double decker tidak cocok untuk mengangkut paket, kecuali memang sudah dimodifikasi atau ditaruh di dalam ketika kursi kosong, seperti yang dilakukan Adiputro beberapa tahun lalu yang memodifikasi bus tingkat sehingga menjadi bus low drive (tapi bukan UHD) yang dapat mengangkut mobil.
3. Lebih Sulit Dikemudikan
Dengan dimensi besar, bus double decker lebih sulit dikemudikan dibandingkan dengan bus triple axle biasa dengan body SHD. Butuh supir dengan skill lebih dan jam terbang yang lebih tinggi pula.
Tentunya, hal ini disebabkan oleh, tak lain dan tak bukan adalah dimensi dan bobot. Dimensi bus double decker sangat tinggi, supir harus ekstra hati-hati dengan kabel dan ranting serta jembatan, juga dengan bobotnya yang lebih, butuh skill lebih di tanjakan dan turunan.
Nah, itulah isi thread ane tentang kelebihan dan kekurangan bus tingkat sebagai armada AKAP. Jadi, gimana pendapat Gansis seputar thread ini? Oh iya, ane akan sangat berterima kasih apabila Gansis mengoreksi informasi di thread ini yang salah!
Sumber: Opini Pribadi
Narasi: Opini Pribadi
Pic: Terlampir
Disclaimer: Thread ini tak bertujuan untuk menjatuhkan maupun mempromosikan siapapun.
Original Written By: @ulungrinjani









screamo37 dan 21 lainnya memberi reputasi
22
5.6K
50


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan