Puisi telah lama hadir di sekitar kita, entah itu cuma sekedar tahu ataupun memang aktif mengikutinya. Yang jelas puisi masih ada, walaupun atensi terhadapnya kadang naik turun diterjang trend sekarang.

Terlepas dari trend-trend yang seringkali berubah-ubah dari waktu ke waktu, puisi masihlah sanggup meraih para pembacanya. Salah satu bentuk puisi masih sanggup meraih para pembacanya adalah masih dicetaknya buku-buku puisi, walaupun tidak semasif novel ataupun buku ilmu pengetahuan.

Ngomong-ngomong soal buku puisi, biasanya pembaca baru belum bisa menemukan feel dari membaca buku puisi. Pada awal-awal membaca buku puisi saya pun juga seperti itu, membaca buku puisi masih sekedar pemuas rasa penasaran dan belum benar-benar menemukan feel-nya. Puisi cuma sekedar bacaan lewat dan menguap.

Untungnya beberapa bulan terakhir saya mulai bisa merasakan feel dari membaca buku puisi. Bisa dibilang perkembangan saya dalam membaca buku puisi cukup lambat bila ditilik dari pertama kali tertarik dengan puisi sejak 2016. Walaupun terlambat, sekiranya puisi tidak lagi sekadar mampir.

Bagi yang tertarik membaca buku puisi tapi masih mengawang-ngawang, saya akan memberikan beberapa kiat yang sekiranya bisa membantu menemukan feel dari membaca buku puisi. Walaupun cuma berdasarkan pengalaman saya, cukup worth it lah bila dicoba.

Kiat pertama, baca buku puisi yang paling anda inginkan. Membaca buku puisi yang paling diinginkan merupakan langkah awal dari menemukan feel membaca buku puisi. Tidak usah langsung maksa baca buku puisi dari penyair yang sudah terkenal bila belum ada rasa tertarik.

Lagi pula baca buku puisi bukan ladang gengsi ataupun keren-kerenan bacaan. Ini persoal rasa dan diri sendiri, jadi nikmati saja alurnya. Toh kedepannya buku-buku dari penyair terkenal juga kebaca bila telah waktunya.

Kedua, jangan marasa harus cepat selesai. Kembali ke awal, baca buku pada dasarnya untuk diri kita sendiri. Jadi tak usah diburu hingga kalang kabut, toh yang dibaca puisi bukannya lomba lari.

Baca berlahan, seksama dan kalau butuh bisa berulang-ulang. Rasakan emosinya, temukan hal menarik dalam setiap kata dan rangkai makna dari setiap baitnya. Bukankah begitu seharusnya?.

Perlu diingat yang dibaca ini puisi, bukan seongok kata lalu dibuang habis. Susuri dengan sambar, toh makna tak akan pernah bubar.

Sekian trit gajetod kali ini
Moga bermanfaat, klo kagak ya... Yaudah

Ciayo

Sumber: Pemikiran aneh TS