3hreAvatar border
TS
3hre
Asal muasal Sangkal Putung
:
Ada suatu waktu tersebutlah sebuah desa, disebut POROT.
Di desa itu tinggalah pak Simbar Muko, seorang petani sederhana yang rendah hati.
Dia tinggal bersama istri serta kedua anaknya. Hidup dalam kesederhanaan, namun selalu rukun dan bahagia.

Simbar Muko dan keluarga begitu dikenal bukan hanya didesanya, bahkan sampai desa-desa disekitarnya.
Dikarenakan kebaikan hati dan sifat suka menolongnya pak Simbar Muko dan keluarganya begitu dicintai orang-orang disekitarnya.

Suatu ketika kediaman Simbar Muko ramai didatangi para tetangga dan beberapa orang dari desa disekitarnya.Ternyata Simbar Muko akan memperbaiki rumahnya yang memang sudah rusak di beberapa bagian.Tanpa dikomando,orang-orang langsung mengerjakan segala pekerjaan yang ada.
Gotong Royong.
Ternyata kayu yang dibutuhkan untuk memperbaiki beberapa bagian rumahnya masih kurang.
Salah seorang tetangga yang ikut membantu menyampaikan hal tersebut sekalian menawarkan pohon kayu yang dia punya untuk ditebang dan digunakan sebagai bahan tambahan.
"Kalau memang Bapak punya dan sekiranya tidak keberatan untuk diberikan pada saya,silahkan saja.....sebelum dan sesudahnya saya ucapkan banyak terimakasih" kata Simbar Muko.

Namun mereka terbentur ketiadaan perkakas untuk menebang pohon.
Sebuah kampak besar.
Dan dii desa itu hanya ada satu orang yang memiliki alat tersebut yakni Pak Lurah, Pemimpin desa tersebut .
Di satu sisi karakter Sang Lurah terkenal dengan sifat sombong dan keras kepalanya.

Mau tidak mau akhirnya tetangga tersebut pergi ke rumah Lurah untuk meminjam kampak yang dibutuhkan.
Setelah sedikit berbasa-basi dan menyampaikan maksud kedatangannya,
benar saja, sambutan Pak Lurah terhadap tetangga tersebut kurang menyenangkan, Dengan nada tinggi, lantang Pak Lurah "Suruh datang sendiri orangnya menghadapku. Aku Lurah di desa ini......Tau!!!!!".

Dengan perasaan kecewa, tetangga tersebut kembali kerumah pak Simbar Muko dan menyampaikan apa yang dikatakan Pak Lurah.

Dengan sedikit pesimis datanglah Simbar Muko kerumah Pak Lurah.
"Pak Lurah, maafkan atas ketidak sopanan saya tadi karena tidak datang langsung menghadap Pak Lurah, padahal memang saya yang butuh kampak itu..."kata Simbar Muko sambil menundukkan kepalanya.
Tanpa menanggapi apa yang disampaikan Simbar Muko, Pak Lurah langsung meninggalkan Simbar Muko.
Sesaat saja, Pak Lurah sudah kembal dan membawa kampak yang dibutuhkan dan langsung menyodorkan kearah Simbar Muko. Dengan hanya tiga kata, "Bawa!....Sana pulang !!!!"bentak Pak Lurah sambil mengarahkan telunjuknya ke pintu depan.
Dengan merunduk-runduk, diterimanya kampak itu dan segera pulang.

Sampai akhirnya selesailah renovasi rumah Simbar Murko di hari itu.
Hanya saja kondisi kampak milik Pak Lurah rusak, gagang kampaknya (sangkal) patah (putung).
Rasa khawatir dan takut yang begitu besar melanda Simbar Murko......

_
Beberapa hari kemudian barulah Simbar Murko memberanikan diri datang menghadap Pak Lurah untuk menyampaikan dengan jujur apa yang terjadi pada kampak yang dipinjamnya.

Sudah bisa ditebak.Betapa murkanya Pak Lurah mendapati pegangan kampaknya patah. Caci maki, umpatan barbar dan sumpah serapah keluar dari mulut Pak Lurah.
Dengan badan gemetar Simbar Murko memberanikan diri menyampaikan maksudnya,
"Saya benar-benar minta maaf, mengakui kesalahan saya yang tidak bisa menjaga barang pinjaman ini. Untuk menebus kesalahan saya, sekarang saya menurut apa yang Pak Lurah kehendaki untuk membayar kelalaian saya ini, mau diganti dengan uang atau saya ganti pegangan baru......."
"Hahahahahahahaha........berapa banyak uangmu Simbar Murko, apa sih yang kamu punya! Seluruhnya,tidak akan cukup untuk membayar ini, apalagi mau mengganti pegangan baru.....kemana kamu akan mencari kayu yang sama. Dengar Simbar Murko....aku tak butuh uangmu, aku tak butuh pula pegangan baru darimu. Apa yang kamu pinjam, itulah yang harus kamu kembalikan. Pinjam utuh kembali utuh!!!"

_
Pulanglah pak Simbar Murko dengan hati yang begitu sedih dan perasaan yang berat tertekan. Sampainya dirumah diceritakan apa yang diminta Pak Lurah pada istri dan anak-anaknya.

Dalam sedih dan gundahnya hati pak Simbar Murko., tiba-tiba sayup-sayup terdengar bisikan ditelinganya, entah darimana asal bisikan itu,
"Simbar Murko......Simbar Murko.....bawalah kampak patah itu ke kali Sebatan, genggam erat dibagian yang patah, puasa dan bertapalah memohon pertolongan Yang Maha Kuasa.'

Lalu dia menceritakan bisikan yang dialaminya pada istrinya.
Hingga akhirnya diputuskan Simbar Murko. berangkat untuk menjalani bisikan tersebut, dia berpesan pada istrinya agar setiap hari sempatkan untuk menengoknya.

_
Hampir empat puluh hari empat puluh malam Simbar Murko bertapa.
Hingga dimalam keempat puluhnya terdengar lagi bisikan ditelinganya,
"Simbar Murko......bukalah matamu, rasakan dan lihatlah, apa yang terjadi digenggaman tanganmu, keiklasan dan ketulusan hatimu telah membawamu melewati masa sulit ini, pulanglah dan segera kembalikan kampak itu"
Seakan tak percaya dengan apa yang dirasakan di dalam genggaman tangannya dan apa yang dilihatnya lantas beranjak dari tempat bertapanya.
Masih tak percaya lagi, empat puluh hari empat puluh malam berpuasa, dia beranjak dengan kondisi tetap seperti biasa.

_
Gemparlah desa POROT dengan kembalinya Simbar Murko. ditambah kondisi gagang kampak yang kembali normal bentuknya seperti sediakala.

Seperti apa yang yang dia dengar dari bisikan itu,segera pula pak Simbar Murko pergi kerumah Pak Lurah untuk mengembalikan kampak yang dipinjamnya tanpa dia sadari banyak orang ikut menyusul dibelakangnya.
Baru sampai dihalaman, Pak Lurah gegas keluar dengan sedikit penasaran menemui Simbar Murko.
Pak Lurah menghampirinya untuk melihat bagaimana kondisi kampaknya, seakan tak percaya.
Pak Lurah langsung memeluk erat Simbar Murko
"Ketahuilah Simbar Murko, aku menyesal selama ini aku bersikap meremehkanmu, selama ini sangat tidak menyenangkan kepadamu dan kepada warga desaku, aku mohon maaf. Hari ini, didepanmu dan di hadapan masyarakatku, disaksikan Yang Maha Kuasa, Pencipta alam ini,....Aku katakan (SABDA PANDITA RATU), kamu hingga tujuh keturunanmu, akan menjadi penolong bagi sesama (urut tulang patah). Untuk itu perkenankan aku akan berikan nama SANGKAL PUTUNG".

________________________________________
Dikisahkan ulang seperti apa yang disampaikan oleh generasi ke-5 dari EYANG SIMBAR MUKO.

Wallohualam
pakisal212Avatar border
pakisal212 memberi reputasi
1
1.1K
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan