Kaskus

News

newsmerahputihAvatar border
TS
newsmerahputih
Aku Anak Magang yang Berjuang Membangun Relasi di Kantor
Aku Anak Magang yang Berjuang Membangun Relasi di Kantor

Merahputih.com - "BOSEN banget WFH mulu, dari pagi hingga malam tatapannya ke layar laptop doang. Tidak ada interaksi atau hiburan sosial," ujar Athira mengungkapkan perasaannya sebagai mahasiswa tingkat akhir yang baru saja menyelesaikan magang WFH.

Di masa pandemi, kantor tempat magang Athira menerapkan kebijakan work from home (WFH) alias bekerja dari rumah. Ekspektasi Athira yang tadinya bisa menambah relasi lewat kerja magang, sirna karena semua pekerjaan magang ia lakukan di rumah.

"Magang WFH itu sama saja kayak ngerjain tugas kuliahan. Cuma tahu siapa atasan yang membimbing kita, lalu dikasih kerjaan dan nyelesaiin kerjaan. Udah gitu aja, enggak ada kenalan sama teman baru, ngobrol atau mungkin jajan sore bareng," jelas Athira.

Menurut Athira, seharusnya serunya magang terletak pada pengalaman bekerja secara langsung ke kantor dan merasakan bagaimana dunia kerja orang dewasa pada umumnya. Baginya berteman dengan teman-teman kantor dan teman-teman kuliah juga pastinya berbeda.

Aku Anak Magang yang Berjuang Membangun Relasi di Kantor

Sayangnya, hingga hari terakhir dia magang, Athira hanya pernah datang ke kantornya beberapa kali, itupun dilakukan hanya pada saat interview dan untuk melengkapi kartu magangnya.

Aku ikut makan siang bersama di luar kantor. (Foto: Unsplash/Sander Dalhuisen)
Beberapa mahasiswa lainnya mengalami situasi hybrid selama magang. Hybrid yang dimaksud adalah campuran WFO (bekerja di kantor) dan WFH. Mereka mengikuti pemberlakuan shift WFO beberapa kali dalam seminggu dan sisanya WFH.

Aku termasuk mahasiswi magang yang mengalami kondisi hybrid ini. Aku merasa beruntung bisa merasakan pengalaman WFO yang sangat lama. Tapi tantangan yang harus aku hadapi tak hanya merasakan suasana bekerja di kantor. Saat kembali WFO mau tidak mau aku harus berusaha membangun relasi dengan para karyawan. Ini tugas cukup berat bagiku karena membangun relasi di dunia kerja tidak semudah bergaul dengan teman kampus.

Selama WFO aku harus menghadapi gap generation. Para karyawan memiliki usia berbeda-beda, bahkan ada yang 30 tahun lebih tua dariku. Perbedaan usia ini terkadang membuat aku sulit untuk berkomunikasi, sehingga lahirlah pengelompokkan antara anak magang dan karyawan. Namun, yang terlintas di pikiranku saat itu ialah aku harus memaksakan diri untuk beradaptasi dengan lingkungan pergaulan karyawan.

Aku Anak Magang yang Berjuang Membangun Relasi di Kantor

Aku memulainya dengan hal kecil. Tadinya aku selalu membawa bekal ke kantor. Tapi, aku mulai mencoba tidak membawa bekal. Tujuanku agar bisa makan siang bersama dengan para karyawan di luar kantor. Awalnya memang canggung. Tapi akhirnya aku bisa berinteraksi lepas dengan mereka. Aku bisa melebur dengan semua topik pembicaraan.

Jam kerja magangku di kantor sampai pukul 18.00 WIB. Biasanya aku langsung pulang. Lagi-lagi, aku ingin mencoba berbaur dengan para karyawan. Aku tak mau hanya dikenal sebagai anak magang di divisi ini. Aku ingin mereka makin mengenalku dengan memberanikan diri untuk nongkrong bareng mereka. Dan ya, ternyata tak sesulit itu. Di halaman belakang kantor, setelah jam kerja usai kami saling bercanda tawa. Aku benar-benar berbaur dengan mereka dan ya, bagiku mereka sangat jenaka.

Waktu terus berjalan, tak terasa aku sudah membangun relasi dengan para karyawan di kantor ini. Bagiku mereka juga bukan sekadar rekan kerja. Aku menganggap mereka sebagai temanku seperti di kampus. Aku pun mulai terlibat dalam berbagai acara kantor, seperti bonding misalnya. Aku ikut mereka pergi ke Puncak. Bagiku pengalaman yang satu ini benar-benar sangat menyenangkan. Aku juga sekaligus mengusir kepenatan bekerja.

Aku pun tak menyangka, para karyawan kantor juga memiliki kegiatan olahraga yang rutin mereka lakukan setiap dua minggu sekali, mereka bermain mini soccer. Aku memang tidak bisa bermain bola, tapi setidaknya aku ingin menonton mereka untuk tetap eksis. Beruntung, ada lapangan basket di sebelah lapangan mini soccer. Sembari menonton mereka, sesekali aku juga bermain basket dengan karyawan dan sesama teman magangku.

Aku Anak Magang yang Berjuang Membangun Relasi di Kantor

Pendekatan dengan karyawan kantor juga aku lakukan dengan membantu usaha mereka. Ada salah satu karyawan yang menjual suatu produk minuman. Aku pun ikut menjadi penglaris, kubeli produknya. Ini semakin mempererat hubungan pertemananku dengan karyawan yang satu ini.

Aku pun jadi belajar, magang sebenarnya tidak hanya sekadar dilakukan untuk memenuhi persyaratan lulus ataupun nilai. Magang bertujuan untuk melatihku untuk terjun dalam dunia baru, yakni dunia kerja yang bisa melatih kita untuk tumbuh dewasa.


Sumber
newsbolaskorAvatar border
kabarotocomAvatar border
side.idAvatar border
side.id dan 2 lainnya memberi reputasi
3
267
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan