si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
[UPDATE] J-10S China Mendarat Darurat | Mesin Baru MBT Altay | Skadron Drone TNI AU
Hallo gan sist kembali lagi di segmen update yang akan menghilangkan kegabutan agan dan sista, kali ini ada 3 update berita terbaru dari dunia militer. Mari kita simak beritanya emoticon-Cendol (S)


BERITA PERTAMA: Pesawat Tempur J-10S China Mendarat Darurat di Sungai



Quote:


Masalah yang menimpa pesawat tempur kembali terjadi menjelang akhir tahun 2021 ini, setelah sebelumnya F-2 Jepang lepas kanopinya dan F-16 Taiwan tergelincir saat akan mendarat, kini giliran jet tempur J-10S China yang mendarat darurat di sungai. Kejadian tersebut terjadi pada Jumat pagi (22/10/2021), hal tersebut dilaporkan oleh Defence Blog. Dari bebrapa video yang beredar di media sosial, pilot pesawat dapat menyelamatkan diri dengan kursi pelontar. Dalam insiden tersebut pilot selamat dan pesawat tampak tidak mengalami kerusakan yang parah.

Menurut salah satu anggota grup jejaring sosial penggemar militer Taiwan, ia mengidentifikasi lokasi jatuhnya J-10S tersebut berjarak sekitar 12 kilometer dari landasan pacu Bandara Zhengzhou Matougang. Dalam video yang beredar, ketika pesawat mendarat darurat tampak beberapa orang sedang memancing di sungai tersebut. Beberapa orang di media sosial menyebut lokasi kejadian mendaratnya J-10S berada di Sungai Jialu Provinsi Henan.


Quote:



Mengutip laporan indomiliter.comkejadian mendarat darurat di air seperti yang dilakukan oleh pilot J-10S disebut sebagai "ditching" (water landing). Sama halnya dengan pendaratan darurat yang kerap dilakukan di darat, ditching juga harus bisa dilakukan dengan mulus oleh para pilot pesawat tempur.

Berbeda dengan pendaratan darurat di darat yang memiliki material solid seperti runway atau tanah lapang, ditching memiliki tingkat kesulitannya tersendiri. Mengingat landasannya merupakan bentuk yang tidak solid, hal ini akan menjadi masalah bagi para pilot. Dalam insiden J-10S, pilot mampu melakukan ditching dengan baik, bahkan pesawat tidak mengalami total lost. Hal itu membuktikan jika pilot pesawat tempur China cukup terampil dalam menguasai situasi darurat selama penerbangan. Sebagai tambahan informasi, saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan pesawat J-10S itu harus melakukan pendaratan darurat di sungai.

Sekilas mengenai J-10S, pesawat ini merupakan varian tandem seat (versi pesawat latih) yang dikembangkan dari varian single seat J-10A. Dengan populasi lebih dari 350 unit, J-10 kini menjadi tulang punggung udara China. J-10 dibuat oleh Chengdu Aircraft Industry Group dan mulai dioperasikan Angkatan Udara China sejak tahun 2006.


Quote:



Menurut indomiliter.comsaat ini berbagai varian dari J-10 terus ditingkatkan kemampuannya. Misalnya pada varian J-10C, di mana jet tempur ini telah dilengkapi adar AESA (Active Electronically Scanned Array) dan rudal udara ke udara generasi baru, PL-10 dan PL-15.

Dibekali mesin tunggal WS-10A turbofan, J-10 mampu digeber sampai kecepatan maksimal Mach 2.2. Sementara jangkauan terbang ferry mencapai 3.200 km dengan memakai tangki bahan bakar internal. Selain itu J-10 dapat memperluas jangkauan terbangnya dengan melakukan pengisian bahan bakar di udara. Untuk radius tempur normal dari seluruh varian J-10 adalah 1.250 km.


BERITA KEDUA: MBT Altay Buatan Turki Akan Memakai Mesin Buatan Korsel


Quote:


Berita kedua kali ini datang dari Turki, masih berdasarkan artikel dari Defence Blog, Turki kabarnya telah menjalin kesepakatan dengan dua perusahaan asal Korea Selatan pada tanggal 22 Oktober 2021 untuk memasok mesin sekaligus sistem transmisi untuk Main Battle Tank (MBT) mereka. Sekadar mengingatkan, sebenarnya MBT Altay dulu hendak memakai mesin buatan Jerman. Akan tetapi Jerman memberi sanksi embargo kepada Turki karena Negeri Ottoman terlibat dalam kancah Perang Saudara di Suriah. Alhasil pengembangan Altay pun tertunda.

Mengutip artikel indomiliter.comdari ajang Seoul International Aerospace & Defense Exhibition 2021 (ADEX 2021), bahwa telah terjalin kesepatakan antara BMC (kontraktor utama Altay) dengan dua perusahaan asal Korea Selatan, yakni Doosan dan S&T Dynamics, nantinya kedua perusahaan tersebut akan memasok kebutuhan mesin untuk MBT Altay.

Meski sekutu AS dan NATO, akan tetapi Korsel tetap bisa memasok mesin untuk Turki karena mereka bukan bagian dari NATO, sementara itu saat ini anggota NATO masih memberi sanksi embargo yang membuat pengembangan alutsista Turki tertunda. Pasalnya beberapa komponen untuk membuat alutsista mereka berasal dari anggota NATO.


Quote:



MBT Altay merupakan proyek nasional, di mana pengembangan MBT ini melibatkan beberapa perusahaan ternama dari Turki. Menurut indomiliter.comperusahaan yang terlibat dalam pembuatan Altay terdiri dari Otokar (desain dan pengembangan prototype), BMC (kontraktor utama dan penanggung jawab pengembangan), Aselsan (sub-sistem dan sistem pengendalian kebakaran), MKEK (meriam 120 mm smoothbore), Roketsan (paket armor). Sementara kontraktor dari luar negeri adalah Havelsan dan Hyundai Rotem (penyedia Transfer of Technology dan bantuan desain) dari Korea Selatan.

Menurut rencana, MBT Altay akan diserahkan kepada Angkatan Darat Turki pada tahun 2023. MBT ini akan diproduksi mencapai 1.000 unit, pengadaannya kelak akan dibagi dalam empat gelombang, yang masing-masing terdiri dari 250 unit. Sebagai tambahan informasi MBT Altay sebenarnya dibangun dari basis MBT K2 Black Panther buatan Korea Selatan. BMC selaku kontraktor utama pengembangan Altay mendapat lisensi produksi K2 versi Turki dari Hyundai Rotem. Altay sendiri mulai didesain tahun 2007, dan pada 2011 prototype pertama mulai ditampilkan ke publik.

Saat ini 10 unit prototype telah diproduksi dengan protoype pertama diluncurkan tahun 2016, saat itu belum ada embargo dari Jerman. Sehingga 10 unit prototype saat ini yang sudah dibuat memakai mesin MTU 1.500 hp buatan MTU Friedrichshafen GmbH Jerman dan transmisi juga buatan perusahaan Jerman, Renk. Uji coba mobilitas Altay saat ini telah mencapai 10.000 km dengan total jarak tes yang telah dilalui prototype secara keseluruhan mencapai 26.000 km.

Dan ketika muncul embargo dari Jerman serta anggota NATO yang lain, maka memilih mesin nuatan Korsel terlihat lebih realistis. MBT Altay sendiri punya bobot standar tank 65 ton, punya panjang 7.3 meter, lebar 3.9 meter dan tinggi 2.6 meter. Untuk kru dari MBT Altay terdiri dari empat personel: commander, gunner, loader dan driver.


BERITA KETIGA: Skadron "Drone" Udara 52 TNI AU Diresmikan di Natuna


Quote:


Sebagai berita terakhir, kali ini ada kabar daei dalam negeri yang datang dari TNI AU, menurut artikel dari website TNI AUkini ada Skadron Drone yang resmi ditempatkan di kawasan Natuna. Bertempat di Lanud Raden Sadjad, Natuna, Riau, hari Jumat, 22 Oktober 2021, KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo meresmikan keberadaan skadron baru yang bertugas di pangkalan udara terdepan dan strategis yang berbatasan dengan wilayah Laut China Selatan tersebut. Skadron Udara ini diberi kode 52, angka 5 merupakan tanda jika skadron ini mengoperasikan pesawat tak berawak (drone).

Selain Skadron Udara 52, KSAU juga meresmikan 3 skadron lainnya yang terdiri dari Detasemen Pertahanan Udara 475, 476 dan 477 Paskhas. Peresmian ini kemudian ditandai dengan pembukaan selubung papan nama satuan, penandatanganan prasasti, serta peninjauan fasilitas perkantoran Skadron Udara 52 dan Denhanud 477 Paskhas.

Pada kesempatan tersebut KSAU menjelaskan, peresmian empat satuan secara serentak ini merupakan bagian dari upaya pembangunan kekuatan TNI Angkatan Udara untuk memastikan terlindunginya kedaulatan negara di udara. Untuk drone yang mengisi Skadron Udara 52 adalah drone CH-4 Rainbow buatan China.


Quote:



Menurut indomiliter.comdrone CH-4 TNI AU baru-baru ini telah meraih Sertifikat Kelaikan Udara Militer dari Kementerian Pertahanan RI. CH-4 sendiri dapat terbang selama 12 jam, selain berfungsi untuk misi pengawasan, drone ini juga bisa melancarkan serangan menggunakan bom. Drone buatan manufaktur China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC) ini punya panjang 9 meter dan bentang sayap 18 meter.

Artikel indomiliter.com menyebut bahwa jarak operasi maksimum CH-4 mencapai 250 km (Line of Sight), sedangkan bila mengandalkan koneksi satelit BLOS (Beyond Line of Sight) jarak jelajahnya mencapai 1.000 km. CH-4 punya ketinggian terbang maksimum 8.000 meter dan mampu menembak target dari ketinggian 5.000 meter

Untuk persenjataan, CH-4 TNI AU dibekali rudal udara ke permukaan AR-2. Rudal yang diproduksi oleh China Academy of Aerospace Aerodynamics ini mempunyai sistem pemandu semi active laser homing. Rudal AR-2 dapat melesat pada kecepatan subsonic yakni 735 km per jam, sementara jarak luncurnya sampai 8 km.


--------



Demikian riga informasi yang bisa TS sampaikan pada kesempatan kali ini, semoga bisa bermanfaat dan sampai jumpa emoticon-Angkat Beer






Referensi Tulisan: Defence Blog, indomiliter.com, TNI AU
Ilustrasi Foto: Twitter, Mesut Er, TNI AU
Diubah oleh si.matamalaikat 25-10-2021 06:01
banditos69Avatar border
gabener.edanAvatar border
politon21Avatar border
politon21 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
3.5K
26
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan