Kaskus

News

shina777Avatar border
TS
shina777
5 Fakta Krisis Energi Eropa hingga Seret Rusia
5 Fakta Krisis Energi Eropa hingga Seret Rusia

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis energi di Eropa kian gawat. Harga gas alam yang melonjak membuat jutaan orang yang tinggal di blok tersebut terancam tidak memiliki akses listrik yang mumpuni selama musim dingin nanti.
Analis kebijakan publik di lembaga transisi energi Regulatory Assistance Project mengatakan jutaan warga di benua Eropa diprediksi mengalami pemutusan jaringan karena tak mampu membayar tagihan yang membludak.

Lalu mengapa hal ini dapat terjadi? Berikut lima fakta mengenai krisis energi di Eropa, sebagaimana dilansir dari Euro News.

Naiknya Harga Gas Alam

Harga gas alam di Eropa enam kali lebih tinggi dari tahun lalu dan sekitar empat kali lebih tinggi dari musim semi lalu. Ini disebabkan meningkatnya permintaan secara global ketika banyak negara mulai kembali roda perekonomian mereka dan keluar dari lockdown terkait pandemi.

Musim dingin yang lebih panjang tahun lalu dan persaingan dari negara-negara Asia Timur untuk gas juga mempengaruhi kenaikan harga. Sementara itu ada juga masalah di ujung pasokan.

Masalah muncul akibat perawatan yang tertunda dan investasi yang lebih sedikit dari biasanya. Harga gas ini pada gilirannya menentukan harga di pasar listrik, karena lebih dari seperlima listrik Eropa berasal dari gas alam.

Impor Gas Alam dari Rusia

Uni Eropa (UE) sangat bergantung pada impor gas alam yang datang dari luar blok, karena produksi dalam negeri menurun. Data kantor statistik Eurostat memaparkan UE harus mengimpor hampir 90% gas alamnya dari luar blok pada 2019.

Rusia adalah pengekspor gas alam terbesar ke dalam blok tersebut, mewakili setidaknya 43,4% impor dari luar Uni Eropa pada tahun 2020, diikuti oleh Norwegia.

Terkait krisis ini, Eropa juga mulai menyalahkan Rusia. Parlemen Eropa telah menulis surat yang "menuduh" perusahaan Rusia, Gazprom, memanipulasi harga gas. Dalam surat tuduhan itu, para anggota parlemen itu menyebut bahwa berkurangnya aliran gas merupakan upaya Moskow untuk menekan Eropa agar mau mengaktifkan pipa gas Nord Stream 2.

Pipa gas Nord Stream 2 yang menjalar dari Rusia ke Jerman melalui Laut Baltik itu merupakan salah satu proyek antara kedua negara yang telah diselesaikan. Namun Jerman menolak aktivasinya akibat adanya sanksi dari mitra strategis UE, Amerika Serikat (AS), terhadap Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin pasang badan soal ini. Ia menuding balik Eropa, yang disebutnya membuat kesalahan dengan mengurangi kesepakatan jangka panjang terkait perdagangan gas alam dan memilih membelinya di pasar spot.

5 Fakta Krisis Energi Eropa hingga Seret Rusia


Jumlah Penyimpanan Gas Alam

Salah satu kekhawatiran di Uni Eropa tahun ini juga terkait jumlah penyimpanan gas alam yang lebih rendah dari saat ini dibandingkan tahun lalu. Mereka memiliki sekitar 95% pada Oktober 2020 lalu, tetapi saat ini hanya ada sekitar 75% setelah stok menurun pasca musim dingin yang panjang.

"Kami tidak siap, sangat siap untuk menavigasi musim dingin, yang merupakan sistem pemanas, sehingga kekhawatiran yang menaikkan harga. Pedagang, pasar mengharapkan potensi krisis pasokan di musim dingin, dan itu, link alternatif S E N S O R mendorong naik harganya sekarang," kata Simone Tagliapietra, seorang rekan senior di think tank Bruegel yang berbasis di Brussel.

Inflasi Kawasan Euro

Menurut data Eurostat, lonjakan harga gas alam juga mendorong inflasi di 19 negara pada zona euro. Inflasi berada pada level tertinggi 13 tahun sebesar 3,4% di negara-negara zona euro karena inflasi 17,4% di sektor energi.

Itu naik dari -8,2% inflasi di sektor yang sama September lalu.

Gas Alam dalam Konsumsi UE

Gas alam adalah bahan bakar yang paling banyak dikonsumsi kedua di 27 negara anggota UE setelah minyak dan produk minyak bumi. Meskipun konsumsi telah menurun dibandingkan tahun 2008, namun tetap menjadi sumber energi yang besar.

Beberapa ahli berpendapat bahwa bagian dari masalahnya adalah ketergantungan pada bahan bakar fosil dan transisi ke energi terbarukan akan membantu memecahkan masalah. Tetapi permintaan publik akan bahan bakar fosil juga harus beradaptasi dengan sistem baru yang mengandung lebih banyak energi terbarukan.












Sumber - cnbcindonesia
0
1.6K
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan