Kaskus

Entertainment

volcom77Avatar border
TS
volcom77
Cerita Tikus dan Asal Usul Kelelawar
Cerita Tikus dan Asal Usul Kelelawar

Konon, dahulu kala ada seorang anggota hewan yang terhormat bernama Panga. Dalam bahasa Bugis, Panga artinya Pencuri. Entah apa maksud dan tujuan orangtuanya sehingga memberi nama Panga kepada anaknya. Padahal kata orang pintar, nama adalah doa.

Entah kebetulan atau mungkin karena pengaruh namanya, si Panga punya kebiasaan buruk, yaitu mencuri uang rakyat-maksudnya mencuri buah-buahan milik Pak Tani.

Setiap hari, ketika malam tiba, si Panga selalu melakukan aksinya, yaitu mencuri buah-buahan milik Pak Tani. Dan ketika pagi datang, Pak Tani kembali bersedih, menyaksikan buah-buahan miliknya telah habis dicuri oleh si Panga.

Kejadian itu berlangsung setiap malam tanpa satu malam pun terlewati. Melihat hal itu, Pak Tani mencoba bersabar. Namun, kesabaran juga ada batasnya. Suatu ketika, Pak Tani mencoba mengadukan perlakuan si Panga kepada Yang Maha Kuasa.

Dalam setiap shalatnya, Pak Tani mengadukan perlakukan Si Panga sembari mengharapkan agar si Panga diberikan hukuman setimpal. Hal itu selalu dilakukan oleh Pak Tani, apalagi ia pernah mendengar wejangan dari Pak Ustadz, orang yang teraniaya itu apabila berdoa maka doanya makbul (cepat terkabul).

Ternyata benar, Si Panga, sang anggota hewan yang terhormat dihukum oleh Allah, dengan mengutuknya menjadi kelelawar.

Setelah dikutuk, si Panga mencoba bertobat dan berbuat baik. Didekatinya binatang di darat yang paling mirip dengan dirinya, yakni tikus. Kepada tikus, dia berkata, "Aku adalah saudaramu. Karena bentuk tubuh kita hampir mirip."

Tapi tikus tidak mengakuinya dan tidak mau menerimanya. "Kami bangsa binatang (tikus) tidak ada yang bersayap," kata tikus.

Karena tikus tidak mau menerimanya, diapun mencoba mencari teman yang ada di atas, yakni bangsa burung. Tetapi bangsa burung juga tidak mau menerimanya. "Bangsa kami memang memiliki sayap dan bisa terbang ke sana-kemari sama halnya dengan kelelawar. Tapi kami tidak ada yang memiliki daun telinga, karena kami tidak mau mendengarkan yang jelek-jelek, seperti mencuri, merampok, korupsi, manipulasi, main politik, dan lain-lain. Pokoknya kami tidak mau mendengar yang jelek-jelek. Pergi kamu,” kata bangsa burung.

Maka si kelelawar pun pergi, membawa kebingungannya. Hatinya mulai berkecamuk. Ke mana arah yang harus dituju. Ke bawah ditolak, ke atas tidak di terima.

Ia mulai sadar dan percaya dengan karma. Bahwa apa yang dirasakannya hari ini adalah karma dari perbuatannya di masa lalu. Dalam hati dia bergumam, “Beginilah akibatnya kalau dahulu suka mencuri dari rakyat (maksudnya buah-buahan milik para petani).”

Maka diapun menghukum dirinya dengan cara menggangtung diri dengan kondisi terbalik-kepala di bawah dan kaki di atas. Hal itu dilakukannya setiap hari, mulai pagi sampai terbenam matahari. Dan, karena malu dilihat orang, maka si kelelawar memilih tempat yang sunyi: sebuah gua terpencil.

Subhanallah, ternyata kelelawar sendiri masih bisa sadar. Sedangkan, Tuan-Tuang yang di atas sana, kapan sadarnya?😠😠



EDITOR: Nina K. Wijaya
OLEH: Muh. Darwis

Quote:
Diubah oleh volcom77 12-10-2021 16:42
indrag057Avatar border
delfatesting260Avatar border
anameo96Avatar border
anameo96 dan 12 lainnya memberi reputasi
13
2.5K
45
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan