- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Sempat Ngambek, Perancis Akan Kirim Lagi Dubes ke Australia usai Ribut AUKUS


TS
donex.donkeng
Sempat Ngambek, Perancis Akan Kirim Lagi Dubes ke Australia usai Ribut AUKUS
Perancis Akan Kirim Lagi Dubes ke Australia usai Ribut AUKUS
Kamis, 07/10/2021 10:40

Menteri Luar Negeri Prancis, Jean Yves Le Drian, menyatakan negaranya akan kembali mengirimkan dubes ke Australia yang sempat ditarik akibat ribut AUKUS. (AFP/Attila Kisbenedek)
Pemerintah Prancis mengumumkan akan mengirim kembali duta besarnya ke Australia yang sempat ditarik usai cekcok akibat kontrak kapal selam bertenaga nuklir AUKUS.
Menteri Luar Negeri Prancis, Jean Yves Le Drian, mengatakan kepada parlemen bahwa duta besar sekarang untuk Australia, Jean Pierre Thebault, akan kembali ke Canberra dengan dua tujuan.
"(Pierre Thebault) akan menentukan hubungan kita dengan Australia di masa depan (dan) dengan tegas membela kepentingan kita," kata Le Drian seperti dikutip AFP, Kamis (7/10).
Pemerintah Australia menyambut baik rencana kedatangan kembali duta besar Prancis itu. Bendahara Australia, Josh Frydenberg, berharap sekutu sekarang bisa bergerak melampaui kekecewaan pemerintahnya baru-baru ini.
Lihat Juga :

RI Nilai AUKUS Tingkatkan Risiko Perang Terbuka di Pasifik
"Jelas kedua negara, Prancis dan Australia, memiliki sejumlah kepentingan bersama, terutama dalam kerja sama kita di kawasan. Jadi, mari berharap kita bisa mengembalikan hubungan itu ke jalurnya," kata Frydenberg kepada Channel 9.
Relasi Prancis dan Australia sempat panas setelah Negeri Kanguru mengumumkan kerja sama AUKUS bersama Inggris dan Amerika Serikat. Berdasarkan kesepakatan itu, Australia akan membangun kapal selam bertenaga nuklir.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, marah atas pengumuman itu lantaran Australia membatalkan kontak kapal selam dengan negaranya.
Karena kontrak untuk 12 kapal selam Prancis telah ditandatangani, kesepakatan itu bisa merugikan Australia jutaan dolar.

Le Drian menuduh Australia menusuk dari belakang dan AS berkhianat terhadap mereka. Langkah itu disebut mirip sikap mantan presiden AS, Donald Trump, yang kerap memutuskan secara sepihak.
Kemarahan mereka tak hanya soal kerugian finansial, tapi juga kehancuran aliansi dengan Australia sebagai landasan strategi keamanan di kawasan Indo-Pasifik. Imbas kekecewaan itu, Prancis menarik utusannya di Australia dan AS pertengahan September lalu.
Namun, hubungan dengan AS lebih cepat mereda dengan pengiriman kembali utusan Prancis tak lama usai melakukan pembicaraan lewat telepon dengan Presiden Joe Biden.
Sementara itu, Prancis mengaku tak buru-buru memperbaiki hubungan dan mengirim kembali utusannya ke Australia.
(isa/has)
sumur
Ternyata ngambeknya cuma sesaat doang
Kamis, 07/10/2021 10:40

Menteri Luar Negeri Prancis, Jean Yves Le Drian, menyatakan negaranya akan kembali mengirimkan dubes ke Australia yang sempat ditarik akibat ribut AUKUS. (AFP/Attila Kisbenedek)
Pemerintah Prancis mengumumkan akan mengirim kembali duta besarnya ke Australia yang sempat ditarik usai cekcok akibat kontrak kapal selam bertenaga nuklir AUKUS.
Menteri Luar Negeri Prancis, Jean Yves Le Drian, mengatakan kepada parlemen bahwa duta besar sekarang untuk Australia, Jean Pierre Thebault, akan kembali ke Canberra dengan dua tujuan.
"(Pierre Thebault) akan menentukan hubungan kita dengan Australia di masa depan (dan) dengan tegas membela kepentingan kita," kata Le Drian seperti dikutip AFP, Kamis (7/10).
Pemerintah Australia menyambut baik rencana kedatangan kembali duta besar Prancis itu. Bendahara Australia, Josh Frydenberg, berharap sekutu sekarang bisa bergerak melampaui kekecewaan pemerintahnya baru-baru ini.
Lihat Juga :

RI Nilai AUKUS Tingkatkan Risiko Perang Terbuka di Pasifik
"Jelas kedua negara, Prancis dan Australia, memiliki sejumlah kepentingan bersama, terutama dalam kerja sama kita di kawasan. Jadi, mari berharap kita bisa mengembalikan hubungan itu ke jalurnya," kata Frydenberg kepada Channel 9.
Relasi Prancis dan Australia sempat panas setelah Negeri Kanguru mengumumkan kerja sama AUKUS bersama Inggris dan Amerika Serikat. Berdasarkan kesepakatan itu, Australia akan membangun kapal selam bertenaga nuklir.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, marah atas pengumuman itu lantaran Australia membatalkan kontak kapal selam dengan negaranya.
Karena kontrak untuk 12 kapal selam Prancis telah ditandatangani, kesepakatan itu bisa merugikan Australia jutaan dolar.

Le Drian menuduh Australia menusuk dari belakang dan AS berkhianat terhadap mereka. Langkah itu disebut mirip sikap mantan presiden AS, Donald Trump, yang kerap memutuskan secara sepihak.
Kemarahan mereka tak hanya soal kerugian finansial, tapi juga kehancuran aliansi dengan Australia sebagai landasan strategi keamanan di kawasan Indo-Pasifik. Imbas kekecewaan itu, Prancis menarik utusannya di Australia dan AS pertengahan September lalu.
Namun, hubungan dengan AS lebih cepat mereda dengan pengiriman kembali utusan Prancis tak lama usai melakukan pembicaraan lewat telepon dengan Presiden Joe Biden.
Sementara itu, Prancis mengaku tak buru-buru memperbaiki hubungan dan mengirim kembali utusannya ke Australia.
(isa/has)
sumur
Ternyata ngambeknya cuma sesaat doang

0
659
9


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan