- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Natalius Pigai Rasis! Apa Yang Salah Dengan Demokrasi Di Indonesia?


TS
c4punk1950...
Natalius Pigai Rasis! Apa Yang Salah Dengan Demokrasi Di Indonesia?

Indonesia negeri indah yang sangat rupawan, sumber daya alam dan keanekaragaman suku menjadikannya negara dengan macam ragam budaya dan juga agama, Indonesia dimata dunia tidak hanya wonderful tapi inilah negara yang disebut wonderland.
Indonesia terbukti tidak hanya suku yang ada di pulau Jawa, tentu di alam demokrasi harusnya jangan ada oligarki namun sayang kenapa Indonesia selalu saja terjebak pada kisah masa lalu dimana oligarki kekuasaan dianggap hal yang biasa.

Bayangkan bila dalam kepemimpinan di tingkat RT dan RW saja sudah di edukasi tentang sistem oligarki, kita tahu satu RT maksimal 30-50 KK tergantung wilayahnya biasanya di wilayah penyangga Ibukota masih banyak ditemukan Akamsi (Anak Kampung Situ) karena belum tergusur oleh pembangunan.
Pengurus RT dan RW di masa sekarang ada yang dinamakan pemilu, disini memang terlihat Demokrasi tapi pada dasarnya yang dipilih adalah tetap Akamsi, baik itu RT dan juga RW nya. Kenapa jabatan RT dan RW sekarang diperebutkan? Sebab untuk RT akan ada uang gaji sebesar Rp 5 juta dan RW sebesar Rp 7,5 juta setiap tahun, jumlah yang lumayan berarti perbulan kisaran Rp 400 ribuan, tentu hal ini cukup menggiurkan.

Karena ada uangnya maka organisasi ini banyak sekali yang memperebutkan Akamsi, ketika tahu nikmatnya menjadi pengurus karena tidak hanya gaji namun ceperan dari warga urus surat sana sini walau gratis, ada saja yang kasih uang rokok pastinya makin senang dan semangat dalam memimpin. Tentunya karena nikmat tidak hanya Akamsi yang jadi pengurus tapi mulailah membangun oligarki dimulai dari kekerabatan, keluarga terdekat akan diajukan untuk menjadi pengurus. Maka selanjutnya pengurus RT dan RW akan terkendali dari kelompok yang itu dan itu saja, warga pendatang tak akan ada kesempatan untuk memimpin.
Itu contoh dalam demokrasi ruang lingkup yang kecil bagaimana kalau hal ini diterapkan dalam bernegara?

Disinilah Natalius Pigai buka suara, yang akhirnya menjadi sorotan karena ucapannya terlalu berani dan rasis terhadap wilayah tertentu apalagi menyebut nama! Saya akan kutip seperti ini,
Quote:

Pasti kalau mendengar cuitan ini secara tata kata dan bahasa akan mengandung rasis, sama akan halnya Pakde Ahok yang dulu keseleo bicara.
Sabar saudaraku kita bedah dulu apa yang dimaksud Natalius!
"Jangan percaya orang Jawa Tengah Jokowi & Ganjar" ini dua nama besar yang disukai warga Papua karena humble dan terutama Presiden memberikan pembangunan di Papua menjadi lebih baik lagi, kenapa Pigai tak percaya kedua orang ini? Apa ia pernah dibohongi, atau ia merasakan Papua masih sering terlibat perang suku, papua masih sering menjadi korban rasis, masih ada KKB atau hal lainnya?
"Mereka merampok kekayaan kita, mereka bunuh rakyat papua, injak-injak harga diri bangsa Papua.....dst"

Sebutan mereka ini kurang jelas dua orang yang sebelumnya disebut atau orang Jawa Tengah yang multikultural? Karena Jawa Tengah terdiri dari beragam suku juga yang tinggal disana! Baik itu suku asli maupun suku pendatang. Tapi menurut saya ini ditujukan oleh dua nama pemimpin diatas.
Disinilah perlunya tanda baca, perlunya tata kata, perlunya klarifikasi karena yang bertindak rasis terhadap Papua memang ada, tapi siapa? Bisa kita sebut hanyalah oknum.



Lihat Video 2 tahun yang lalu
Kejadian ini kita juga jangan tutup mata, dimasa kepemimpinan siapa hal ini terjadi? Kalau di dalam organisasi walau ada oknum yang berbuat ulah yang terkena imbas tetap pimpinannya, tak salah juga kalau pimpinannya di kritik karena lemah dalam memberikan pengajaran tentang perbedaan, baik itu suku, budaya, ras dan agama.
Memang kata kamu jadi pemimpin itu enak? Yang salah oknum bawahan, apalagi bisa menyebabkan Bhineka Tunggal Ika yang rusak tetap yang bertanggung jawab pemimpin tertinggi, maka tak heran di negara yang demokratis bila pemimpin merasa gagal ia akan mundur dan malu.

Tapi cuitan pigai ini mau diwolak walik ya tetap saja salah, sama halnya dengan kasus Pakde Ahok. Namun sayang dua orang yang diserang Pigai bisa dibilang putera terbaik bangsa saat ini, maka cuitan politik akan menimbulkan pro dan kontra. Namun sayang netizen yang pro bertindak rasis juga kepada Pigai.
Apakah Pigai akan masuk penjara? Belum tahu karena politik yang berkaitan dengan Papua bisa memicu kerusuhan, harus ditangani dengan cermat dan teliti. Apa alasan Pigai mencuit, apakah kritik atau hinaan harus dirembukkan lagi karena ini masalah sensitif.


Namun kalau mau menelusuri lebih jauh maksud Pigai ini, putaran kepemimpinan di negara Indonesia tidak akan jauh-jauh dari kelompok yang itu lagi dan itu lagi.
Terlebih bila ingin punya pemimpin di luar pulau Jawa juga hanya mimpi, karena berapa jumlah penduduk di daerah lain tidak sebanyak penduduk di Jawa? Bila mengadakan pemilu, otomatis rasa asal daerahnya akan bangkit ini yang ingin disentil Pigai.
Apa mungkin Putera Papua beragama Kristen, atau Putera Bali beragama Hindu, atau Putra peranakan Tionghoa di Singkawang yang beragama Kong hu cu, atau Putra asal Sulawesi dan Dayak bahkan dari Aceh yang beragama Islam bisa menjadi Presiden Indonesia? Kalau tidak ada pembagian kekuasaan rasanya akan sulit.

Apakah akan ada undang-undang baru dimana Presiden setiap 5 tahun bergiliran putra-putra asal daerah yang dibagi menjadi 2 wilayah besar yang dapat bertarung di pilpres.
Contoh :
Indonesia Bagian Barat, Sumatra, Jawa, Madura, Kalimantan.
Indonesia Bagian Timur, mencakup Sulawesi, Kepulauan Sunda Kecil (Nusa Tenggara), Bali, Maluku, Papua.
Dimana sistemnya periode pertama pilpres dari anak bangsa Indonesia bagian barat dan pilwapres dari anak bangsa Indonesia bagian timur. Periode kedua sebaliknya, maka hal ini untuk menghindari kalau Presiden harus orang Jawa.
Tentu Indonesia bukan hanya Jawa, dan yang namanya politik atau kekuasaan mereka yang bukan asal putera daerah dari Jawa juga menginginkan mimpinya menjadi Presiden. Selama pusat politik masih tepusat di Jawa maka letupan-letupan rasis ini akan tetap ada.

Jangan sampai oligarki menimbulkan pemerintahan yang tidak sehat, karena akan ada kecemburuan sosial dan bisa melemahkan persatuan.
Itu pendapat pribadi saya, mungkin kamu punya pendapat yang lain...
:monggo
Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.


"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik, klik
Pic : google




Diubah oleh c4punk1950... 07-10-2021 10:17




delfatesting260 dan jazzcoustic memberi reputasi
2
1.3K
10


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan