- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Gagal Bayar, Siapa Taipan China Penyokong Fantasia & Sinic?


TS
Lockdown666
Gagal Bayar, Siapa Taipan China Penyokong Fantasia & Sinic?

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis likuiditas yang sedang terjadi di pasar properti China menimbulkan ketakutan bagi investor global, apalagi setelah baru-baru ini dua perusahaan baru masuk dalam daftar pengembang real estate bermasalah yang tidak mampu membayar utang obligasi.
Kedua perusahaan tersebut adalah Fantasia Holdings dan Sinic Holdings. Khusus Fantasia sudah mengalami gagal bayar (default), sementara Sinic berpotensi default.
Buruknya kondisi likuiditas Sinic Holdings menyebabkan perusahaan pemeringkatan global, Fitch Ratings, dua hari lalu (4/10) kembali menurunkan peringkat utang menjadi 'C' dari sebelumnya 'CCC'. Ini merupakan penurunan kedua dalam sebulan terakhir setelah sebelumnya pada 22 September Sinic Holdings yang semula memiliki peringkat 'B+' turun ke 'CCC'.
Senasib dengan Sinic, Fantasia juga berkali-kali rating-nya diturunkan oleh Fitch dalam sebulan terakhir, dimulai dari tanggal 16 September dari 'B+' menjadi 'B', kemudian pada 4 Oktober turun menjadi 'CCC-' dan terakhir Selasa kemarin (5/6) akhirnya Fantasia distempel 'RD' (Restricted Default) oleh FItch setelah perusahaan gagal melunasi senior notesnya sebesar US$ 206 juta atau setara dengan Rp 2,94 triliun (kurs Rp 14.300/US$) yang jatuh tempo pada 4 Oktober 2021.
Secara umum pemeringkatan yang dikeluarkan Fitch dan lembaga sejenis untuk memberikan gambaran kepada para investor.
Berdasarkan kriteria Fitch rating AAA hingga BBB merupakan investment grade atau layak untuk koleksi dengan kondisi keuangan perusahaan yang relatif aman.
Sedangkan di bawahnya dari BB sampai D menandakan non investment grade, dan rating D sendiri menanda perusahaan mengalami gagal bayar alias default.
Rating 'RD' yang diperoleh oleh Fantasia sendiri menandakan bahwa perusahaan mengalami gagal bayar tetapi tidak ada inisiasi pengajuan kebangkrutan, administrasi, likuidasi, atau prosedur penutupan formal lainnya dan perusahaan masih melanjutkan operasi bisnis.
Sedangkan rating 'CCC-' Sinic menandakan saat ini kondisi keuangan perusahaan sedang rentan dan bergantung pada kondisi ekonomi yang menguntungkan untuk memenuhi komitmennya.
Dalam keterangan resminya Fitch juga menyebutkan penurunan peringkat Sinic mencerminkan berkurangnya kemungkinan perusahaan membiayai kembali (refinancing) utang yang jatuh tempo dalam waktu dekat, obligasi senilai US$ 246 juta (Rp 3,52 triliun) akan jatuh tempo pada 18 Oktober 2021.
Penurunan peringkat juga mencerminkan berkurangnya transparansi tentang rencana pembiayaan kembali perusahaan, khususnya setelah tertekannya arus kas perusahaan serta penurunan yang signifikan. dalam ekuitas dan harga obligasi.
Kondisi likuiditas yang seret ini membuat kinerja sahamnya di Bursa Efek Hong Kong hancur. Dalam sebulan harga saham Fantasia telah turun hingga 21%, sedangkan Sinic lebih parah lagi di mana pada tanggal 17 September lalu saham ini melemah hingga 87% ke level HK$ 50 sen sehingga perdagangannya dihentikan.
Siapa Pemilik Fantasia dan Sinic?
Fantasia dan Sinic dimiliki oleh investor dan konglomerasi yang berbeda-beda.
Berdasarkan laporan interim 2021, tercatat Fantasia yang didirikan tahun 1998 dan melantai di bursa Hong Kong tahun 2009 dimiliki oleh Fantasy Pearl yang merupakan pemilik manfaat terakhir (beneficial owner), sedangkan pemilik lainnya adalah Ice Apex dan TLC Technology Group Corporation.
Fantasy Pearl dimiliki hingga 80% oleh Ice Apex dan 20% oleh Graceful Star, sedangkan Ice Apex sepenuhnya dimiliki oleh Baby Zeng Jie yang merupakan pendiri Fantasia dan menjabat sebagai direktur eksekutif.
Baby Zeng Jie juga pernah memiliki koneksi ke Beijing, yang mana dilansir oleh perusahaan publikasi real estate Asia, Mingtiandi, perempuan tersebut merupakan keponakan dari mantan Wakil Presiden Tiongkok, Zeng Qinghong yang menduduki tahta pemerintahan dari tahun 2003 hingga 2008.
Qinghong juga menjabat sebagai sekretaris eksekutif Sekretariat Komite Sentral Partai Komunis China, yang bertanggung jawab atas urusan administrasi partai dan koordinasi kebijakan.
Sementara itu TCL merupakan perusahaan teknologi yang memproduksi beragam produk elektronik mulai dari TV, AC, Kulkas hingga HP.
TCL memiliki Fantasia melalui Li Rong Development Limited yang menggenggam 1.012.740.000 saham perusahaan yang mewakili 17,54% kepemilikan.
Sementara itu hingga akhir tahun lalu, pemegang saham utama Sinic Holdings terdiri dari TMF (Cayman) Ltd, Honoured Ever Oriental Holdings Limited, Xin Hong Company Limited, Sinic Group Company Limited, Sinic Holdings Group Company Limited yang merupakan pemilik manfaat (beneficial owner) dan Wu Chengping.
Sinic Group Company Limited sepenuhnya dimiliki oleh Xin Hong Company Limited. Sedangkan Xin Hong Company Limited sendiri sepenuhnya dimiliki oleh Honored Ever Oriental Holdings Limited.
TMF (Cayman) Ltd. adalah wali amanat dari Honored Ever Trust, discretionary trust yang didirikan oleh Zhang Yuanlin yang juga merupakan direktur eksekutif perusahaan. Sedangkan Wu Chengping merupakan istri dari Zhang Yuanlin.
Zhang Yuanlin tercatat sebagai salah satu orang terkaya di China. Dalam daftar orang terkaya tahun 2021, jumlah harta yang dimiliki Zhang Yuanlin diperkirakan mencapai US$ 1,6 miliar (Rp 22,88 triliun), dan tercatat sebagai orang terkaya nomor 354 di China.
Akan tetapi menyusul ambruknya saham properti yang ia miliki, namanya absen dalam daftar real time billlionaire Forbes.
https://www.cnbcindonesia.com/market...ntasia-sinic/1


pakisal212 memberi reputasi
1
469
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan