Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

peteradisAvatar border
TS
peteradis
Richard Nixon, Presiden AS Pertama Yang Mengundurkan Diri Dari Jabatannya Bagian Dua
Thread ini merupakan lanjutan dari thread Richard Nixon, Presiden Amerika Serikat Pertama Yang Mengundurkan Diri Dari Jabatannya Bagian Satu. Ane sarankan membaca bagian pertama dulu sebelum lanjut membaca. Selamat membaca lanjutannya gan.

Karir politik Richard Nixon bermula ketika Herman Perry mengusulkan namanya sebagai kandidat anggota DPR AS mewakili distrik ke-12 California kepada Komite 100 Partai Republik. Perry dan Nixon merupakan mantan rekan kerja semasa menjabat sebagai Dewan Pengawas Whittier College.

Komite 100 dibentuk untuk menemukan kandidat terbaik untuk bersaing melawan calon incumbent dari Partai Demokrat, Jerry Voorhis. Komite 100 sempat kesulitan menemukan kandidat yang secara aklamasi terpilih untuk mewakili partai sebelum nama Nixon diusulkan.

Nixon yang saat itu tinggal di Baltimore, berdiskusi secara mendalam dengan istrinya mengenai tawaran yang disampaikan oleh Perry. Tampaknya istri Nixon setuju sehingga Nixon pun dengan antusias segera terbang ke California dan secara resmi dipilih sebagai kandidat oleh Komite 100.

Nixon yang saat itu telah meninggalkan kedinasan aktif di Angkatan Laut AS sejak 10 Maret 1946, segera kembali ke Whittier bersama istrinya dan memulai masa kampanye intensif setahun penuh.


Brosur Kampanye Pemilihan Anggota Kongres Richard Nixon

Pesaing Nixon, Voorhis merupakan calon incumbent yang telah lima kali terpilih sebagai anggota DPR AS mewakili California. Selama kampanye, Nixon kerap menyampaikan bahwa Voorhis tidak lagi efektif sebagai wakil rakyat. Nixon meyakini bahwa mungkin saja Voorhis memiliki pandangan yang radikal, sebab dia didukung oleh kelompok yang berafiliasi Komunis.


Richard Nixon melakukan kampanye pemilihan anggota senat di Sausalito, California pada 1950

Tampaknya seluruh pernyataan Nixon selama kampanye terbukti efektif membantunya meraih 65.586 suara dan memenangkan pemilihan. Voorhis hanya memperoleh 49.994 suara.

Nixon ikut mendukung pengesahan Taft-Hartley Act pada Juni 1947 yang ditujukan untuk membatasi aktivitas serta kekuatan serikat buruh.

Pada Agustus 1947, Nixon merupakan anggota termuda Komite Herter yang berangkat ke Eropa untuk mengkaji perlunya AS memberikan bantuan ke Eropa. Atas saran dari Komite Herter, Rencana Marshall (Marshall Plan) akhirnya disahkan oleh kongres AS.

Kegigihan Nixon sebagai anggota House Un-American Activities Committee dalam membantu membongkar kasus mata-mata Alger Hiss telah menarik perhatian publik AS pada 1948. Nixon ikut mendorong anggota komite lain untuk melanjutkan penyelidikan serta membuktikan bahwa Alger Hiss yang merupakan mantan pejabat Departemen Luar Negeri adalah mata-mata Uni Soviet.

Nixon tampaknya melihat adanya momentum bagus bagi karir politiknya sehingga pada 1949 memutuskan mencalonkan sebagai anggota Senat AS bersaing dengan cukup sengit dengan wakil Partai Demokrat, Helen Gahagan Douglas. Masalah Perang Korea menjadi bahan kampanye utama kala itu. Nixon akhirnya menang dengan selisih hampir 20% suara.

Semasa menjadi anggota Senat AS periode 1950-1953, Nixon juga menjadikan masalah penanganan Perang Korea sebagai kritik terhadap Presiden AS saat itu, Harry S. Truman.

Nixon diusulkan oleh para petinggi Partai Republik sebagai calon wakil presiden mendampingi Jenderal Dwight D. Eisenhower yang dicalonkan sebagai presiden untuk pemilu 1952.

Pencalonan Nixon sempat terkendala pemberitaan media yang menyebutkan bahwa Nixon memiliki sejumlah pendukung dana politik yang memungkinkan adanya konflik kepentingan di kemudian hari apabila dirinya terpilih.

Namun berkat pidato pembelaan yang disampaikan secara emosional yang menyatakan bahwa dana politik yang diterimanya bukanlah sesuatu yang rahasia dan para pendana tidak akan mendapat keistimewaan apapun, Nixon tetap melaju mendampingi Eisenhower dalam pemilu 1952.


Cover Depan Materi Kampanye Eisenhower - Nixon pada 1952

Pidato yang dikenal dengan “Checker Speech” disampaikan melalui televisi dan diperkirakan disaksikan oleh 60 juta warga AS. Pidato tersebut terbukti efektif mendongkrak dukungan untuk pasangan Eisenhower-Nixon sehingga mampu memenangkan pemilu November 1952.

Setelah resmi menjabat, Nixon diberikan peranan yang lebih besar dibanding seluruh wakil presiden sebelumnya. Peranan lebih besar terkait urusan dalam dan luar negeri AS yang diterimanya membuat Nixon dijuluki “wakil presiden modern pertama”.

Nixon hampir gagal kembali mendampingi Eisenhower sebagai calon wakil presiden untuk pemilu 1956, sebab namanya tidak diusulkan oleh Eisenhower. Namun berkat sejumlah dukungan signifikan yang diterima pada pemilihan internal partai di New Hampshire, Nixon secara resmi kembali menjadi calon wakil presiden. Pasangan Eisenhower dan Nixon akhirnya kembali terpilih secara meyakinkan pemilu 1956.

Pada pemilu 1960, Nixon dan Henry Cabot Lodge Jr. diusung sebagai calon presiden dan wakil presiden oleh Partai Republik. Sayangnya, pengalaman Nixon dua periode menjabat wakil presiden belum cukup membawanya menang pemilu. Pasangan John F. Kennedy dan Lyndon B. Johnson memenangkan persaingan dengan selisih 0,2% suara.


Wakil Presiden Richard Nixon (kiri) bersama
Wakil Presiden Terpilih Lyndon Johnson (kanan)
berjalan meninggalkan Gedung Putih pada
20 Januari 1961 jelang upacara pelantikan
John F. Kennedy dan Lyndon Johnson sebagai
Presiden dan Wakil Presiden

Setelah tak lagi menjabat sebagai wakil presiden, Nixon dan keluarganya memutuskan kembali ke California. Nixon kembali menjalankan praktek hukum serta menulis buku berjudul Six Crises.

Pada pemilihan Gubernur California tahun 1962, atas dorongan petinggi Partai Republik, Nixon bersaing dengan calon incumbent Pat Brown. Kekalahan dengan selisih lebih dari lima persen dari Pat Brown diyakini banyak pihak menjadi akhir karir politik Nixon.

Menjelang akhir 1967, Nixon mengutarakan rencana untuk kembali mencalonkan diri sebagai presiden kepada keluarganya. Walaupun tidak terlalu menyukai perhatian publik, Pat Nixon tetap mendukung rencana suaminya tersebut.

Keputusan Nixon tampaknya dipengaruhi oleh terbelahnya suara Partai Demokrat terkait masalah Perang Vietnam. Nixon melihat peluang yang cukup bagus untuk menang pada pemilu 1968.


Nixon bertemu dengan Presiden Lyndon Johnson di Gedung Putih sebelum mencalonkan diri sebagai presiden pada Juli 1968

Nixon memilih Gubernur Maryland, Spiro Agnew sebagai calon wakil presiden. Pilihan tersebut diyakini dapat menyatukan partai, baik pihak utara yang lebih moderat maupun pihak selatan yang tidak puas dengan Partai Demokrat.

Semasa kampanye, slogan “Nixon’s the One” terbukti efektif untuk meraih dukungan publik. Nixon menjanjikan upaya perdamaian terhormat sebagai penyelesaian masalah Perang Vietnam dan mengklaim bahwa pemerintahan yang baru akan mengakhiri perang serta menciptakan perdamaian di wilayah Pasifik.


Nixon semasa kampanye presiden pada Juli 1968

Pemilu 1968 yang diramaikan oleh tiga calon yaitu Nixon dari Partai Republik, Hubert Humphrey dari Partai Demokrat, serta mantan Gubernur Alabama, George Wallace sebagai calon independen berhasil dimenangi oleh Nixon. Nixon meraih 301 suara elektoral, Humphrey 191 suara, dan Wallace 46 suara. Nixon menjadi wakil presiden non-incumbent pertama yang terpilih sebagai presiden.


Richard Nixon disumpah sebagai Presiden AS ke-37 pada 20 Januari 1969

Tak lama setelah resmi menjabat presiden, Nixon memutuskan untuk secepat mungkin mengakhiri Perang Vietnam yang menurutnya sudah tak mungkin dimenangkan. Dia memutuskan akan secara bertahap menarik pasukan AS yang ada di Vietnam Selatan.

Pertengahan 1969, Nixon mengirim surat kepada pemimpin Vietnam Utara yang berisi ajakan berunding di Paris. Juli 1969, Nixon mengunjungi Vietnam Selatan serta bertemu dengan Komandan Militer AS dan Presiden Nguyen Van Thieu.


Presiden Nixon mengunjungi Pasukan AS di Vietnam Selatan

Setelah diupayakan selama bertahun-tahun, akhirnya di awal 1973, Piagam Perdamaian Paris ditandatangani. Berdasarkan perjanjian tersebut, AS akan menarik seluruh sisa pasukannya yang berada di Vietnam.

Gebrakan lain yang dilakukan Nixon di periode pertama sebagai presiden adalah upaya untuk membangun kembali hubungan diplomatik dengan China. Nixon mengirim surat secara pribadi kepada pemerintah China seputar keinginannya tersebut.

Pimpinan Partai Komunis China, Mao Zedong menyambut baik keinginan tersebut dengan mengundang tim tenis meja AS bertanding melawan atlet-atlet terbaik China pada awal 1971. Puncaknya adalah saat Nixon dan istrinya mengunjungi China pada Februari 1972 serta bertemu langsung dengan Perdana Menteri China, Zhou Enlai dan Mao Zedong.

Richard Nixon dan Zhou Enlai bersulang saat Nixon mengunjungi China pada 1972

Keputusan untuk mengakhiri keterlibatan langsung dalam Perang Vietnam serta keberhasilan memperbaiki hubungan diplomatik dengan China dan Uni Soviet telah ikut meningkatkan kekuatan politik Nixon.

Keputusan Nixon untuk mengakhiri penggunaan standar emas di Amerika Serikat mengakibatkan runtuhnya sistem Bretton Woods. Keruntuhan sistem Bretton Woods diyakini menjadi salah satu faktor terpilihnya kembali Nixon pada pemilu 1972.

Nixon juga tergolong politisi yang cerdik dalam memanfaatkan perkembangan situasi untuk memperkuat posisi politiknya. Salah satu contoh adalah kejeliannya dalam menilai bahwa peringatan Hari Bumi untuk pertama kali pada April 1970 menandakan adanya peningkatan minat para pemilih terhadap masalah lingkungan hidup. Pada Juni 1970, Nixon mengumumkan dibentuknya Environmental Protection Agency (Badan Perlindungan Lingkungan).

Seluruh kebijakan maupun langkah politis yang dibuat Nixon semasa periode pertama jabatannya pada akhirnya membuatnya kembali dicalonkan oleh Partai Republik pada pemilu 1972. Nixon pun secara resmi kembali terpilih sebagai presiden pada 7 November 1972 dalam salah satu kemenangan pemilu terbesar sepanjang sejarah Amerika Serikat. Nixon unggul lebih dari 60 persen suara pada popular vote atas pesaingnya George McGovern, dia hanya kalah di Massachusets dan Washington D.C.

Namun sayangnya kemenangan gemilang tersebut dan juga reputasi politik Nixon harus ternoda akibat terbongkarnya Skandal Watergate yang merupakan skandal politik terbesar Amerika Serikat. Untuk tahu tentang skandal tersebut, silakan simak thread Skandal Watergate Skandal Politik Terbesar Amerika Serikat. Sebagai akibatnya, Nixon yang sedang menghadapi kemungkinan dilengserkan, pada akhirnya lebih memilih mengundurkan diri sebagai presiden.

Nixon secara resmi mengundurkan diri sebagai Presiden AS pada 9 Agustus 1974, sehari sebelumnya Nixon mengumumkan pengunduran dirinya yang disiarkan secara langsung dari Gedung Putih melalui radio dan televisi.

Gerald Ford yang baru resmi menjabat sebagai wakil presiden pada 6 Desember 1973, akhirnya ditunjuk sebagai presiden menggantikan Nixon hingga berakhirnya periode pemerintahan. Gerald Ford sendiri menggantikan posisi Spiro Agnew yang mengundurkan diri sebagai wakil presiden pada 10 Oktober 1973.

Setelah tak lagi menjabat presiden, Nixon memutuskan kembali ke rumahnya di California. Nixon berjuang untuk kembali memulihkan citranya setelah Skandal Watergate. Dia juga sempat menjalani serangkaian interview bersama David Frost yang disiarkan melalui televisi. Nixon kemudian juga aktif sebagai penulis buku, bepergian dan banyak melakukan diskusi dengan sejumlah tokoh politik dalam maupun luar negeri.


Richard Nixon (paling kanan) bertemu dengan dua mantan presiden, Jimmy Carter dan Gerald Ford, serta Presiden AS Ronald Reagan (paling kiri)

Pada 8 September 1974, Presiden Gerald Ford memberikan pengampunan terhadap Nixon yang membebaskannya dari segala kemungkinan dakwaan hukum.

Pada 18 April 1994, Nixon mengalami stroke berat di rumahnya di New Jersey. Nixon kemudian dilarikan ke New York Hospital – Cornell Medical Center di Manhattan. Kerusakan otak yang diakibatkan pembekuan darah yang terjadi di jantung yang dialaminya selama beberapa tahun, pada akhirnya membuat Nixon mengalami koma.

Richard Nixon dinyatakan meninggal dunia pada usia 81 tahun pada 22 April 1994. Kedua putrinya mendampingi Nixon di saat-saat terakhir. Richard Nixon dimakamkan di samping makam istrinya yang terletak di halaman Perpustakaan Nixon pada 27 April 1994.


Upacara Pemakaman Richard Nixon dihadiri Presiden dan Mantan Presiden AS

Itulah biografi singkat dan kisah Richard Nixon, Presiden AS pertama yang mengundurkan diri dari jabatannya. Sekian dan semoga bermanfaat.

Spoiler for Referensi:

Spoiler for Sumber foto:
Diubah oleh peteradis 05-10-2021 10:14
five.5Avatar border
nowbitoolAvatar border
jazzcousticAvatar border
jazzcoustic dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.3K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan