Kaskus

News

Lockdown666Avatar border
TS
Lockdown666
Facebook Disebut Gunakan 'Hate Speech' Demi Keuntungan
Facebook Disebut Gunakan 'Hate Speech' Demi Keuntungan

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelapor di balik kebocoran cache dokumen Facebook ke Wall Street Journal, Frances Haugen, mengungkapkan perusahaan teknologi tersebut berkomitmen pada pengoptimalan produk, dan menggunakan algoritma yang menunjukkan ujaran kebencian. Facebook disebut memanfaatkan ujaran kebencian yang tersebar di dalam platformnya untuk meraih keuntungan.
Menurut profil LinkedIn yang kini telah dihapus, Haugen adalah manajer produk di Facebook yang ditugaskan ke grup Civic Integrity. Dia memilih untuk meninggalkan perusahaan pada 2021 setelah pembubaran grup.
"Ini membayar keuntungannya dengan keselamatan kita," kata Haugen, dilansir dari The Verge, Senin (4/10/2021). 


Dia mengatakan tidak percaya bahwa mereka bersedia menginvestasikan apa yang sebenarnya perlu diinvestasikan untuk menjaga agar Facebook tidak berbahaya. Akibatnya Haugen pun membocorkan cache penelitian internal ke Securities and Exchange Commission dengan harapan mendorong regulasi perusahaan yang lebih baik.
Haugen mengatakan telah bekerja di sejumlah perusahaan, termasuk Google dan Pinterest, namun Facebook jauh lebih buruk karena keinginan perusahaan untuk menempatkan keuntungannya di atas kesejahteraan penggunanya.

"Ada konflik... antara apa yang baik untuk publik dan apa yang baik untuk Facebook," kata Haugen. "Facebook berulang kali memilih untuk mengoptimalkan kepentingannya sendiri, seperti menghasilkan lebih banyak uang."
Sementara perusahaan berulang kali mengklaim membantu menghentikan ujaran kebencian, setidaknya pada produknya sendiri. Salag satu dokumen internal Facebook yang dibocorkan oleh Haugen berbunyi pihaknya memperkirakan bahwa ada sedikitnya 3-5% kebencian dan 0,6% Kekerasan dan Penghasutan di Facebook.
Dokumen lain menyebutkan memiliki bukti dari berbagai sumber bahwa ujaran kebencian, pidato politik yang memecah belah, dan informasi yang salah di Facebook dan aplikasi lain di bawah naungannya yang memengaruhi masyarakat di seluruh dunia.

Haugen mengklaim akar masalahnya adalah algoritma yang diluncurkan pada 2018 yang mengatur apa yang Anda lihat di platform. Menurutnya mereka dimaksudkan untuk mendorong keterlibatan dan perusahaan telah menemukan bahwa keterlibatan terbaik adalah jenis menanamkan rasa takut dan benci pada pengguna.
Lebih mudah menginspirasi orang untuk marah daripada emosi lainnya," kata dia.
Kala itu Bos Facebook, Mark Zuckerberg mempresentasikan perubahan algoritma sebagai hal positif. "Kami merasa bertanggung jawab untuk memastikan layanan kami tidak hanya menyenangkan untuk digunakan, tetapi juga baik untuk kesejahteraan masyarakat."

Namun menurut laporan Wall Street Journal tentang kekhawatiran Haugen, hasilnya adalah perubahan tajam menuju kemarahan dan kebencian. "Informasi yang salah, toksisitas, dan konten kekerasan sangat lazim di antara pembagian ulang," kata satu memo internal yang dikutip oleh Journal, menilai efek dari perubahan tersebut.



https://www.cnbcindonesia.com/tech/2...emi-keuntungan
0
328
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan