Peringatan maulid Nabi senantiasa dirayakan dengan meriah termasuk di kota Yogyakarta yang kaya akan budaya. Di Yogyakarta sendiri ada tradisi unik yang rutin dilakukan untuk menyambut hari peringatan maulid Nabi, namanya adalah tradisi Grebeg Maulid. Grebeg maulid ini menjadi tradisi turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat Yogyakarta dengan cara melakukan iring-iringan sambil membawa beberapa gunungan yang isinya tumpukan hasil bumi seperti makanan, sayuran, buah-buahan dan banyak lagi. Tradisi ini akan diawali dengan kegiatan parade prajurit Keraton yang keluar lengkap dengan senjata khusus dan beberapa alat musik serta panji. Kemudian barulah gunungan ini akan diiring menuju beberapa masjid yang nantinya akan didoakan bersama dan masyarakat akan memperebutkan gunungan tersebut yang dinilai sebagai keberkahan jika kita mendapatkannya. Tradisi ini rutin dilakukan dan disaksikan oleh banyak orang baik itu masyarakat Yogyakarta ataupun wisatawan dan masyarakat luar kota Yogyakarta.

Beralih ke pulau Sumatera tepatnya Sumatera Barat di kota Padang Pariaman ada juga lho tradisi unik yang dilakukan masyarakat untuk menyambut hari kelahirran Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini dinamakan “Bungo Lado” yang berasal dari bahasa Minang dan jika di artikan berarti bunga cabe dan dikonotasikan sebagai pohon uang. Tradisi ini biasanya di laksanakan oleh para pemuda karang taruna dan masyarakat sekitar dengan membuat semacam pohon hias yang terbuat dari ranting-ranting pohon disusun dan dihiasi dengan uang kertas yang nilainya beragam. Uang yang digunakan ini merupakan uang yang dikumpulkan dari masyarakat dan nilainya juga beragam bisa sampai jutaan. Sebelumnya uang akan dikumpulkan dari tempat-tempat yang ramai dan nantinya panitia yang mengkoordinasi tradisi ini akan mencari dan menghiasi ranting-ranting pohon dengan uang yang telah terkumpul. Setelah pohon uang jadi, pohon ini akan di arak menuju salah satu masjid untuk kemudian uang tersebut disumbangkan untuk kepentingan kegiatan keagamaan. Tidak hanya bungo lado, biasanya masyarakat juga akan menyajikan beberapa makanan khas yang dimasak oleh masyarakat sekitar. Wahhh pasti seru banget nih abis arak-arakan terus makan bersama.

Tradisi unik lainnya ialah tradisi Sebar Udikan atau uang koin yang berasal dari kota Madiun, Jawa Timur. Yups, tradisi ini hampir sama dengan tradisi masyarakat Indonesia saat anak mereka baru bisa berjalan. Masyarakat Madiun biasanya akan melakukan tradisi ini saat bulan mulud atau bulan Rabiul Awal, bulan dimana Nabi Muhammad SAW dilahirkan. Tradisi ini merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu lho. Tradisi sebar udikan ini biasanya diikuti oleh semua kalangan masyarakat mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Biasanya tradisi ini dilakukan di halaman rumah warga atau lapangan luas dengan menyebarkan uang koin yang jumlahnya tidak sedikit. Berhubung yang ikut serta memeriahkan tradisi ini cukup banyak, biasanya panitia penyelenggara akan membagi kelompok berdasarkan umur seperti khusus anak-anak dan orang dewasa. Saat uang koin disebar semua orang yang ikut serta akan saling merebutkannya, jadi tradisi ini selalu ramai dan meriah.

Bulan Rabiul Awal bulan dimana lahirnya Baginda Nabi Muhammad SAW ini menjadi bulan yang sangat dimuliakan oleh umat islam. Berbagai perayaan dan tradisi dilakukan seperti salah satunya di kota Garut, Jawa Barat. Yups, di kota Garut juga ada tradisi unik yang dilakukan setiap bulan Rabiul Awal yaitu tradisi “Ngalungsur Pusaka” yang artinya “menurunkan pusaka”. Tradisi ini merupakan sebuah acara upacara adat membersihkan benda-benda pusaka peninggalan Prabu Kian Santang atau Syech Sunan Rochmat putra dari Prabu Siliwangi. Tradisi ini biasanya dilaksanakan di makam keramat Godog, dengan tujuan untuk menghormati jasa Syech Sunan Rochmat yang telah berjasa dalam menyebarkan ajaran Islam di daerah Pasundan. Upacara ini biasanya dibarengi dengan acara muludan yang dipimpin oleh juru kunci atau kuncen. Peninggalan-peninggalan yang ada nantinya akan dibersihkan dengan air yang sudah disatukan dari 3 sumber mata air yang berbeda. Nantinya benda-benda pusaka akan dibersihkan menggunakan kawul yang telah dilumuri dengan minyak kobra barulah dibersihkan dengan air dari tiga mata air yang telah disatukan sebelumnya. Sebenarnya upacara ini cukup panjang dan memerlukan persiapan yang cukup lama dan matang sejak 2 bulan sebelum dilaksanakan. Setelah upacara selesai, benda pusaka akan dipajang agar masyarakat bisa melihat peninggalan dari Raden Kian Santang.Tidak selesai sampai disitu, nantinya benda pusaka akan di arak kembali ke tempat penyimpanan diiringi dengan shalawat. Tradisi ini juga kerap di laksanakan di beberapa tempat ziarah makan para wali lainnya seperti di Masjid Agung Banten. Tradisi dan upacara ini dilakukan sebagai bukti bahwa mereka masih melestarikan tradisi leluhur.

Beralih ke kota Banjarmasin nih sobat, di Banjarmasin juga terdapat satu tradisi unik dan berbeda dari kota lainnya. Tradisi ini dinamakan “Baayun Maulid” yang artinya kegiatan mengayun anak (bayi) sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini biasanya dilakukan pada tanggal 12 Rabiul Awal untuk merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Setiap masyarakat yang mengikuti acara ini biasanya akan berkumpul di satu tempat bersama dengan keluarga mereka khususnya anak-anak atau balita yang nantinya akan di ayun di ayunan yang telah disediakan. Ditempat itu nanti aka nada banyak sekali ayunan yang telah dihiasi dengan pernak-pernik dan dibalut kain kuning. Setiap orang nantinya akan menggoyang ayunan yang diisi anak-anak bahkan orang dewasa saat syair maulud dilantunkan. Tradisi ini sudah ada sejak lama dan merupakan akulturasi budaya dari nenek moyang. Tradisi ini dilakukan dengan tujuan agar mendapatkan keberkahan dari Allah SWT dan anak-anak yang diayunkan tersebut nantinya akan menjadi anak yang memiliki akhlak baik seperti Baginda Rasulullah. Tradisi ini biasanya diikuti oleh banyak orang lho, sehingga saat dilaksanakan akan sangat meriah. Seru ya liat dede-dede bayi di ayun dengan ayunan cantik yang sudah dihias.

Eits masih ada tradisi unik lainnya nih, tradisi kali ini berasal dari Mojokerto tepat di Dusun Mengelo, Desa Sooko, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Tradisi ini tak kalah unik dari kota lainnya, tradisi ini bernama “Keresan” yang dilakukan pada bulan Rabiul Awal untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW dan sebagai wujud syukur masyarakat sekitar. Tradisi ini biasanya akan diawali dengan kegiatan pawai keliling kampung dan pengajian umum di masjid Dusun Mengelo. Tapi yang bikin tradisi ini jadi lebih unik dan seru adalah adanya dua pohon kersen yang ditancapkan di tengah jalan desa tepat di sebelah timur masjid. Kedua pohon ini memiliki daun yang sudah kering dan dihiasi dengan berbagai jenis barang di bagian ranting dan bagian pangkalnya dikelilingi buah nanas dan juga kelapa. Nantinya aka nada pembacaan doa dari masjid dan belum selesai doa dibacakan biasanya masyarakat yang hadir akan memperebutkan barang-barang dan hasil bumi yang ada pada kedua pohon kersen tersebut. Semua orang mulai dari anak-anak hingga orang dewasa akan ikut memperebutkannya. Bukannya takut karena akan desak-dekan, semua orang justru bergembira. Wahhh pasti seru dan deg-deg an pas rebutin isi pohonnya.

Ada lagi nih tradisi unik yang dilakukan masyarakat Sulawesi Selatan untuk menyambut peringatan Maulid Nabi, tradisi ini dinamakan “Maudu Lompa”. Kata Maudu Lompoa ini berasal dari bahasa Makassar yang jika diartikan adalah Maulid Besar. Tradisi ini merupakan tradisi khas suku Makassar yang biasanya dilaksanakan di Kabupaten Takalar yang berpusat di Sungai Cikoang. Seperti yang kita tahu penyebaran Islam di Nusantara tak terlepas dari perdagangan hingga akhirnya ber akulturasi dengan kearifan lokal hingga saat ini menjadi sebuah tradisi. Begitu juga dengan tradisi maudu lompoa ini, tradisi ini merupakan perayaan hari besar islam yang memadukan budaya Islam dengan kearifan lokal masyarakat Sulawesi Selatan. Tradisi ini biasanya diawali dengan melaksanakan beberapa perayaan maulid Nabi di Talakar pada tanggal 12 Rabiul Awal dan puncaknya tentu saja Maudu Lompoa. Tradisi ini sangat unik karena akan banyak kapal tradisional dihias sedemikian rupa indahnya. Kapal-kapal yang dihias inilah yang menjadi simbol masuknya agama Islam di Sulawesi Selatan khususnya di Talakar. Sebelumnya kapan akan diarak menuju bibir sungai, kemudian masyarakat akan menyiapkan hiasan dan kapal akan diisi dengan berbagai barang dan hasil bumi yang dibentuk menjadi sebuah gunungan. Nantinya semua kapal ini akan dikumpulkan di sebuah tanah lapang dan acara-acara lain akan dilaksanakan seperti pencak silat, memainkan alat musik dan banyak lagi.  Tradisi ini menjadi tradisi tahunan yang rutin dilakukan, mereka akan membawa shalawat dan menceritakan kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW serta bagaimana sejarah masuknya Islam di Cikoang. Wahhh seru banget yah, semua masyarakat jadi bisa silaturahmi dan kumpul bersama.

Nah tradisi unik yang terakhir adalah tradisi Kirab Ampyang yang ada di kabupaten Kudus. Tradisi ini menjadi salah satu tradisi yang rutin dilakukan masyarakat sekitar untuk memperingati hari Maulid Nabi. Hampir sama dengan Grebeg Maulid di Yogyakarta, tradisi ini juga akan mengarak tandu yang berisikan kepel yang telah dibungkus menggunakan daun jati. Tak hanya itu, tandu yang di arak juga sangat beragam ada yang berisi buah-buahan, sayuran dan hasil bumi lainnya. Setelah semua tandu telah siap biasanya tradisi ini akandimulai sejak pukul 05:00 WIB. Semua orang terutama para ulama dan tokoh masyarakat akan kumpul bersama dan melantunkan shalawat Nabi. Tandu-tandu yang ada juga akan didoakan oleh para ulama dan sesepuh. Setelah semua selesai nantinya tandu berisikan makanan dan hasil bumi ini akan dibagikan kepada masyarakat dimaksudkan untuk ngalap berkah atau mendapatkan berkah.