- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Demo Djakarta 1966 Dan Jakarta 1998! Apa Solusinya?


TS
c4punk1950...
Demo Djakarta 1966 Dan Jakarta 1998! Apa Solusinya?

Siapa yang tidak tahu bagaimana aksi mahasiswa menjadi tulang punggung prmbubaran rezim yang saat itu dianggap sedang tidak baik-baik saja.
Djakarta 1966 pasca penembakan terhadap pahlawan revolusi memicu gelombang massa untuk Bubarkan PKI, Rombak Kabinet Dwikora, Turunkan Harga. Hingga di 24 Februari 1966, pelantikan menteri baru terjadi kekacauan hingga salah satu mahasiswa FK UI Arif Rahman Hakim menjadi korban.


Disinilah konflik politik terjadi dan mempercepat pelengseran Presiden Sukarno. Dan terbitlah orde baru dengan surat sakti Supersemar, dan ternyata berhasil meredam aksi tuntutan yang di inginkan.
Suharto pintar untuk meredam aksi para Aktivis Mahasiswa 1966 banyak yang berada di pemerintahan, seperti Abdul Gafur (Menpora), Abdul Latief (Menaker), Cosmas Batubara (Menteri Perumahan Rakyat), Mar'ie Muhammad (Menteri Keuangan), Akbar Tanjung (Menpora), dan Fuad Bawazier (Menteri Keuangan).


Aktivis 66 banyak yang menjadi anggota parlemen dan menteri, tidak sedikit juga yang diangkat menjadi duta besar. Nampaknya Suharto belajar dari pengalaman suara rakyat harus dibungkam, kalau dibiarkan bukan tak mungkin tragedi 1966 akan terjadi. Namun sepandai-pandainya membungkam suara rakyat, akhirnya terjadilah kisah Jakarta 1998.
Krisis moneter yang terjadi pada 1997 menjadi aksi mahasiswa kembali menggeliat dimana sebelumnya semua aksi Mahasiswa bisa diredam, Peristiwa Malari (Malapetaka 15 Januari) 1974 menjadi bukti suara mahasiswa tak bisa berkutik dimasa orde baru.


Hingga terjadi kembali aksi yang serupa 12 Mei 1998 terjadi lagi korban dari mahasiswa Trisakti menjadi martir, empat orang gugur yaitu Elang Mulia Lesmana (1978-1998), Heri Hertanto (1977-1998), Hafidin Royan (1976-1998) dan Hendriawan Sie (1975-1998). Sedangkan banyak mahasiswa dari fakultas lainnya yanf luka-luka dan segera dilarikan ke RS Sumber Waras.
Suasana sangat mencekam, bila kamu berada di semanggi saat itu tembakan tentara berdesing membuat jantung serasa mau copot. Inilah yang terjadi di tahun 1998, lalu terjadilah tragedi kerusuhan yang membuat hari-hari Suharto semakin berat 21 Mei 1998 ia pun lengser disambut suka cita mahasiswa yang menduduki gedung DPR.


Di era reformasi, teriakan mahasiswa tidak lagi dibungkam. Bahkan siapa saja yang ingin meluapkan orasinya dipersilahkan dan dilindungi undang-undang.
Lantas apa solusinya?
Solusi agar tidak ada kejadian yang serupa adalah sanggup menekan inflasi bagaimanapun caranya, walaupun sebagai pemimpin negara tidak akan bisa memuaskan banyak orang namun setidaknya ada progres yang baik untuk masyarakat.
Tak heran bila saat ini aksi massa dan aksi mahasiswa dapat diredam, karena aktivis 98 banyak berada di pemerintahan saat ini. Mereka paham strategi mahasiswa bisa menjadi besar karena ada martir, maka saat ini yang terjadi aksi mahasiswa dibuat kehilangan arah.

Jejak Politik Itu Nyata HRS dan Jokowi Satu Panggung

Sebagai contoh aksi mahasiswa terhadap TWK KPK, pemerintah memainkan bidak yang cerdas terhadap ke 57 eks KPK yang akan direkrut untuk pegawai Kepolisian. Lantas apalagi yang ingin dituntut? "Kosong" mahasiswa tak ada celah untuk bisa bersuara lantang, mengkritik, karena semua celah langsung ditutup agar aksi massa tidak berakhir menjadi kudeta.
Lawan-lawan politik dimasa sekarang dirangkul, bahkan dahulu gerakan yang bisa memutihkan monas dengan 212 dimana Ahok terkena batu sandungan kini hancur satu persatu, organisasinya pun hilang tinggal nama, bahkan dianggap organisasi radikal. Namun dibuka satu persatu juga bahwa ada agenda politik yang licik dari organisasi ini, terlebih berafiliasi dengan ISIS yang dianggap cacat idiologi, kembali lagi melihat hal itu mahasiswa di zaman reformasi ini harus tau arah pasti bila ingin menggoyang kebijakan istana. Karena buat wong cilik aksi mereka mudah ditebak, tujuannya untuk cari nama agar mudah masuk Istana dan gedung DPR di masa depan.

Lihat Video Diatas menit ke 14. maka senjata makan tuan
Quote:
Namun sekali lagi selama tidak ada krisis moneter, dimana harga bahan pokok naik tinggi, ekonomi masih bisa dikendalikan maka tidak akan ada yang bisa mengambil kesempatan agar mahasiswa bisa meruntuhkan rezim yang isinya banyak aktivis mahasiswa 98 seperti Desmond Junaidi Mahesa, Budiman Sudjatmiko, Fahri Hamzah, Adian Napitupulu, Fadli Zon dan banyak lainnya.
Selama Demo bisa diakomodir dengan baik maka dijamin tiga periode bisa saja didepan mata!
Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.


"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik, klik, klik
Pic : google




Diubah oleh c4punk1950... 01-10-2021 16:14






politon21 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
5K
47


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan