Kaskus

Story

ryanmallay2000Avatar border
TS
ryanmallay2000
Restu Ibu untuk bela Pertiwi
      Sebuah kehormatan aku diperintahkan untuk ikut serta dalam sebuah tugas operasimiliter yang saat itu sedang memanas. Antara perasaan bangga dan rasa takut berkecamuk dalam hati.
Bangga terpanggil untuk membela Ibu Pertiwi. “Berperang bukanlah suatu pekerjaan tetapi kewajiban karena panggilan Ibu Pertiwi, jadikan kewajiban itu sebuah hobi agar tidak menjadi beban”. Aku ingat sekali kata-kata ini adalah nasehat pelatihku saat pendidikan di Akabri.

“Hobi Berperang”, kayaknya bukanlah karakter diriku karena aku lebih cinta kedamaian, aku lebih suka ketenangan, kenyamanan dan selalu berharap mendapat kesenangan sehingga wajar tolok ukur dalam kehidupanku adalah “Pikiran tenang, hati senang dan perut kenyang”.

Tetapi “Kewajiban dijadikan hobi”, kayaknya perlu diterapkan. Mayoritas kewajiban adalah sesuatu yang memberatkan tetapi jika jadi hobi, yang berat akan menyenangkan.

“Rasa Takut” itu manusiawi, tetapi rasa takutdapat ku tepis ketika aku ingat pesan pelatih saat pertama latihan perang “Mati sekarang atau lusa, sama saja”, dengan tegas beliau mengatakannya. “yang berbeda alasan untuk mati dan bagaimana kamu mati”, jelasnya.

            Kematian itu adalah pasti hanya waktu, tempat dan bagaimana caranya yang masih misteri. Hanya Tuhan yang mengetahuinya.

            Sama seperti dulu aku meminta restu untuk mendaftar menjadi prajurit, kekuatiran ibuku tentang profesi prajurit dinilai mendekati kematian tetapi aku berkilah“tidak ada yang terhindar dari kematian, Bu! tapi bagaiman cara mati yang membuat seseorang terhormat” jelasku agar mendapat restu.

            Dengan segala bujuk rayu akhirnya restu itupun aku dapati dan hingga aku lulus pendidikan dan menjadi prajurit.

            Sesaat akan berangkat ke medan perang, akupun meminta restu ibuku, dengan mata berkaca-kaca Ibuku pun merestui “Ibu antar kamu dengan Doa, semoga kamu kembali dengan selamat” Doa Ibuku.

            “Ibu, jangan tangisi kepergianku karena sudah takdir nyawa ini aku gadaikan ke Ibu Pertiwi, Ibu hanya boleh menangis kalau aku pulang dengan selamat” aku kuatkan ibu untuk mengihklaskan puteranya berjuang.

            Akupun berangkat ke medan perang dengan segala restu Ibuku.

bukhoriganAvatar border
lempokissmeAvatar border
lempokissme dan bukhorigan memberi reputasi
2
551
4
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan