- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Awas Meletus Mr Xi Jinping, Utang China Bengkak Rp 117.400 T


TS
Lockdown666
Awas Meletus Mr Xi Jinping, Utang China Bengkak Rp 117.400 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah laporan terbaru menunjukkan bahwa "utang tersembunyi" pemerintah lokal di China telah menembus 53 triliun yuan atau setara Rp 117.400 triliun pada 2020 lalu. Utang itu sendiri jauh lebih besar dari utang pemerintah nasional yang belum terbayarkan.
Dalam laporan yang dibuat oleh Goldman Sachs itu, utang tersebut naik empat kali lipat bila dibandingkan dengan tahun 2013 lalu di mana angka utang pemerintah daerah masih berada di level 16 triliun yuan. Lembaga keuangan itu menyebut bahwa harus ada langkah-langkah yang diambil segera oleh para pemda China itu.
"Penerbitan obligasi pemerintah daerah yang lebih resmi dan peningkatan fleksibilitas pada pembiayaan pemerintah daerah mungkin diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan," tulis laporan yang dibuat oleh tim pimpinan ekonom Maggie Wei itu dikutip Kamis (30/9/2021).
Ada beberapa hal yang membuat analis Goldman Sachs memaparkan perlu ada langkah-langkah segera ini. Mereka menyebut banyak tantangan yang terjadi di China saat ini mulai dari krisis pasar perumahan yang telah menyebabkan permintaan tanah merosot, kekurangan listrik, dan gangguan rantai pasokan.
"Penjualan tanah yang merupakan sumber pendapatan utama bagi pemerintah daerah telah melambat karena krisis Evergrande memburuk. Goldman merekomendasikan pemerintah untuk meningkatkan kuota obligasi untuk tahun 2022 lebih dari 500 miliar yuan dari tingkat tahun ini sebesar 3,65 triliun yuan," tambah laporan itu.
Secara rinci, Jiangsu menduduki puncak semua provinsi dalam hal jumlah pinjaman, dengan sekitar 8 triliun yuan pada tahun 2020. Peringkat ini kemudian diikuti Tianjin, Beijing, Sichuan, Guizhou dan Gansu.
Setiap pemerintah lokal di China diketahui banyak meminjam melalui skema local government financing vehicle (LGFV). Ini memungkinkan mereka meminjam uang tanpa muncul di neraca namun tetap dilihat sebagai kewajiban pemerintah oleh pasar keuangan. Maka itu, sifat dari pinjaman ini cukup tersembunyi.
Sementara itu, beberapa analis memotong prediksi pertumbuhan ekonomi China tahun ini. Analis di Nomura memangkas perkiraan mereka untuk pertumbuhan China pada tahun 2021 menjadi 7,7%. Sementara itu, analis di Goldman Sachs mengikuti dengan memangkas perkiraan pertumbuhan PDB 2021 mereka menjadi 7,8% dari 8,2%,
https://www.cnbcindonesia.com/news/2...ak-rp-117400-t
Diubah oleh Lockdown666 30-09-2021 22:32
0
453
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan