https://www.harianmerapi.com/news/pr...kolah-di-jabar
Quote:
Ridwan Kamil Klarifikasi Tidak Ada Klaster PTM Sekolah di Jabar
[url=https://www.kaskus.co.id/forum/quicknewthread/10/[removed]void(0)]Sutriono[/url]
- Sabtu, 25 September 2021 | 20:54 WIB
[url=https://www.kaskus.co.id/forum/quicknewthread/10/[removed]void(0)][/url]
[url=https://www.kaskus.co.id/forum/quicknewthread/10/[removed]void(0)][/url]
BANDUNG, harianmerapi.com - Gubernur Jawa Barat [url=https://www.harianmerapi.com/tag/Ridwan Kamil]Ridwan Kamil[/url] mengklarifikasi beredarnya berita yang menyatakan telah terjadi
klaster Covid-19 selama pembelajaran tatao muka (
PTM) di Jawa Barat.
"Sementara Tidak/belum ada KLASTER Covid selama pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah2 di Jawa Barat," kata [url=https://www.harianmerapi.com/tag/Ridwan Kamil]Ridwan Kamil[/url] sebagaimana dikutip dari akun Instagram-nya,
@ridwankamil, Sabtu (25/9/2021).
Menurutnya, definisi
klaster menyangkut jumlah yang banyak serta pusat penyebarannya di satu titik.
"Definisi “klaster” itu: jumlahnya banyak dan pusat penyebarannya di satu titik. Sudah diklarifikasi oleh Kemendikbud di slide ke-2," imbuhnya.
Yang terjadi adalah, lanjutnya, jumlah
sekolah yang melaporkan dari dulu sampai sekarang, yang warga sekolahnya yang pernah terpapar covid. Bisa di rumahnya, bisa di tempat publik non
sekolah lainnya.
"Jawa Barat juga sudah konsisten selalu tertinggi dalam penyuntikan dosis vaksin harian di Indonesia. Termasuk memprioritaskan warga sekolah baik tenaga pendidikan dan siswanya," jelasnya.
Sebelumnya Disnas Pendidikan Jabar menanggapi data Kemedikbud Ristek yang menyebut
PTM terbatas telah menyebabkan terjadinya Klaster Covid-19 di 149
sekolah di Jabar. Dinas telah melakukan penelusuran lewat cabang dinas, namun hasilnya nihil.*
Editor: Sutriono
[url=https://api.whatsapp.com/send?text=Ridwan Kamil Klarifikasi Tidak Ada Klaster PTM Sekolah di Jabar [url]https://www.harianmerapi.com/news/pr-401278014/ridwan-kamil-klarifikasi-tidak-ada-klaster-ptm-sekolah-di-jabar][/url][/url]
Jadi kemarin ribut-ribut karena Dikbud mengumumkan data secara keliru?
Tapi seperti biasa, keburu digoreng pers dan netijen laknatulloh.