Kaskus

News

Lockdown666Avatar border
TS
Lockdown666
Waspada Diambil China, Intip Harta Karun Migas RI di Natuna
Waspada Diambil China, Intip Harta Karun Migas RI di Natuna

Jakarta, CNBC Indonesia - Perairan Natuna berbatasan dengan Laut China Selatan yang menjadi rebutan banyak negara, terutama China. Tak ayal bila kawasan ini sering dinodai konflik pelanggaran perbatasan wilayah dengan wara-wirinya sejumlah kapal asing, seperti China dan Vietnam.
Pada pekan lalu, Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI menyebut bahwa ada ribuan kapal milik Vietnam dan China masuk ke perairan Natuna, dekat Laut China Selatan. Kapal-kapal itu pun dianggap mengganggu aktivitas pertambangan kapal nasional.
"Serbuan" kapal-kapal asing tersebut patut diwaspadai mengingat Indonesia juga memiliki "harta karun" di bawah permukaan laut Natuna ini.


Salah satu "harta karun" di perairan Natuna ini yaitu cadangan hidrokarbon raksasa mencapai 222 triliun kaki kubik (TCF) di Blok East Natuna.
Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) Hadi Ismoyo sempat mengatakan kepada CNBC Indonesia bahwa potensi besar gas di Blok East Natuna ini bahkan telah ditemukan sejak 47 tahun lalu, tapi sayangnya hingga saat ini belum juga bisa dieksploitasi.
Kendalanya, menurutnya yaitu karena kandungan karbon dioksidanya besar sekali mencapai 71%, sehingga dibutuhkan teknologi canggih dan investasi tinggi untuk mengelolanya.
Dari potensi 222 TCF, tapi dengan kandungan CO2 mencapai 71%, maka lean gas yang bisa dieksploitasi hanya sekitar 46 TCF. Meski demikian, lanjutnya, itu bahkan mencapai tiga kali lipat dari cadangan Lapangan Tangguh dan Blok Masela.
"Jadi, ini memang cadangan besar. Posisinya adalah beneran di perbatasan antara wilayah Indonesia dan Laut China Selatan yang diklaim China Daratan," ujarnya.
Dia mengakui, potensi migas di Laut China Selatan ini sangat besar, sehingga menjadi rebutan banyak pihak. Indonesia juga telah memproduksi migas dari blok migas di kawasan Natuna Barat sejak sejak 1990-an yang kemudian gasnya diekspor ke Singapura.
Menurutnya, aktivitas pengeboran di daerah Natuna ini, terlebih berbatasan dengan Laut China Selatan menjadi sangat penting untuk segera dilakukan. Bila ada kegiatan pertambangan seperti ini, maka menurutnya tidak akan mudah diklaim oleh negara lain bahwa kawasan tersebut merupakan milik mereka.
Sementara itu, China pada 2020 lalu dikabarkan telah menemukan ladang minyak dengan potensi 200 juta ton minyak dan 300 miliar ton gas di selatan Pulau Hainan, Laut China Selatan.
China juga disebut sudah menyelesaikan pembangunan platform penyimpanan (storage) di sana yang mampu menampung 53.000 ton migas.

Daftar Blok Migas RI di Natuna

Julius Wiratno, Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), mengatakan produksi minyak di perairan Natuna hingga 15 September 2021 tercatat sebesar 17.449 barel per hari dan produksi gas sebesar 394 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Adapun produksi tersebut berasal dari tiga Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) atau produsen migas di lepas pantai (offshore) Natuna, antara lain Medco E&P Natuna, Premier Oil, dan Star Energy.
"Produksi minyak dan gas dari area Natuna berasal dari tiga KKKS offshore yaitu Medco E&P Natuna, Premier Oil dan Star Energy dengan rata-rata produksi dari ketiga KKKS tersebut sampai dengan 15 September 2021, minyak sebesar 17.449 BOPD (barel per hari) dan gas sebesar 394 MMSCFD," paparnya kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (21/09/2021).


Berikut daftar blok migas di Natuna, mengutip data SKK Migas:
BLOK PRODUKSI
1. South Natuna Sea Block B
Blok ini dioperasikan oleh Medco E&P Natuna Pte Ltd, unit usaha PT Medco Energi Internasional Tbk. Adapun target lifting minyak pada 2021 ini sebesar 10.500 barel per hari (bph) dan gas 120 MMSCFD. Hingga 30 Juni 2021, lifting minyak tercatat rata-rata mencapai 15.104 bph dan gas 135 MMSCFD.
2. Natuna Sea Block A
Blok ini dioperasikan oleh Premier Oil Natuna Sea B.V. Adapun target lifting gas di blok ini pada tahun ini sebesar 180 MMSCFD dan realisasi lifting hingga akhir Juni 2021 rata-rata mencapai 209 MMSCFD.
3. Blok Kakap
Blok ini dioperasikan oleh Star Energy (Kakap) Ltd. Adapun produksi minyak pada 2020 sekitar 1.412,5 bph dan gas 17,5 MMSCFD.

BLOK PENGEMBANGAN
Adapun dua blok masih dalam tahap pengembangan dan belum berproduksi yaitu:
1. Duyung
Dioperasikan West Natuna Exploration Limited, dengan perusahaan holding Conrad.
2. North West Natuna
Blok ini dioperasikan Mitsui Oil Exploration Co Ltd, dengan perusahaan holding Mitsui.

BLOK EKSPLORASI
Sedangkan tiga blok eksplorasi lainnya yaitu:
1. Anambas
Blok ini dioperasikan oleh Kufpec Indonesia (Anambas) B.V., unit usaha Kufpec.
2. North Sokang
Blok ini dioperasikan oleh PT Medco Energi Natuna Timur, unit usaha PT Medco Energi Internasional Tbk.
3. Tuna
Dioperasikan oleh Premier Oil Tuna B.V.
Ketiga blok eksplorasi tersebut masih belum berproduksi. 


https://www.cnbcindonesia.com/news/2...ri-di-natuna/1
nomoreliesAvatar border
nomorelies memberi reputasi
1
2.3K
4
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan