- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga


TS
ummuza
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
Kisah Inspirasi Kehidupan

ilustrasi
Hanya berusaha mengambil hikmah dari kisah tersebut. Semoga kita semua tidak mengalaminya. Dan yang sedang atau sudah pernah mengalami sabar dan ikhlaslah kuncinya.
Kisah diatas diambil dari kisah nyata, nama tokoh, tempat dan waktu kejadian disamarkan untuk menjaga privasi.
Kisah ini kemungkinan ada lanjutannya, tunggu ya... 😁
Ada yang mau memberi masukan ataupun komen bolehlah dikolom komentar. Terimakasih.
Pojok kamar baru, 921
bbbnuwun
sumber gambar :
ilustrasi
sumber tulisan : murni opini pribadi

ilustrasi
Salah satu kisah kehidupan yang akan
@ummuza ceritakan kali ini adalah kisah seorang anak manusia yang mengalami musibah secara beruntun. Coretan ini dibuat bukan untuk menghakimi seseorang hanya ingin mengungkapkan rasa yang ada (dirasakan oleh orang yang terdzolimi). hanya membantu melepaskan rasa yang ada.
@ummuza ceritakan kali ini adalah kisah seorang anak manusia yang mengalami musibah secara beruntun. Coretan ini dibuat bukan untuk menghakimi seseorang hanya ingin mengungkapkan rasa yang ada (dirasakan oleh orang yang terdzolimi). hanya membantu melepaskan rasa yang ada.
Kisah ini berawal dari saat Ani (bukan nama sebenarnya) tengah rebahan di peraduannya kala terik mentari menunjukkan kegaranganannya. Mendapat kabar dari suaminya kalau barusan mendapat sms (belum jamannya wa karena peristiwa ini sudah berlalu beberapa tahun yang lalu) dari saudaranya. Inti dari pesan saudaranya adalah minta bantuan karena butuh dana yang cukup besar sampai puluhan juta. Seketika Ani, terkejut uang darimana sebanyak itu.
Ani langsung bilang ke suami, "banyak sekali, eis uang darimana kita ?"
Suami menambahkan kalau uang sebesar itu untuk membayar anggunan yang sudah beberapa bulan tidak terbayar dan kalau bulan ini tidak melunasi maka anggunannya akan dilelang, padahal yang dijadikan anggunan adalah surat tanah punya orang tua.
Sontak Ani berujar, "berarti kalau ga bisa bayar tanah hilang ya?"
Sambil termenung Ani bergumam, "kasihan dong, orang tua akan kehilangan tanahnya ya."
Tetapi pembicaraan Ani dan suami hanya sebatas itu karena memang tak ada sama sekali dan tak terpikirkan uang dari mana sebanyak itu.
Beberapa hari setelah itu, suami bercerita lagi kalau saudaranya yang butuh uang itu mau menjual tanahnya.
Ani ini akhirnya berpikir, "bagaimana kalau tanah tersebut terjual Kasihan juga orang tuanya."
Satu yang ada dalam pikiran Ani hanyalah sayang kalau tanah tersebut terjual ke orang lain tak terpikir buat Ani untuk menguasai tanah tersebut niat baik Ani hanya ingin menolong agar tanah tersebut tidak terjual ke orang lain berpikir dari mana dapat uang ?
Selang beberapa waktu akhirnya Ani mendapatkan uang sebesar puluhan juta suami pun menghubungi saudaranya agar tidak menjual tanah tersebut ke orang lain tetapi berdirinya suaminya setelah uang tersedia kemudian terjadi perjanjian tanda tangan bermaterai. Uang sudah diterima dah clear semuanya entah apa yang ada dalam pikiran saudaranya itu tiba-tiba saat matahari sudah mulai terbenam tepatnya waktu Magrib menjelang datang ke rumah dan menanyakan kepada Ani serta suaminya.
"Kenapa dalam perjanjian yaitu tanah dijual ?, ujar saudara suami.
Padahal dari awal saudara sudah bilang kalau tanah itu mau dijual sesuai kesepakatan atau perjanjian. Tetapi dengan teganya, saudara suami Ani sudah menerima uang menjadi mangkir dan meralat perjanjian itu. Tentu saja Ani dan suami sangat kecewa sekali dengan pernyataan saudaranya itu. Saat mau diminta balik uangnya dah buat bayar tagihan saudaranya.
Ani memang sengaja tidak melibatkan orangtuanya dalam perjanjian jual beli hanya ingin menjaga perasaan mereka tetapi itu justru menjadikan bumerang baginya.
Selain mangkir dengan perjanjian ternyata juga tidak jujur dengan jumlah nominal utangnya. Marah, jengkel, sebel, gemes semua rasa campur aduk jadi satu.
Ternyata nasib sial Ani tidak hanya sampai disitu masih bersambung. Entahlah nasib apes Ani setelah ditipu dengan saudara sendiri, masih dapat tuduhan kalau Ani hanya ingin menguasai harta warisan dari saudaranya dan membuat saudaranya jauh dari orang tuanya. Sungguh terlalu....
Mendidih sebenarnya emosi yang dirasakan Ani. Untungnya Ani bukan tipe orang yang marahnya meledak-ledak walaupun diperlakukan seperti itu Ani masih menjaga perasaan suaminya. Hanya diam yang bisa Ani lakukan karena tak ingin keramaian yang terjadi.
Misalnya, saat itu Ani marah meledak-ledak mungkin keluarganya akan mengalami terjadinya prahara besar.
Dan ternyata diamnya pun masih juga dianggap salah oleh saudaranya, masih juga dipertanyakan kenapa sekarang jadi diam ???
Ani hanya bisa diam memendam semua rasa didadanya. Semua rasa itu hanya Ani yang tahu seperti apa sesungguhnya.
Dari kisah di atas dapat kita ambil hikmah agar kita tidak mengalaminya atau bisa mengatasi dengan baik. Mencoba mengupas hikmah yang ada :
1. Sebaiknya dalam perjanjian walaupun itu hanya dengan keluarga tetap harus ada saksi dari luar (orang lain yang netral tidak memihak salah satu pihak)
2. Sabar, ikhlaslah yang bisa membuat seseorang bisa melalui cobaan yang ada
3. Jangan pernah sekalipun menuduh orang lain jika memang tidak tahu cerita sebenarnya. Sebaiknya klarifikasi terlebih dahulu kepada kedua belah pihak, baru menyimpulkan
4. Menjaga perasaan orang lain demi nama baik keluarganya, padahal perang batun melanda adalah sesuatu yang sanagat tidak mudah
5. Maaf mungkin sudah terucap tapi apakah luka batin akan bisa pulih ? Jaga ucapan, itu penting !
Ani langsung bilang ke suami, "banyak sekali, eis uang darimana kita ?"
Suami menambahkan kalau uang sebesar itu untuk membayar anggunan yang sudah beberapa bulan tidak terbayar dan kalau bulan ini tidak melunasi maka anggunannya akan dilelang, padahal yang dijadikan anggunan adalah surat tanah punya orang tua.
Sontak Ani berujar, "berarti kalau ga bisa bayar tanah hilang ya?"
Sambil termenung Ani bergumam, "kasihan dong, orang tua akan kehilangan tanahnya ya."
Tetapi pembicaraan Ani dan suami hanya sebatas itu karena memang tak ada sama sekali dan tak terpikirkan uang dari mana sebanyak itu.
Beberapa hari setelah itu, suami bercerita lagi kalau saudaranya yang butuh uang itu mau menjual tanahnya.
Ani ini akhirnya berpikir, "bagaimana kalau tanah tersebut terjual Kasihan juga orang tuanya."
Satu yang ada dalam pikiran Ani hanyalah sayang kalau tanah tersebut terjual ke orang lain tak terpikir buat Ani untuk menguasai tanah tersebut niat baik Ani hanya ingin menolong agar tanah tersebut tidak terjual ke orang lain berpikir dari mana dapat uang ?
Selang beberapa waktu akhirnya Ani mendapatkan uang sebesar puluhan juta suami pun menghubungi saudaranya agar tidak menjual tanah tersebut ke orang lain tetapi berdirinya suaminya setelah uang tersedia kemudian terjadi perjanjian tanda tangan bermaterai. Uang sudah diterima dah clear semuanya entah apa yang ada dalam pikiran saudaranya itu tiba-tiba saat matahari sudah mulai terbenam tepatnya waktu Magrib menjelang datang ke rumah dan menanyakan kepada Ani serta suaminya.
"Kenapa dalam perjanjian yaitu tanah dijual ?, ujar saudara suami.
Padahal dari awal saudara sudah bilang kalau tanah itu mau dijual sesuai kesepakatan atau perjanjian. Tetapi dengan teganya, saudara suami Ani sudah menerima uang menjadi mangkir dan meralat perjanjian itu. Tentu saja Ani dan suami sangat kecewa sekali dengan pernyataan saudaranya itu. Saat mau diminta balik uangnya dah buat bayar tagihan saudaranya.
Ani memang sengaja tidak melibatkan orangtuanya dalam perjanjian jual beli hanya ingin menjaga perasaan mereka tetapi itu justru menjadikan bumerang baginya.
Selain mangkir dengan perjanjian ternyata juga tidak jujur dengan jumlah nominal utangnya. Marah, jengkel, sebel, gemes semua rasa campur aduk jadi satu.
Ternyata nasib sial Ani tidak hanya sampai disitu masih bersambung. Entahlah nasib apes Ani setelah ditipu dengan saudara sendiri, masih dapat tuduhan kalau Ani hanya ingin menguasai harta warisan dari saudaranya dan membuat saudaranya jauh dari orang tuanya. Sungguh terlalu....
Mendidih sebenarnya emosi yang dirasakan Ani. Untungnya Ani bukan tipe orang yang marahnya meledak-ledak walaupun diperlakukan seperti itu Ani masih menjaga perasaan suaminya. Hanya diam yang bisa Ani lakukan karena tak ingin keramaian yang terjadi.
Misalnya, saat itu Ani marah meledak-ledak mungkin keluarganya akan mengalami terjadinya prahara besar.
Dan ternyata diamnya pun masih juga dianggap salah oleh saudaranya, masih juga dipertanyakan kenapa sekarang jadi diam ???
Ani hanya bisa diam memendam semua rasa didadanya. Semua rasa itu hanya Ani yang tahu seperti apa sesungguhnya.
Dari kisah di atas dapat kita ambil hikmah agar kita tidak mengalaminya atau bisa mengatasi dengan baik. Mencoba mengupas hikmah yang ada :
1. Sebaiknya dalam perjanjian walaupun itu hanya dengan keluarga tetap harus ada saksi dari luar (orang lain yang netral tidak memihak salah satu pihak)
2. Sabar, ikhlaslah yang bisa membuat seseorang bisa melalui cobaan yang ada
3. Jangan pernah sekalipun menuduh orang lain jika memang tidak tahu cerita sebenarnya. Sebaiknya klarifikasi terlebih dahulu kepada kedua belah pihak, baru menyimpulkan
4. Menjaga perasaan orang lain demi nama baik keluarganya, padahal perang batun melanda adalah sesuatu yang sanagat tidak mudah
5. Maaf mungkin sudah terucap tapi apakah luka batin akan bisa pulih ? Jaga ucapan, itu penting !
Hanya berusaha mengambil hikmah dari kisah tersebut. Semoga kita semua tidak mengalaminya. Dan yang sedang atau sudah pernah mengalami sabar dan ikhlaslah kuncinya.
Kisah diatas diambil dari kisah nyata, nama tokoh, tempat dan waktu kejadian disamarkan untuk menjaga privasi.
Kisah ini kemungkinan ada lanjutannya, tunggu ya... 😁
Ada yang mau memberi masukan ataupun komen bolehlah dikolom komentar. Terimakasih.
Pojok kamar baru, 921


sumber gambar :
ilustrasi
sumber tulisan : murni opini pribadi
0
572
8


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan