Kejahatan berasal dari klasifikasi umum yang berbeda. Mereka dapat berupa kejahatan terhadap harta benda, kejahatan kerah putih, kejahatan asuransi, kejahatan melawan undang-undang negara, kejahatan terhadap alam, dan kejahatan terhadap orang.

Beberapa teori biologis terawal tentang agresi, kekerasan, dan perilaku kriminal memfokuskan pada konstitusi tubuh, keturunan, dan kecerdasan. Pada abad ke delapan belas, para peneliti menerapkan teknik fisiognomi atau kajian tentang ciri-ciri wajah dan frenologi atau kajian tentang tonjolan-tonjolan di kepala dalam mencari tanda-tanda perilaku kriminal.

Klarifikasi tubuh dan perawakan juga digunakan untuk memahami kriminalitas di dalam penelitian-penelitian tentang faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosial yang membedakan remaja yang nakal dan tidak nakal.

Penelitian yang menunjukkan bahwa hormon androgenik seperti testosteron dan kortisol mungkin berperan di dalam predisposisi biologis untuk perilaku antisosial.

Bukti dari penelitian binatang bahwa neurotransmiter serotonin memainkan peran kunci dalam memperantarai perilaku agresif. Tikus-tikus dengan selective knockout pada reseptor serotonin 1B menunjukkan peningkatan dalam agresi. Serupa dengan itu, menguras serotonin pada kera telah ditemukan meningkatkan perilaku agresif mereka, sementara menaikkan kadar serotonin mengurangi agresi dan meningkatkan interaksi-interaksi yang damai seperti mendanai sesamanya.

Peran yang dimainkan oleh amigdala dalam merespon ancaman dan menginisiasi perilaku agresif cukup jelas. Tetapi penting juga untuk menyebutkan mekanisme inhibitorik kortikal sistem neurobiologis.

Kasus pencurian di Bendul Merisi Permai Surabaya adalah pencuri yang beraksi seorang diri yang memiliki kemampuan menghindari satpam selama dua hari sampai pencuri tertangkap setelah kelelahan memanjat.

Petugas keamanan dan satpam mencari pencuri dengan menggunakan drone karena pencuri memanjat atap rumah dan bersembunyi di tempat yang tinggi lebih dari satu hari yang dilakukan pencarian selama dua hari dan pencuri berhasil direkam dengan menggunakan video ponsel.

Pencuri dikepung sehingga tidak bisa melarikan diri meskipun bisa bersembunyi sehingga pencuri selama dua hari menyerahkan diri kepada petugas keamanan. Pencuri turun dari atap dan menyerahkan diri kepada warga yang mengetahui.

Sumber