- Beranda
- Komunitas
- Regional
- TULIS AJA KASKUS
Pendidikan Tujuan Mencerdaskan Kehidupan Bangsa


TS
junirullah
Pendidikan Tujuan Mencerdaskan Kehidupan Bangsa

Pendidikan Tujuan Mencerdaskan Kehidupan Bangsa atau Dididik Hanya untuk Numpang Nampang Politik Semata?!
Ternyata orang brilian itu tersembunyi seperti mutiara yang jauh tersimpan dalam samudera dan juga intan berlian yang tersimpam dalam tanah berlumpur dan kita tidak tahu dimana keberadaan mutiara, intan, dan berlian itu berada sama halnya seseorang yang berkopetensi besar dan banyak kontribusi dan andil dan namanya tidak digaungkan di publik,
sama halnya dengan Bang Iwan Djibran salah seorang teman yang telah menjadi saudara saya ini, beliau adalah salah satu contoh dari sekian banyaknya Seniman Sastra Indonesia yang berasal dari Kota Kendari -Sulawesi Tenggara yang memiliki kompetensi diri yang unik epik dan menarik perhatian saya untuk dapat melihat pada semua lini dalam kehidupan Kota Kendari Sulawesi Tenggara,
dan melihat dari perjalanan beliau, saya sangat terharu bukan hanya untuk saya ekspresikan lagi tetapi saya kompasianer sangat mengekspresikan dalam perjalanan beliau sebagai salah seorang tokoh publik yang selama ini tidak digaungkan, dan akan saya GAUNG di Kompasianer di Kompasiana ini dan beliau sangat bersahaja dan berwibawa dalam lingkungan kehidupan sosial kemanusian dan inilah teman sejati yang sangat saya sukai dan saya menjadi fansnya aBang Iwan Djibran Kendari - Sulawesi Tenggara.
HIDUP BANG IWAN DJIBRAN
Hidup Bang Iwan Djibran,
Hidup aBang Iwan Arab,
Hidup Bang aBang Iwan Djibran
Hehe..

Mengenai topik bahasa, pendidikan, filsafah, seni, sosial dan budaya, Penulis Kompasianer dalam hal ini angkat topik sebagai rasa empati terhadap hal tersebut diatas dan menegaskan kembali bahwa;
Organisasi pendidikan di Indonesia itu bukan untuk cuma numpang nampang para pejabat yang suka berpolitik disana-sini untuk cari muka dihadapan publik dan atau membayar media berita sebagai buzzer kerjasama wanipiro doang?!,
seharusnya buzzer itu angkat topik berita yang bermanfaat dan berguna bagi literasi umat manusia di muka dunia khususnya kemanusiaan walau itu tidak ada wanipiro sama sekali, dan jangan lagi membodohkan regenerasi yang mengarah pada terciptanya regerasi munafik di masa yang akan datang.
Banyak buzzer di Indonesia khususnya media berita yang netizen pasti tidak terima kalau melahap dari melauk-pauk hasil wanipiro dari pejabat terkait dengan gaya memoles tulisan-tulisan yang mengajarkan pembodohan kepada regenerasi bangsa yang bisa membaca kedepannya seperti sebutan "objek sifulan sianu beginilah dan objek sifulen sionu begitulah"
semua polesan penulisan itu kalau semata-semata hanya untuk tujuan wanipiro dengan menaikkan pamor nama pejabat saja bahwa program pendidikan tersebut digunakan terselip ketidakadilan untuk publik figur politik saja, maka jangan harap generasi kedepan akan menjadi regenerasi yang baik dan bijak, dan hal ini sama dengan pepatah "apa yang ditanam itu yang dituai"" menanam baik tentu hasilnya baik dan sebaliknya.
Pendidikan bukan untuk apresiasi tetapi pendidikan juga ekspresi, padahal sudah jelas seharusnya pendidikan itu untuk mendidik watak regenerasi bangsa yang melahirkan asas sosial kemanusiaan dan penuangan program itu harus benar-benar dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa untuk menjawab dan mampu berdaya guna pada masa zaman sekarang ini tidak lokal dan Nasional, tapi secara globalisasi pendidikan berkarakter ini perlu di upayakan untuk penunjang kemajuan regenerasi anak-anak bangsa.
hal masalah dilema seperti tersebut diatas ini sudah basi dan enggak zamannya lagi seperti "menjilat sepatu kilapan jejak-jejak yang hitam kelam", akan tetapi dunia pendidikan itu dapat dijadikan sebagai pokok dasar dan asas utama kemanusiaan demi mencerdaskan kehidupan bangsa yang memiliki keterkaitan aspek seluruh kultur budaya keberagaman nilai berbudaya, berbangsa, satu bahasa, bertanah air, dan bernegara Indonesia.
Tujuan utama pendidikan adalah mencetak regenerasi bangsa yang memang metodenya itu dapat membuahkan hasil yang baik, diantaranya sesuai dengan problem bassic learning atau tempahan regenerasi bangsa itu menjurus pada pemecahan masalah seperti belajar berdasarkan masalah, apa yang seharusnya dihadapi untuk masa depan dan itulah yang harus diterapkan dalam pendidikan dan bukan teori-teori doang, artinya 27% mengupas teori dan selebihnya 73% mengupas masalah praktek sesuai dengan masing-masing bidang dan jurusan baik tingkat pendidikan dini sampai pada tingkat pendidikan atas dan tertinggi.
Kemudian hubungan pendidikan dalam filsafat. Mengenai filsafah atau filsafat juga dapat menjadi acuan bagi setiap pemanut-pemanut teori filsafat itu sendiri, contoh seperti saya kompasianer pemanut filsafah Islam jadi apa maksud dan tujuan dalam filsafah tersebut pasti pemanutnya sudah mengetahui arah dan tujuan masing-masing pemanut filsafah tersebut. Kompasianer sendiri dalam hal ini merekomendasikan ambilah filsafah Islam karena filsafah Islam menuntun kita pada kebaikan-kebaikan, jangan melihat pada keburukan tapi lihatlah pada tuntunan Kitab Al-Qur'an yang dibawakan oleh junjungan Rasulullah Nabi Muhammad,SAW yang mampu menjadikan cahaya penerangan bagi seluruh umat manusia dimuka bumi.
Islam tidak mengajarkan keburukan tetapi Islam mengajarkan kebaikan-kebaikan dalam kehidupan umat manusia sehari-hari, jika ada manusia membawa agama untuk tujuan dan niat yang tidak baik, maka hukum qisasnya itu akan mampu menangguhkan kelakuan atau perbuatan sesuai dengan apa yang telah diperbuat, kebiasaan qisas itu akan langsung datang dengan cepat dari kehendakNya Allah,SWT,
jadi dalam filsafat Islam itu sabar adalah ilmu tertinggi dari semua bidang keilmuan keduniawian, dan usaha adalah mencari nafkah yang diwajibkan kepada umatnya untuk dapat terus melaksanakan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa yakni Allah,SWT, serta Do'a, Do'a, Berdo'a adalah untuk mendapat keridhaanNya Tuhan dalam upaya memperoleh keberkatan yang di Rahmatinlil'alaamiin sebagai spiritual bagi umat Islam dalam menjalankan sesuai dengan ajaran Islam Rasulullah Nabi Muhammad,SAW;
A. Rukun Islam ada 5 (lima) Perkara; 1. Mengucap dua kalimat syahadad (Asyhaduanllailahaillallah WaasyhaduanaMuhammadanRasulullah), 2. Melaksanakan Shalat, 3. Membayar Zakat, 4. Berpuasa (Bulan Ramadhan), 5. Naik Haji (bagi yang mampu).
B. Rukun Islam ada 6 (enam) Perkara; 1.Percaya kepada Allah,SWT, 2.Percaya kepada Malaikat (Malaikat Allah,SWT), 3. Percaya kepada Kitab (AlQur'an Firman Allah,SWT), 4. Percaya Rasul (Rasul Allah,SWT utusanNya Muhammad,SAW). 5. Percaya Kiamat (Hari Akhir Umat Manusia), 6.Percaya Kepada Qada dan Qadar (Baik dan Buruk kehendak Allah,SWT)
Maka itulah pokok dasar utama dalam aqidah filsafah Islam yang harus dijunjung tinggi oleh pemanut-pemanut filsafat umat Islam di muka bumi.
Jadi semua keterkaitan antara pendidikan, filsafat, seni, sosial dan budaya itu diawali dari diri manusia yakni lingkup paling dasar itu adalah keluarga seperti;
bagaimana keluarga dirumah memberikan pendidikan bagi anak-anak regenerasi bangsa?!,
kemudian filsafah apa yang ditanam dalam setiap diri anak-anak regenerasi bangsa?!,
terus berlanjut seni yaitu seni apa yang diterapkan dalam keluarga sebelum lahir atau sesudah lahir anak-anak regenerasi bangsa?!,
jika masuk ke ranah sosial, maka keluarga telah mengajarkan apa saja yang diajarkan kepada anak-anak mereka untuk menjadi regenerasi bangsa selanjutnya?!,
dan yang terakhir adalah kebudayaan, maka dalam keluarga sendiri atau setiap seluruh keluarg memiliki kebiasaan atau budayanya masing-masing, jadi budaya kebiasaan apa saja yang telah diterapkan dalam keluarga untuk anak-anak penerus regenerasi bangsa selanjutnya?!
Semua rangkuman diatas sangat berdampak dan berpengaruh pada semua aspek kehidupan humaniora, bahasa, edukasi, filsafat, seni, sosbud, jadi setiap regenerasi bangsa itu adalah cerminan bagi seluruh keluarga Indonesia, karena setiap keluarga bercocok tanam itulah hasil dari tanaman yang dituai,
makanya dalam hal ini kita sudah tahu asal muasal masalah sebab akibat dari rerumputan akar yang mengakar hingga akar rerumputan itu mengakar dan tumbuh subur di Indonesia. Maka dari itu kalau membahas tentang topik headline Humaniora yang memiliki subjek pendidikan, filsafat, seni, sosial dan budaya ini sangat banyak dan berjibun tak ada habis-habisnya penulis menuliskan topik kategori tentang kategori tersebut ini. Continue..
Demikian Ulasan Artikel Joernal fakta integritas yang memiliki keterkaitan dan hubungan mengenai topik bahasa, pendidikan, filsafah, seni, sosial dan budaya ini disampaikan pada akhir titik kehidupan setiap paradigma.
KEBAIKAN-KEBAIKAN
Kebaikan datanglah kebaikan pelan,
kebaikan datanglah kebaikan sedang,
kebaikan datanglah kebaikan cepat,
itu kebaikan sudah datang kebaikan.
12-9-2021. Penulis. Junirullah
Diubah oleh junirullah 18-09-2021 10:13
0
90
0
Thread Digembok
Thread Digembok
Komunitas Pilihan