- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Lapor Covid-19: Kasus Kematian Akibat Covid-19 Indonesia Masih Tinggi


TS
chatcare
Lapor Covid-19: Kasus Kematian Akibat Covid-19 Indonesia Masih Tinggi
Quote:

Ilustrasi pemakaman jenazah dengan protokol Covid-19.
Jakarta, Beritasatu.com - Co-Lead Koalisi Warga untuk Lapor Covid-19, Ahmad Arif mengatakan, secara umum kasus Covid-19 di Indonesia menurun tajam dibandingkan dengan negara lainnya di Asia Tenggara. Namun, penurunan kasus Covid-19 Indonesia menimbulkan tanda tanya, karena penurunan kasus aktif tidak diikuti dengan penurunan kasus kematian. Bahkan, kasus kematian Indonesia berada posisi kedua tertinggi secara global.
“Kasus Covid-19 Indonesia bisa turun sedemikian cepat. Hal ini menjadi sedikit tanda tanya karena menarik kasus Covid-19 di Indonesia ini turun jauh lebih cepat dibandingkan kematian, dan kematian masih sangat tinggi,” kata Arif pada konferensi pers virtual tentang “ Zona Merah Covid-19 Bergeser, Inklusivitas Vaksinasi Harus Dipercepat,", Rabu (8/9/2021).
Arif menyebutkan, angka kematian yang dilaporkan pemerintah ini, belum termasuk angka kematian pasien Covid-19 isolasi mandiri (isoman). Bahkan, kata Arif, pemerintah tidak memiliki data kematian pasien isoman.
Menurutnya, berdasarkan data Lapor Covid-19 yang melakukan pendataan dari laporan warga, sejauh ini sudah ada 3.013 pasien isoman meninggal.
Selanjutnya, Arif juga mengatakan, data kematian pasien Covid-19 masih tinggi berdasarkan keterangan Kementerian Kesehatan (Kemkes) karena adanya laporan yang tidak realtime. Namun, menurut Lapor Covid-19, secara umum data kematian Indonesia sebenarnya bermasalah.
“Secara umum sebenarnya ada anomali data ini, kok bisa angka kasusnya kecil sekali dan angka kematian tinggi sekali. Ini indikator persoalan data juga, tetapi ada juga persoalan penanganan karena tes kita lihat dibandingkan data se- ASEAN saja angka rasio testing kita masih paling kecil sebenarnya dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan lainnya,” paparnya.
Arif menjelaskan, data kematian yang bermasalah ini mempengaruhi dua hal yakni, kebijakan dan persepsi risiko publik. Apalagi hingga saat ini, Indonesia belum menggunakan definisi kematian akibat Covid-19 rekomendasi WHO.
Dikatakan Arif, definisi kematian Covid-19 menurut WHO adalah semua orang meninggal karena Covid-19 termasuk yang belum sempat di tes, tetapi memiliki gejala klinis Covid-19 seharusnya juga didata sebagai kematian akibat Covid-19.
“Indonesia sampai sekarang belum memakai itu, mungkin baru 11 Agustus 2021 memasukkan yang hasil rapid antigen positif. Sebelumnya bahkan hasil antigen reaktif bahkan tidak padahal konsekuensi bisa luar bisa,” ucapnya.
Ia menyebutkan, anak-anak yang orang tuanya meninggal akibat Covid-19, namun karena belum di-testing, sehingga tidak tercatat. Dengan begitu, ketika ketika ada kebijakan pemberian bantuan kepada anak yang kehilangan orang tua akibat Covid-19, maka anak tersebut kehilangan kesempatan.
Sumber :
https://www.beritasatu.com/amp/keseh...a-masih-tinggi


Diubah oleh chatcare 09-09-2021 19:18






SuperABLU dan 4 lainnya memberi reputasi
5
1.8K
Kutip
13
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan