- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Cerita Pendek: Tiga Hujan


TS
telah.ditipu
Cerita Pendek: Tiga Hujan
Quote:

Kisah tentang hujan biasa, hujan petir dan hujan rintik sehabis pulang kerja
Sumber Ilustrasi: https://www.publicdomainpictures.net...2056124F2g.jpg
Di dunia hujan, ada bermacam - macam jenis hujan. Ada hujan biasa, hujan petir dan hujan rintik - rintik. Saat senggang tidak menyirami bumi, mereka kumpul - kumpul di dunia hujan.
"Kemarin membosankan."
"Kenapa, Tir?"
"Aku lewat di suatu gurun. Aku disuruh menyiram gurun itu dari siang sampai malam. Tapi tidak ada orang disana. Padahal aku ingin menakut - nakuti mereka dengan petirku."
"Bhahahaa! Kasihan.."
Hujan petir melirik dengan kesal.
"Kamu sendiri bagaimana? Bukannya kamu kemarin ke kota seperti biasanya?"
"Tentu saja. Kemarin itu asyik. Saat aku lewat di atas kota itu, ada dua orang duduk di halte bis. Yang satu laki - laki dan satunya perempuan. Saat aku lewat di atas mereka, mereka tambah dekat dan berpelukan! Mesraaa sekali.."
"Bah! Cuma begitu saja, apa asyiknya?"
Hujan rintik melirik.
"Masih bagus ada yang menghiraukan kedatanganku. Ketimbang kau lewat di gurun yang tak ada apa - apanya!"
Keduanya diam sebentar. Lalu datanglah hujan satunya. Ia tampak loyo, seperti habis lembur sampai pagi.
"Kenapa dia? Mukanya ditekuk begitu."
"Entah. Mungkin dia juga baru pulang dari gurun yang sepi itu. Begitu kan, Sa?"
Si hujan biasa duduk lalu bercerita.
"Aku baru pulang dari desa yang kekeringan."
"Lho bukannya itu bagus? Kau kan bisa membantu mereka dengan airmu."
"Bagus sih. Saat aku datang, awalnya mereka senang karena tanah jadi basah lagi. Eh pas enak - enaknya aku mengguyur sawah mereka, ada si awan menutupi jalanku. Jadi airku tidak bisa turun ke bumi. Aku suruh awan itu "Minggir!", tapi dia masih ada dibawahku. Aku turunkan banyak hujan, tapi dia masih ada disana. Jadi aku pindah ke desa sebelahnya. Desa itu lebih tinggi dari desa sebelumnya. Desa itu ada di atas bukit. Kupikir kalau aku menurunkan hujan di atasnya, air bisa turun dan menggenangi desa yang tadi. Tapi si awan mendung itu datang lagi. Lalu aku pindah ke atasnya, dia ikut lagi. Aku naik ke atas lagi, dia ikut lagi. Lama - lama aku jadi kesal, lalu aku pulang."
"Jadi kau kesal karena dihalangi awan tadi?"
Si hujan biasa berdiri, "Bukan. Tapi karena aku hujan kesana - kemari, jumlah air yang turun ke desa itu jadi tak terbendung lagi. Sampai akhirnya banjir menenggelamkan desa itu. Dan sekarang aku tak punya desa yang mau kusiram lagi."
"Kau mau kemana?"
"Aku mau ke gurun. Aku mau menyiram tempat itu."
"Itu bagianku!" Lalu si hujan petir menyusul si hujan biasa, yang sudah tidak loyo lagi.
Tamat


bukhorigan memberi reputasi
1
357
Kutip
1
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan