

TS
uca000
Kejamnya Romusha
Setelah kekalahan Belanda terhadap Jepang pada 1942 pada saat itulah Jepang mengambil alih tanah jarahan yang sebelumnya dimiliki Belanda.
Untuk alasan kebutuhan mobilitasnya maka Jepang menerapkan sistem Romusha kepada rakyat Indonesia .
Lantas mengapa Romusha begitu banyak memakan korban jiwa?
Romusha dalam kata bahasa jepang diartikan sebagai buruh ,arti kata tersebut terdapat perbedaan makna, dalam bahasa Inggris yaitu pekerja paksa, selama Jepang menjajah Indonesia selama Perang Dunia II.
Berdasarkan asumsi dari Perpustakaan Kongres AS memperkirakan jumlah pekerja paksa di Jawa berjumlah 4-10 juta romusha yang dipaksa bekerja oleh Jepang sehingga banyak yang mati, tidak mendapatkan upah dan banyak lagi akibat dari sistem Romusha tersebut.
Para kerja paksa juga dapat dimobilisasi berdasarkan jumlah kebutuhan tenaga terkadang mereka mengirimkan para Romusha ke daerah Asia Tenggara yang dikuasai oleh jepang.Jumlah pekerja paksa tersebut sekitar 10% adalah perempuan. Masa kerja mereka minimal satu hari hingga waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek-proyek tertentu.
Meskipun fakta bahwa romusha dibayar merupakan suatu perbaikan terhadap sistem kerja paksa sebelumnya yaitu " Rodi " tetapi upah yang mereka terima gagal dalam mengimbangi inflasi saat itu. Di luar sistem Romusha sendiri terdapat sistem lain yaitu KINROHOSHI atau pekerja sukarelawan,KINROHOSHI sendiri direkrut untuk jangka waktu yang lebih pendek ketimbang ROMUSHA berdasarkan asumsi yang diLaporan PBB kemudian menyatakan bahwa empat juta orang meninggal di Indonesia akibat pendudukan Jepang. Selain itu, sekitar 2,4 juta orang meninggal di Jawa karena kelaparan selama tahun 1944–45. Dari tahun 1944, PETA juga menggunakan ribuan romusha untuk pembangunan fasilitas militer, dan dalam proyek ekonomi untuk membantu membuat Jawa lebih mandiri di menghadapi blokade Sekutu. Militer Jepang menggunakan sangat ekstensif kerja paksa tersebut selama pembangunan Kereta Api Burma-Thailand selama tahun 1942–43, dan Jalur Kereta Api Sumatera pada tahun 1943–45. Tingkat kematian di antara romusha akibat dari kekejaman, kelaparan.
Untuk mengetahui artikel lainya
Jangan lupa Follow dan Share agar tidak ketinggalan
Untuk alasan kebutuhan mobilitasnya maka Jepang menerapkan sistem Romusha kepada rakyat Indonesia .
Lantas mengapa Romusha begitu banyak memakan korban jiwa?
Romusha dalam kata bahasa jepang diartikan sebagai buruh ,arti kata tersebut terdapat perbedaan makna, dalam bahasa Inggris yaitu pekerja paksa, selama Jepang menjajah Indonesia selama Perang Dunia II.
Berdasarkan asumsi dari Perpustakaan Kongres AS memperkirakan jumlah pekerja paksa di Jawa berjumlah 4-10 juta romusha yang dipaksa bekerja oleh Jepang sehingga banyak yang mati, tidak mendapatkan upah dan banyak lagi akibat dari sistem Romusha tersebut.
Para kerja paksa juga dapat dimobilisasi berdasarkan jumlah kebutuhan tenaga terkadang mereka mengirimkan para Romusha ke daerah Asia Tenggara yang dikuasai oleh jepang.Jumlah pekerja paksa tersebut sekitar 10% adalah perempuan. Masa kerja mereka minimal satu hari hingga waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek-proyek tertentu.
Meskipun fakta bahwa romusha dibayar merupakan suatu perbaikan terhadap sistem kerja paksa sebelumnya yaitu " Rodi " tetapi upah yang mereka terima gagal dalam mengimbangi inflasi saat itu. Di luar sistem Romusha sendiri terdapat sistem lain yaitu KINROHOSHI atau pekerja sukarelawan,KINROHOSHI sendiri direkrut untuk jangka waktu yang lebih pendek ketimbang ROMUSHA berdasarkan asumsi yang diLaporan PBB kemudian menyatakan bahwa empat juta orang meninggal di Indonesia akibat pendudukan Jepang. Selain itu, sekitar 2,4 juta orang meninggal di Jawa karena kelaparan selama tahun 1944–45. Dari tahun 1944, PETA juga menggunakan ribuan romusha untuk pembangunan fasilitas militer, dan dalam proyek ekonomi untuk membantu membuat Jawa lebih mandiri di menghadapi blokade Sekutu. Militer Jepang menggunakan sangat ekstensif kerja paksa tersebut selama pembangunan Kereta Api Burma-Thailand selama tahun 1942–43, dan Jalur Kereta Api Sumatera pada tahun 1943–45. Tingkat kematian di antara romusha akibat dari kekejaman, kelaparan.
Untuk mengetahui artikel lainya
Jangan lupa Follow dan Share agar tidak ketinggalan
0
289
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan