Buku ini berisi tentang perjalanan seorang ibu presiden selama 10 tahun. Kenapa dinamakan perjalanan hati, karena seorang pemimpin tidak hanya sibuk secara tubuh saja, tapi juga pikiran dan perasaan dituntut selalu siap dalam memimpin negara.

Seorang ibu negara diharapkan jangan sampai sakit. Karena kalau sakit, urusan negara ikut kena getahnya. Jadwal acara jadi berantakan. Jadi seorang ibu negara dibiasakan cek kesehatan.

Ada beberapa dokter yang menjaga kesehatannya. Dokter mengecek lewat tes darah dan urine. Cek darah setiap tiga bulan sekali. General check-up dilakukan setiap setahun sekali. Setiap ada kecenderungan penyakit tertentu, akan dicek lagi berulang - ulang.

Seperti tensi atau tekanan darah tinggi. Tim dokter memberikan obat dan vitamin untuk diminum rutin. Makan perlu mengurangi garam. Pantang makan sate kambing dan durian. Pokoknya disiplin menjaga pola makan. Bahkan saat melakukan kunjungan ke daerah, ada tim khusus yang memeriksa makanan yang akan disantap.

Misal saat berkunjung ke daerah pesisir melihat ikan bakar dengan sambal merah. Tapi tim bilang ada kandungan merkuri di dalam ikan itu. Jadi tidak bisa mencicipinya. Tim akan mengganti dengan makanan lain yang lebih sesuai standar kesehatan negara, demi kesehatan ibu negara.

Pemimpin negara lain di dunia juga tak jauh berbeda. Ada tim dokter yang selalu mengikuti ke manapun pemimpin pergi. Makanan juga sesuai standar kesehatan. Ada tim yang mengatur kapan waktunya olahraga, kapan melakukan terapi ini, kapan melakukan exercise dengan pelatih. Semuanya dilakukan agar ibu pemimpin tampil prima saat mewakili negaranya.

Ibu negara akan dinilai dari busananya. Kalau ibu - ibu rumah tangga pakai busana daster, yang melihat hanya orang sekitarnya. Tapi kalau ibu negara, yang melihat penampilannya lebih banyak. Tidak hanya orang di Indonesia, tapi juga dari negara lain.

Dalam pertemuan antar negara seperti APEC dan G20, penampilan bisa jadi topik pembicaraan. Ibu negara dari Chile akan bertanya busana apa yang dipakai. Orang Jepang juga bisa mengomentari penampilan dari ibu negara lain. Seorang ibu negara Indonesia harus bisa menjelaskan kepada mereka dengan kalimat bahasa Inggris yang mudah dimengerti. Jadi berbusana tidak hanya untuk mendampingi bapak negara atau menyenangkan rakyat saja, tapi bagaimana penampilan itu bisa menggambarkan "Ini lho, negara Indonesia juga tidak kalah bagus dengan negara lain."