- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tidak Sekedar Fiksi, Teori Multiverse Pernah Dibahas Ilmuwan Stephen Hawking


TS
dodydrogba
Tidak Sekedar Fiksi, Teori Multiverse Pernah Dibahas Ilmuwan Stephen Hawking

Berbicara tentang Multiverse apalagi di dunia pop culture atau film/komik/game dan sejenisnya, maka kita akan teringat film atau serial tv dari Marvel atau DC atau beberapa franchise ikonik lainnya seperti Terminator, Ultraman, Kamen Rider.
Tahukah kalian kalau Teori Multiverse ini tidak sekedar fiksi atau omong kosong belaka. Teori ini secara garis besar menggambarkan semesta ini sangat luas, kalau di film - film teori ini bisa digambarkan bahwa terdapat berbagai dunia, ibarat ada dunia A, B, C dan seterusnya, saya di versi dunia A bisa saja hidup sebagai ilmuwan hebat, sedangkan kita di versi dunia B hanya sebagai karyawan biasa. Namun, bagaimana penjelasan dari ilmuwan sekelas Stephen Hawking itu sendiri. Umumnya ada 5 jenis Multiverse itu sendiri.

Spoiler for 1. Infinite universes:
Spoiler for 2. Bubble Universes:
Spoiler for 3. Daughter Universes:
Spoiler for 4. Mathematical Universes:
Spoiler for 5. Parallel Universes:

Namun, bagaimana penjelasan dari ilmuwan sekelas Stephen Hawking itu sendiri.
Tulisan terakhir dari fisikawan Stephen Hawking telah dipublikasikan. Tulisan ini memuat perspektif baru Hawking terhadap teori multiverse (alam semesta jamak), dan tentang lingkungan kosmos kita sendiri. Perspektif baru ini dapat membalikkan segala apa yang kita ketahui tentang pra-Big Bang dan pasca-Big Bang.
“Kami memprediksi bahwa alam semesta kita, pada skala paling besar, lebih sederhana dan secara global terbatas,” tutur Hawking dalam sebuah wawancara beberapa bulan sebelum meninggal. “Jadi (alam semesta) bukanlah sebuah struktur fraktal yang tidak terbatas.”
Para ilmuwan ini meminjam perspektif string theory – konsep yang menggambarkan alam semesta sebagai hologram yang kompleks – dan berargumen bahwa realitas tiga dimensi –termasuk ruang dan waktu- bisa diproyeksikan pada medium dua dimensi.
“Teori baru kami berdasar dari teknik yang kami pinjam dari string theory, dan nampaknya lebih mudah untuk diaplikasikan, ditata, dan struktur global dari alam semesta dapat berbeda dari satu wilayah dengan wilayah lainnya, tetapi dalam arti yang sama sekali berbeda dengan teori yang lama,” kata Hertog, professor di KU Leuven di Belgia.
Harapan dari fisikawan ini, dengan hadirnya model baru, manusia mengerti pentingnya memeriksa realitas kita sendiri sebagai bagian dari kosmologi global yang luas dan juga sejarahnya.
“Rentang jumlah ‘kantong-kantong alam semesta’ menjadi jauh lebih kecil dengan model ini. Teori yang baru membuat kosmologi lebih mudah untuk diprediksi, dan sebagai teori ilmiah pun lebih kuat,” ujarnya. “Kami pun berharap teori ini segera dapat diuji.”
Stephen Hawking Ungkap Cara Temukan Alam Semesta Lain

Stephen Hawking mungkin telah meninggal dunia, namun warisan penemuan ilmiahnya akan terus berlanjut, dan makalah terakhirnya memiliki potensi untuk meletakkan dasar bagi salah satu penemuan ilmiah terpenting abad ke-21.
The Sunday Times melaporkan bahwa makalah tersebut, yang berjudul "A Smooth Exit from Eternal Inflation," merinci sebuah cara di mana para ilmuwan dapat menemukan alam semesta paralel.
Makalah ini memiliki revisi terbaru yang disetujui pada 4 Maret, 10 hari sebelum kematian Hawking. “A Smooth Exit from Eternal Inflation” adalah sebuah makalah matematika yang dibuat untuk menemukan bukti teori multiverse, yang berpendapat bahwa ada banyak alam semesta lain yang ada di samping tempat kita sendiri.
Thomas Hertog, yang turut menulis makalah dengan Hawking, mengatakan bahwa tujuan mereka adalah "mengubah gagasan multiverse menjadi kerangka ilmiah yang dapat diuji," Business Insider melaporkan. Hertog mengatakan bahwa dia menyerahkan versi terbaru makalah ini setelah membahasnya dengan Hawking, untuk memastikan dia menyetujui semuanya.
Makalah ini memberikan perhitungan matematis yang diperlukan penyelidik luar angkasa untuk mengumpulkan bukti mengenai keberadaan alam semesta paralel.
Penelitian Hawking dan Hertog berpendapat bahwa bukti multiverse harus dapat diukur melalui radiasi latar yang berasal dari awal alam semesta. Makalah ini juga berspekulasi bahwa radiasi ini harus terdeteksi dengan menggunakan penyelidik luar angkasa yang dilengkapi sensor yang tepat.
The Times juga mencatat bahwa jika hipotesa makalah itu dan penelitian menemukan bukti alam semesta paralel, para ilmuwan di balik penemuan tersebut kemungkinan akan memenangkan Hadiah Nobel. Namun, hadiah itu tidak bisa diberikan secara anumerta, jadi Hawking tidak akan memenuhi syarat.
Kemungkinan akan memakan waktu bertahun-tahun sebelum penemuan semacam itu dapat dilakukan. Sayangnya, inilah alasan Hawking tidak pernah dianugerahi Hadiah Nobel.
Sebagai fisikawan teoritis, banyak teori Hawking secara ilmiah dan matematis terdengar sulit atau tidak mungkin untuk dibuktikan dengan teknologi saat ini. Sementara panitia Hadiah Nobel hanya memberikan penghargaan setelah teori terbukti.
Meski demikian, peran Stephen Hawking sebagai duta ilmu pengetahuan dan penulis buku laris memastikan bahwa warisannya akan terus berlanjut. Buku Hawking tahun 1988, A Brief History of Time, memperkenalkan jutaan pembaca ke kosmologi.
Sumber 1
Sumber 2
Sumber 3
Sekian yang bisa kita bahas kali ini, bagi yang punya pendapat sendiri bisa tuliskan di kolom komentar. Teori ini sebelumnya juga pernah dibahas oleh Prof. Michio Kaku terkait serial tv Marvel, Loki.
0
1.3K
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan