Seorang owner sdh tdk "suka" dengan anak buahnya krn performance yang tidak sesuai ekspektasi.
Biasanya cara yang dipakainya, mencecar kerjaan anak buahnya (ya, normal, kerjaan sebagus apapun, tetap saja ada salah jika terus dicari kesalahannya).
Biasanya juga dia berhasil membuat anak buahnya akhirnya resign / malu / tersindir/ dsb.

Namun kali ini kejadiannya berbeda. Anak buah yang mulai "tidak disukai" adalah Senior Plant Manager.

Alasannya simple, tidak bisa menurunkan production cost sesuai yang diharapkan.
Si Owner menguasai data dengan baik, hands-on dan semua dia tahu tentang businessnya meskipun pabriknya ada 2.

Tapi si anak buahnya ini juga luar biasa menguasai data, tahu pabrik dari ujung ke ujung, semua hal dia tahu.
Intinya juga Hands-on , data di luar kepala, kerja sungguh-sungguh.

Mulailah tiap meeting produksi, dihajar oleh ownernya, tapi dia bisa berikan justifikasi dengan angka yang "verified". Terus begitu, isinya cari kesalahan, tapi semua bisa dipertanggungjawabkan.

Kondisi ini berlarut2 sampai puncaknya dengan seluruh kesalahan yang dicari-cari, si Anak buah ini (yang memang very smart) menghadap ownernya secara private dan memberikan satu reform manufacturing utk mencapai kondisi "ideal" yang diharapkan ownernya.

Reform ini membeberkan sekian macam kesalahan investasi yang dulu dilakukan owner, dengan justifikasi data sebab akibat serta cara memperbaikinya.

Dan yang mengagetkan, dilampirkan surat resignation dari anak buahnya (which is yang ownernya harapkan).

Tapi apa yang terjadi? Believe it or not. Dari debat yang productive. Meski diawali cari kesalahan, namun krn anak buahnya ini sangat hands-on, menguasai pekerjaan dengan baik.

Diakhiri dengan satu reform besar yang membuka mata owner tersebut.
Resignation letter tidak diterima. Bahkan owner tersebut create satu posisi Manufacturing Director yang belum pernah ada.

Dan disitulah dimulailah "partnership" dengan anak buahnya utk mengembangkan pabrik dan ada sistem bagi hasil.

Satu hal yang saya pelajari dari case ini yaitu bekerja sepenuh hati, kesungguhan, menguasai apa yang dikerjakan, serta punya hati yang benar dalam kemauan mempertanggungjawabkan pekerjaan akan membawa hasil yang baik.